Mengapa Lampu Kabin Pesawat Diredupkan Saat Lepas Landas dan Mendarat?
Biasanya, ini terjadi saat pesawat akan lepas landas atau mendarat.
Ilustrasi pesawat yang baru saja mendarat. (Roland Mey /Pixabay)Banyak orang mengira bahwa lampu diredupkan untuk membantu penumpang tidur lebih nyenyak,
terutama di penerbangan malam.
Namun, sebenarnya ada alasan lain yang jauh lebih penting di balik prosedur ini.
Mengapa Lampu Kabin Diredupkan Saat Lepas Landas dan Mendarat?
Lampu kabin yang diredupkan saat lepas landas dan mendarat adalah bagian dari protokol keselamatan penerbangan, bukan untuk kenyamanan semata.
Menurut Dan Bubb, PhD, seorang mantan pilot dan ahli penerbangan komersial dari Universitas Nevada, Las Vegas, prosedur ini dirancang untuk mempersiapkan penumpang dan kru menghadapi kemungkinan terburuk.
“Pada saat fajar, senja, atau malam hari, lampu kabin diredupkan agar mata penumpang dan kru sudah terbiasa dengan kegelapan jika terjadi keadaan darurat yang mengharuskan evakuasi,” jelas Bubb.
Penyesuaian mata terhadap kegelapan ini sangat penting karena kondisi darurat seringkali memerlukan tindakan cepat dalam situasi dengan pencahayaan minim.
Fakta penting: Mata manusia membutuhkan waktu sekitar 5 hingga 10 menit untuk menyesuaikan diri dari cahaya terang ke gelap.
Dengan lampu yang diredupkan, penumpang dapat lebih mudah melihat jalur evakuasi yang diterangi, seperti lampu di sepanjang lantai kabin dan pintu darurat.
Mengapa Lepas Landas dan Mendarat Merupakan Fase Paling Berisiko?
Dilansir dari RD, statistik menunjukkan bahwa lepas landas dan mendarat adalah dua fase paling kritis dalam penerbangan.
Berdasarkan data tahunan dari Boeing, 21 persen kecelakaan fatal terjadi saat lepas landas dan pendakian awal, sedangkan 46% terjadi selama pendaratan dan penurunan akhir.
Menurut Bubb, hal ini disebabkan oleh banyaknya hal yang harus dipantau oleh pilot selama kedua fase tersebut.
“Pilot harus memantau sistem pesawat, memperhatikan lalu lintas udara di sekitar bandara, mendengarkan instruksi dari pengatur lalu lintas udara, dan siap untuk membatalkan lepas landas atau pendaratan jika diperlukan,” jelasnya.
Selain itu, saat lepas landas dan mendarat, pesawat berada dalam kondisi yang disebut “konfigurasi kotor,” yaitu ketika flap sayap dan roda pendaratan diturunkan.
Dalam kondisi ini, kecepatan pesawat lebih rendah, sehingga jika pilot tidak waspada, risiko kehilangan daya angkat (stall) meningkat.
Stall dapat menyebabkan kecelakaan fatal.
Namun, penting untuk diingat bahwa insiden fatal dalam penerbangan sangat jarang terjadi.
Menurut Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA), risiko fatalitas dalam penerbangan begitu rendah sehingga seseorang harus terbang setiap hari selama 25.214 tahun untuk mengalami kecelakaan fatal.
Apakah Ada Alasan Lain Lampu Kabin Diredupkan?
Selain alasan keselamatan, lampu kabin juga sering diredupkan selama penerbangan malam atau saat pesawat berpindah dari zona waktu terang ke gelap.
Setelah pesawat lepas landas dan penumpang mulai merasa nyaman—dengan selimut, makanan, atau hiburan dalam penerbangan—lampu biasanya kembali diredupkan.
Meredupkan lampu ini juga membantu menghemat energi dan menciptakan suasana yang mendukung bagi penumpang yang ingin beristirahat selama penerbangan.
Di sisi lain, keputusan tentang pencahayaan luar pesawat juga berhubungan dengan keselamatan.
Selama lepas landas dan mendarat, lampu luar dinyalakan agar pesawat terlihat oleh lalu lintas udara lainnya.
Setelah pesawat mengudara, lampu luar biasanya dimatikan untuk mencegah keausan.
Begitu pesawat mendarat, lampu pendaratan dimatikan untuk menghindari menyilaukan pilot pesawat lain.
Ambar/Tribunnews
Tag: #mengapa #lampu #kabin #pesawat #diredupkan #saat #lepas #landas #mendarat