Liburan ke Berau: Gerbang Menuju Pantai Sebening Kaca, Snorkeling dengan Ubur-ubur Tanpa Sengat
Pulau Kakaban, Berau, Kalimantan Timur(DOK.KOMPAS.com/AYUNDA )
07:07
18 Desember 2025

Liburan ke Berau: Gerbang Menuju Pantai Sebening Kaca, Snorkeling dengan Ubur-ubur Tanpa Sengat

Tinggal dan beraktivitas di Jakarta, liburan ke Bali kerap menjadi rujukan utama ketika ingin berlibur ke pantai, menikmati alam, sekaligus berburu kuliner. Namun, perjalanan kali ini membawa saya ke arah yang berbeda.

Di Kalimantan Timur, tepatnya di Kabupaten Berau, ternyata tersimpan destinasi yang menawarkan pesona pantai sebening kaca hingga ekosistem bawah laut yang memukau.

Meninggalkan kebisingan Jakarta, menuju danau air asin terbesar dunia

Perjalanan saya menuju Berau dimulai dengan penerbangan menuju Bandar Udara Kalimarau, Kalimantan Timur pada Senin (15/12/2025).

Setibanya di Kalimarau, perjalanan dilanjutkan dengan mobil menuju pusat kota Tanjung Redeb menuju ke tempat penginapan, Hotel Mercure Berau. Waktu tempuhnya relatif singkat, hanya sekitar 15 menit.

Hotel Mercure Berau menjadi titik awal perjalanan saya menjelajahi eksotisme gugusan kepulauan di sisi timur Kalimantan ini.

Hotel Mercure Berau, Kalimantan TimurDOK.KOMPAS.com/Ayunda Hotel Mercure Berau, Kalimantan Timur

Sebagai satu-satunya hotel dengan jaringan internasional di Berau, hotel ini tidak sekadar menjadi tempat menginap yang aman dan nyaman, tetapi juga menjadi gerbang perjalanan wisata menyusuri gugusan pulau.

Sebelum memulai perjalanan, saya menyempatkan diri untuk mengisi perut dengan Nasi Goreng Buntut di Sanggam Bistro yang terletak di lantai 3 Hotel Mercure Berau. Pilihan makanan khas lainnya ada Nasi Goreng Kampung dan Sop Buntut Bakar Murjani.

Berau memang terkenal dengan beragam nasi goreng yang menggugah selera. Sepiring nasi goreng cukup menjadi energi memulai petualangan menjelajah pulau.

Nasi Goreng Buntut Sanggam Bistro, Hotel Mercure BerauDOK.KOMPAS.com/Ayunda Nasi Goreng Buntut Sanggam Bistro, Hotel Mercure Berau

Usai bersantap, perjalanan pun dimulai. Bila biasanya Pulau Derawan jadi pilihan, kali ini Pulau Kakaban dan Maratua yang menjadi pilihan. Selain tidak sepadat Pulau Derawan, kedua pulau ini direkomendasikan karena destinasinya tak kalah menakjubkan.

Dari Mercure Berau, perjalanan menuju Pulau Kakaban ditempuh dengan speedboat. Saya terlebih dahulu menuju Dermaga Wisata Sanggam. Dari hotel, hanya butuh waktu sekitar 15 menit saja untuk sampai ke dermaga.

Lintas sungai dan laut, perjalanan ke Pulau Kakaban membutuhkan waktu sekitar 3 jam. Tidak singkat memang, namun waktu tempuh itu terbayar oleh bentangan laut tenang dengan sebening kaca, berpadu dengan pasir putih di tepian pulau.

Terpukau dengan keindahan pantai, keunikan Kakaban lainnya ada di bagian tengah pulau. Di sana terdapat danau air asin terbesar di dunia, rumah bagi ribuan ubur-ubur endemik yang tidak memiliki sengat.

Sedikitnya empat jenis ubur-ubur dapat ditemukan di Danau Kakaban, di antaranya ubur-ubur emas (Mastigias cf. albipunctatus) dan ubur-ubur terbalik (Cassiopea sp). Ubur-ubur tersebut telah mengalami proses evolusi panjang hingga kehilangan kemampuan menyengatnya, karena hidup di lingkungan yang relatif bebas dari predator.

Untuk menuju danau di tengah pulau, saya terlebih dahulu menyusuri jalan setapak kayu yang membelah hutan tropis. Hijaunya hutan amat menenangkan mata, ditambah udaranya yang sejuk, tidak seperti daerah pesisir pada umumnya.

Jalan setapak menuju Danau KakabanDOK. KOMPAS.com/Ayunda Jalan setapak menuju Danau Kakaban

Kala laut, hutan dan danau berpadu

Pulau Kakaban menawarkan ekowisata lengkap dengan tiga ekosistem berbeda: hutan, laut, dan danau payau dalam satu pulau kecil yang terjaga kelestariannya.

Snorkeling menjadi aktivitas utama yang dilakukan di Kakaban. Namun, pulau ini menerapkan aturan pariwisata yang sangat ketat untuk menjaga kelestarian ekosistem danau dan ubur-uburnya yang rentan.

Beberapa aturan antara lain dilarang menggunakan tabir surya, lotion anti-nyamuk dan kaki katak (fin) saat snorkeling. Di sini, wisatawan juga diwajibkan berenang perlahan, tidak melompat ke danau, serta tidak mengangkat ubur-ubur ke permukaan.

Danau Kakaban, Pulau Kakaban, BerauDOK.KOMPAS.com/Ayunda Danau Kakaban, Pulau Kakaban, Berau

Jika tidak ingin snorkeling, pengunjung bisa duduk-duduk santai di tepian, mengamati pergerakan ubur-ubur di danau yang bening, atau melihat keindahan pohon mangrove di pinggir danau.

Pulau ini juga kerap dijadikan lokasi yang instagramable, baik dari sisi laut, dermaga, maupun jalur menuju danau.

Perjalanan ke Pulau Kakaban sukses memberi saya jeda dari rutinitas, menghadirkan pengalaman untuk menikmati alam yang menenangkan.

Usai menjelajah, saya memilih melanjutkan petualangan ke Pulau Maratua. Di artikel selanjutnya, saya akan bercerita tentang eksotisme Goa Gumantung di Pulau Maratua.

Sama memesonanya dengan Kakaban namun menawarkan pengalaman yang berbeda: bermain kano di danau bening berwarna hijau toska pinggir tebing.

Tag:  #liburan #berau #gerbang #menuju #pantai #sebening #kaca #snorkeling #dengan #ubur #ubur #tanpa #sengat

KOMENTAR