9 Tempat Bersejarah di Kampung Peneleh Surabaya yang Bikin serasa Balik ke Masa Lalu
Rumah kelahiran Soekarno, presiden RI pertama di Kampung Peneleh, Surabaya. (Kemenparekraf)
18:07
6 April 2025

9 Tempat Bersejarah di Kampung Peneleh Surabaya yang Bikin serasa Balik ke Masa Lalu

 

- Kampung Peneleh bukan sekadar perkampungan padat di pusat kota Surabaya. Wilayah ini merupakan salah satu kawasan tertua yang menyimpan banyak warisan sejarah, budaya, dan tokoh nasional. Jika Anda tertarik menjelajahi sejarah kota secara langsung, berikut 9 destinasi utama di Peneleh yang wajib Anda kunjungi:

1. Sumur Jobong: Sumber Air Tua dari Zaman Majapahit

Sumur Jobong merupakan peninggalan penting dari zaman kerajaan, yang dipercaya sudah ada sejak era Majapahit. Berbentuk silinder dan terbuat dari batu bata merah tua, sumur ini menunjukkan kecanggihan teknologi air masyarakat kuno. Lokasinya tersembunyi di dalam gang sempit, dan masih digunakan warga untuk kebutuhan air non-konsumsi. Keunikan arsitektur dan nilainya sebagai peninggalan arkeologi menjadikannya destinasi wajib bagi pecinta sejarah.

2. Makam Eropa Peneleh: Pemakaman Kolonial di Tengah Kota

Dibangun sekitar tahun 1814, kompleks pemakaman ini merupakan salah satu makam tertua di Surabaya yang dikhususkan bagi warga Eropa. Terdapat ribuan nisan dari berbagai periode, mulai dari gaya neoklasik, barok, hingga gotik. Banyak tokoh penting dimakamkan di sini, termasuk pejabat dan pengusaha Hindia Belanda. Luasnya mencapai lebih dari 5 hektare, dan hingga kini masih menjadi rujukan studi sejarah kolonial.

3. Langgar Dukur Kayu: Warisan Religi yang Masih Berdiri Kokoh

Langgar ini didirikan pada tahun 1893, menggunakan struktur kayu dan arsitektur khas joglo Jawa. Meski ukurannya tidak besar, langgar ini memegang peran penting dalam kehidupan religius masyarakat Peneleh sejak masa kolonial. "Dukur Kayu" berarti “di atas kayu”, merujuk pada bangunan yang sedikit terangkat dari tanah. Di langgar ini masih rutin digelar pengajian dan doa bersama, menunjukkan kesinambungan budaya lintas zaman.

4. Masjid Jami’ Peneleh: Masjid Tertua Kedua di Surabaya

Masjid ini sudah berdiri sejak abad ke-18 dan dikenal sebagai masjid tertua kedua setelah Masjid Ampel. Ciri khasnya adalah atap tumpang tiga bergaya arsitektur tradisional Jawa dan pintu-pintu kayu berukir yang masih asli. Lokasinya berada di jantung Kampung Peneleh dan masih aktif digunakan oleh warga untuk ibadah dan kegiatan sosial. Masjid ini juga menjadi simbol toleransi karena berdiri berdampingan dengan situs non-muslim seperti Makam Eropa.

5. Rumah H.O.S. Tjokroaminoto: Tempat Belajar Para Pemimpin Bangsa

Rumah ini pernah dihuni oleh Haji Oemar Said Tjokroaminoto, tokoh penting Sarekat Islam dan mentor banyak pemuda revolusioner, termasuk Soekarno. Di rumah inilah Soekarno muda indekos dan belajar mengenai politik dan kebangsaan. Bangunan bergaya kolonial ini kini telah direstorasi dan menjadi museum mini yang menyimpan dokumen, foto, serta barang-barang pribadi Tjokroaminoto. Rumah ini menjadi ikon pendidikan karakter nasionalisme.

6. Rumah Kelahiran Bung Karno: Awal dari Sejarah Besar

Rumah sederhana ini menjadi tempat kelahiran Ir. Soekarno pada 6 Juni 1901. Letaknya tidak jauh dari rumah Tjokroaminoto. Meskipun belum sepenuhnya difungsikan sebagai museum publik, tempat ini tetap menjadi titik penting dalam narasi sejarah perjuangan bangsa. Beberapa bagian rumah masih mempertahankan desain asli, seperti kusen dan pintu kayunya. Bagi banyak peziarah sejarah, rumah ini adalah titik awal perjalanan seorang proklamator.

7. Terakota: Sistem Drainase Kolonial Bawah Tanah

Di sejumlah sudut Peneleh ditemukan saluran air bawah tanah dari era kolonial, terbuat dari pipa tanah liat (terakota). Fungsinya untuk menyalurkan air limbah atau hujan dari permukiman ke Sungai Kalimas. Keberadaan sistem ini menunjukkan pemikiran teknis urbanisasi yang sudah berkembang jauh sebelum modernisasi kota. Sebagian terakota kini dijadikan objek edukasi sejarah dan masih bisa dilihat melalui program tur heritage lokal.

8. Makam Mbah Pitono: Simbol Penghormatan Leluhur

Mbah Pitono dikenal sebagai tokoh lokal yang dihormati di kawasan Peneleh. Meski tidak banyak dokumentasi tertulis tentang riwayat hidupnya, makamnya rutin dikunjungi untuk berziarah. Hal ini mencerminkan kuatnya nilai-nilai tradisi dan spiritual dalam masyarakat Surabaya lama. Suasana di sekitar makam sangat tenang, sering dijadikan tempat refleksi pribadi maupun spiritual.

9. Lodji Besar: Kafe Bergaya Tempo Doeloe

Berada tepat di seberang Makam Eropa, Lodji Besar adalah rumah peninggalan kolonial yang kini difungsikan sebagai kafe dan ruang komunitas. Bangunannya berdiri sejak 1907, mempertahankan arsitektur asli dengan lantai tegel klasik, jendela besar, dan interior penuh benda antik. Tempat ini cocok untuk bersantai setelah berkeliling, sambil menikmati kopi dan makanan khas Surabaya dalam suasana vintage.

Kampung Peneleh adalah etalase sejarah kota Surabaya yang hidup dan nyata. Dari tempat lahirnya tokoh bangsa hingga sistem air kuno, semua menyatu dalam lorong-lorong sempit yang menyimpan cerita. Jika Anda ingin memahami Surabaya bukan hanya dari gedung pencakar langit, tapi dari akarnya—maka Peneleh adalah tempat yang layak dikunjungi. Selamat bernostalgia. (*)

Editor: Dinarsa Kurniawan

Tag:  #tempat #bersejarah #kampung #peneleh #surabaya #yang #bikin #serasa #balik #masa #lalu

KOMENTAR