Mandi Hutan di Tai Mo San Hong Kong
Suasana di salah satu spot areal Tai Mo Shan Country Park, Hong Kong. 
23:40
15 Januari 2025

Mandi Hutan di Tai Mo San Hong Kong

Jenuh dan lelah dengan rutinitas dan kesibukan di kota?

Ada baiknya cari waktu untuk rehat sejenak dan melakukan aktivitas berbeda dari biasanya.

Di Hong Kong, banyak hal bisa dilakukan oleh warganya. Mulai dari olah raga hingga liburan di musim dingin yang sejuk di bulan Januari.

Satu di antara aktivitas menarik adalah mandi hutan atau forest bathing di Tai Mo Shan Country Park, daratan tertinggi di Hong Kong dengan ketinggian 957 meter.

Jangan membayangkan mandi secara harfiah. Mandi hutan yang dimaksud, yakni menyelami suasana di hutan.

Bukan hanya jalan-jalan di antara pehohonan, tetapi juga mengerahkan panca indra, merasakan semua hal yang bisa Anda lihat, cium, dengar, dan sentuh.

Yiu Sun Chan memandu kami--kelompok terdiri sembilan orang-- mandi hutan di Tai Mo Shan. Suasana masih pagi dan sejuk.

Ia meminta kami untuk menjadi peka terhadap lingkungan sekitar hutan. Tak ada lagi yang bicara, suasana hening. Hanya Yiu yang memberi instruksi.

Mulanya kami melihat sekeliling. Ada pepohonan hijau, daun jatuh, burung hinggap di dahan. 

Selanjutnya kami diminta cari posisi nyaman, entah tidur telentang, duduk bersandar di pohon, atau tetap berdiri.

Dengan mata terpejam, kami merasakan arah datangnya hembusan angin, mendengar kicau burung, dengung serangga, gemerisik daun, tak terkecuali deru pesawat yang melintas di udara.

Entah berapa lama kami memejamkan mata dan berusaha merasakan apa-apa yang dia instruksikan. Bahkan saya sempat tertidur sejenak.

Setelah membuka mata dan kembali berkumpul dalam formasi lingkaran, Yiu meminta kami menyampaikan kesan.

Dan masing-masing kami memiliki kesan berbeda.

Ada yang merasa damai dan tenang, ada pula yang merasakan emosi luar biasa. Pun ada yang terganggu dengan suara pesawat terbang.

Yui seperti menyadarkan kami bahwa selalu ada keindahan dalam ketidaksempurnaan. Namun, semua bergantung bagaimana kita merespons sesuatu.

Selanjutnya kita berpindah tempat, menyusuri jalan setapak di antara pepohonan hingga tiba di satu titik.

Dari titik tersebut kita bisa melihat panorama menakjubkan, yakni dua kota sekaligus, Hong Kong dan Shenzhen.

Meski dipisah laut, kedua kota tersebut tetap terhubung dengan jembatan dengan tiga jalur ganda sepanjang 5,5 kilometer.

Yiu mengajak kami memungut apa saja yang ditemukan, dan tentu saja yang kami anggap menarik. Misalnya ranting, daun, bunga, rumput atau apa saja.

Masing-masing diminta memungut tiga benda. Orang dalam kelompok berpencar dan mulai mencari di sekeliling area.

Setelah memungut tiga benda itu, kami berkumpul dan membentuk formasi lingkaran.

Yiu meminta kami memilih satu dari tiga benda yang dipungut dan kemudian menggenggamnya.

 Selanjutnya, menyerahkan benda itu ke orang sebelahnya, hingga semua bisa mengetahui benda yang kita pungut.

Di sini Yiu mengajak kami berimajinasi mengenai benda tersebut dan memaknainya.

Di akhir sesi, kami berkumpul duduk melingkar dan Yiu sudah menyediakan cangkir kecil untuk kami minum teh.

Yang menarik di sekitar cangkir dan teko berisi teh ada daun-daun yang disusun acak.

Yui meminta kami mengambil satu daun yang kami anggap mewakili diri kami.

Saya pilih satu daun yang ujungnya rusak, warnanya yang hijau mulai pudar dan ada sedikit noda hitam.

Sebetulnya saya asal saja mengambil daun itu.

Namun, ketika ditanya alasannya, saya bilang daun itu sudah tidak utuh, tidak sempurna seperti hidup, tapi saya masih bisa menikmatinya. 

Yiu mengatakan mandi hutan membuat orang berhubungan dengan momen yang dialami saat itu, sehingga membuat kita berhenti mengantisipasi dan khawatir.

Di saat yang sama kita juga merenung, mengingat bahwa yang terjadi, sudah terjadi. Memang, tidak mudah, tapi dengan menerima ada sedikit kelegaan.

 

Editor: Willem Jonata

Tag:  #mandi #hutan #hong #kong

KOMENTAR