Arkeolog Kembali Temukan Kota Mesir Kuno Berusia 2.500 Tahun yang Hilang di Delta Nil
Ilustrasi Mesir. [Unsplash/Spencer Davis]
08:16
9 Desember 2025

Arkeolog Kembali Temukan Kota Mesir Kuno Berusia 2.500 Tahun yang Hilang di Delta Nil

Tim arkeolog mengumumkan penemuan kembali sebuah kota kuno bernama Imet, yang telah hilang dari peta selama ribuan tahun. Kota yang berusia sekitar 2.500 tahun itu ditemukan di wilayah Delta Nil bagian timur, dekat desa modern Tell Nabasha, Mesir. Temuan ini dipublikasikan melalui laporan Earth.com (4/12/2025).

Kota Imet dikenal sebagai salah satu pemukiman penting pada masa Periodisasi Akhir Mesir Kuno, sebelum kekuasaan diambil alih oleh Alexander Agung. Selama ribuan tahun, kota tersebut tertimbun oleh lahan pertanian dan pemukiman modern, sehingga tidak terlihat lagi di permukaan.

Mengutip Earth.com, penelitian ini dipimpin oleh Dr. Nicky Nielsen, seorang ahli Mesir Kuno dari University of Manchester. Ia menyatakan bahwa penemuan ini memberi gambaran baru tentang kehidupan penduduk biasa pada masa Mesir kuno—bukan hanya tentang firaun, kuil megah, atau makam bangsawan.

“Struktur kota menunjukkan bahwa masyarakat saat itu hidup dekat satu sama lain, menggunakan setiap ruang secara maksimal,” ujar Nielsen.

Penggalian di Tell Nabasha berhasil mengungkap denah rumah-rumah bertingkat tinggi yang terbuat dari bata lumpur. Bangunan ini disebut sebagai “rumah menara” dan diperkirakan memiliki lebih dari satu lantai. Peneliti menemukan bahwa lantai atas digunakan sebagai tempat tinggal, sementara lantai bawah berfungsi sebagai gudang dan ruang kerja.

Menurut Nielsen, jenis rumah seperti ini jarang ditemukan di wilayah lain Mesir pada masa kuno. Formasi rumah padat dan lorong sempit menunjukkan bahwa lahan pemukiman terbatas sehingga masyarakat membangun ke atas, bukan melebar.

Selain bangunan, para arkeolog juga menemukan halaman kerja kecil, dapur, tempat menggiling gandum, serta area untuk memelihara hewan. Temuan ini menunjukkan bahwa kehidupan rumah tangga, ritual, dan pekerjaan berlangsung dalam jarak yang sangat dekat.

Kota ini berhasil ditemukan kembali menggunakan gabungan teknologi citra satelit resolusi tinggi dan peta-peta tua. Melalui perbedaan warna tanah serta pola vegetasi, para ilmuwan dapat melihat garis samar struktur yang tersembunyi di bawah permukaan.

Setelah pola tersebut diidentifikasi, tim melakukan penggalian langsung. Parit percobaan yang dibuat di lokasi berhasil membuka fondasi bangunan, sisa lantai batu, serta area pemrosesan gandum yang sesuai dengan pola satelit.   

Karena lahan Delta Nil sering mengalami banjir dan digunakan sebagai area pertanian berabad-abad, hanya bagian tertinggi gundukan kota yang tetap bertahan.

Beberapa benda penting ditemukan di lokasi tersebut, antara lain sebuah sistrum—alat musik ritual yang biasanya digunakan dalam upacara kuil. Alat ini ditemukan di antara sisa reruntuhan lantai atas rumah yang runtuh. Para peneliti menilai bahwa sebagian masyarakat menyimpan benda ritual di rumah mereka, bukan hanya di kuil.

Selain itu ditemukan juga figur kecil berbahan keramik berwarna hijau cerah yang dikenal sebagai ushabti, patung simbolis yang dipercaya akan melayani pemiliknya di alam baka.

Sebuah lempengan bergambar dewa anak Harpocrates juga ditemukan. Simbol ini biasa dikaitkan dengan perlindungan dan penyembuhan, terutama pada praktik agama rumah tangga.

Para peneliti juga menemukan tanda-tanda bahwa beberapa rumah ditinggalkan dalam keadaan tergesa-gesa. Tumpukan wadah makanan, peralatan dapur, dan bahan mentah ditemukan dalam posisi seolah-olah pemiliknya tidak sempat kembali.

Imet juga memiliki hubungan dengan Dewi Wadjet—pelindung Mesir Hilir. Sebuah jalan prosesi kuno yang terbuat dari batu menghubungkan kuil Wadjet dengan pusat kota. Jalan ini diperkirakan digunakan untuk perayaan keagamaan ataupun ritual penting.

Namun, penelitian menunjukkan bahwa jalan prosesi ini akhirnya ditutup dan struktur baru dibangun tepat di atasnya pada masa pemerintahan Ptolemaik, setelah Mesir berada di bawah kekuasaan Yunani.

Beberapa balok batu dari bangunan kuil juga ditemukan telah dipotong dan digunakan kembali sebagai lantai atau bahan bangunan biasa—tanda perubahan fungsi dan praktik keagamaan di masa itu.

Penemuan Imet menunjukkan bahwa kota-kota Delta Nil dapat menghilang sepenuhnya akibat banjir, pertanian, dan pembangunan modern. Namun dengan bantuan satelit dan metode arkeologi baru, jejak kehidupan yang hilang selama ribuan tahun kini mulai terungkap kembali.

Penelitian lanjutan kini sedang direncanakan untuk memetakan lebih banyak struktur kota, termasuk kemungkinan area pasar, kuil tambahan, dan permukiman lain.

Menurut tim peneliti, Imet menawarkan gambaran unik bagaimana masyarakat Mesir Kuno yang bukan bangsawan menjalani kehidupan sehari-hari—dalam ruang yang padat, di rumah bertingkat, dan dengan kebiasaan yang memadukan pekerjaan, keagamaan, dan keluarga di bawah satu atap.

“Imet memberi kita cerita baru,” ujar Nielsen. “Ini bukan tentang piramida atau makam raja, tetapi tentang orang biasa yang menjadi fondasi peradaban Mesir.”

Kontributor : Gradciano Madomi Jawa

Editor: Husna Rahmayunita

Tag:  #arkeolog #kembali #temukan #kota #mesir #kuno #berusia #2500 #tahun #yang #hilang #delta

KOMENTAR