Janji ''No Ads'' Tinggal Janji, WhatsApp Kini Mulai Tampilkan Iklan
Ilustrasi WhatsApp. Cara menghubungi Halo BCA via WhatsApp. WhatsApp Halo BCA. Nomor resmi WA Halo BCA.(Mashable)
10:06
19 Juni 2025

Janji ''No Ads'' Tinggal Janji, WhatsApp Kini Mulai Tampilkan Iklan

- WhatsApp telah berubah untuk selamanya. Minggu ini, untuk pertama kalinya sejak berdiri, WhatsApp secara resmi mulai menampilkan iklan di dalam aplikasinya.

Ini menjadi awal dari perubahan besar, di mana WhatsApp bukan lagi sekadar aplikasi untuk bertukar pesan, melainkan bagian dari mesin bisnis iklan raksasa Meta (induk WhatsApp).

Perubahan ini mungkin terlihat kecil di mana iklan hanya muncul di tab “Updates”, bukan di percakapan pribadi.

Namun, bagi mereka yang mengikuti perjalanan WhatsApp sejak awal, keputusan ini bagaikan "mengkhianati" misi utama pendirinya.

Di masa awal keberadaannya, pendiri WhatsApp, Jan Koum dan Brian Acton punya komitmen untuk mengedepankan privasi, kesederhanaan, dan janji untuk tidak menjadikan pengguna sebagai produk.

Bertentangan dengan misi pendiri

Brian Acton dan Jan Koum, dua pendiri WhatsAppACN via akun Flickr milik Xavier Trias Brian Acton dan Jan Koum, dua pendiri WhatsAppSaat WhatsApp didirikan oleh duo Koum dan Acton pada 2009, dunia pesan instan sedang dipenuhi aplikasi yang ramai, penuh notifikasi, game, dan iklan.

WhatsApp menawarkan sesuatu yang berbeda, yakni kesunyian. Tidak ada iklan, tidak ada permainan, tidak ada fitur "gimmick". Hanya pesan teks, suara, dan kemudian, panggilan video.

Di dinding kantor, Koum pernah menempel catatan dari Acton: "No Ads! No Games! No Gimmicks!", sebuah mantra yang menjadi pedoman dalam setiap keputusan desain dan pengembangan.

Prinsip ini bukan basa-basi, karena WhatsApp sampai memilih mengenakan biaya langganan tahunan 99 sen. Jalan ini dipilih agar mereka bisa mandiri, tidak harus bergantung pada iklan atau menjual data pengguna.

“Ketika iklan terlibat, kamu (pengguna) adalah produknya,” tulis WhatsApp dalam blog resmi tahun 2012.

Akuisisi oleh Facebook dan awal perubahan

Pendiri Facebook Mark Zuckerberg (kiri) dan salah satu pendiri WhatsApp Jan Koum (kanan).YouTube/ Tribunnews Pendiri Facebook Mark Zuckerberg (kiri) dan salah satu pendiri WhatsApp Jan Koum (kanan).Segalanya mulai bergeser pada 2014, ketika Facebook (sekarang Meta) mengakuisisi WhatsApp seharga 19 miliar dollar AS. Koum dan Acton tetap bertahan di dalam perusahaan dan memegang prinsip "No Ads! No Games! No Gimmicks!".

Tapi perlahan, tekanan dari dalam mulai terasa. Meta, sebagai perusahaan yang hidup dari iklan, terus mendorong agar WhatsApp mulai dimonetisasi secara lebih agresif.

Pada 2016, WhatsApp menghapus biaya langganan dan menjadi aplikasi gratis sepenuhnya. Saat itu, Meta masih berjanji untuk tidak menayangkan iklan.

Tekanan untuk menambahkan fitur iklan tampaknya terus meningkat. Brian Acton pun akhirnya mundur pada 2017, disusul Jan Koum pada 2018.

Dalam sebuah wawancara dengan Forbes, Acton mengungkapkan alasan kepergiannya, "Iklan yang ditargetkan adalah hal yang membuat saya tidak bahagia".

Ia tidak rela melihat aplikasi yang dibangunnya untuk melindungi privasi pengguna berubah menjadi alat pengumpul data demi iklan.

Keluarnya kedua pendiri menjadi sinyal kuat bahwa sesuatu akan berubah. Meskipun sempat dibatalkan pada 2020, wacana iklan di WhatsApp kembali hidup pada 2023. Kini, pada pertengahan 2025, perubahan itu benar-benar terjadi.

Meta adalah perusahaan iklan. Tahun 2024 saja, perusahaan yang didirikan oleh Mark Zuckerberg ini meraup lebih dari 160 miliar dollar AS dari iklan yang ditayangkan di Facebook, Instagram, dan platform lainnya.

WhatsApp, dengan lebih dari 3 miliar pengguna aktif, adalah peluang besar yang terlalu menggiurkan untuk dilewatkan.

Dan kini, dengan hadirnya iklan di dalamnya, WhatsApp resmi bergabung dengan ekosistem itu, menandai berakhirnya misi awal pendiri untuk membuat aplikasi "No Ads! No Games! No Gimmicks!".

Iklan di status WhatsApp

WhatsApp tampilkan iklan di Status.blog WhatsApp WhatsApp tampilkan iklan di Status.Selama lebih dari satu dekade, WhatsApp berdiri sebagai aplikasi pesan pribadi yang bersih dari iklan, gimmick, dan pelacakan. Namun, hari itu telah berlalu.

WhatsApp kini mulai menampilkan iklan dalam format Status, mirip dengan Instagram Stories.

Status memungkinkan pengguna membagikan foto, video, atau pesan yang hilang setelah 24 jam. Namun sekarang, status dari bisnis yang membayar akan muncul di antara unggahan teman dan keluarga.

Meta menyebut bahwa iklan ini hanya muncul di tab “Updates”, tidak akan mengganggu percakapan pribadi, dan tidak menggunakan isi pesan untuk penargetan.

Namun, WhatsApp tetap akan menggunakan informasi seperti kota atau negara pengguna, bahasa aplikasi, channel yang diikuti, dan interaksi sebelumnya dengan iklan.

Bagi banyak pihak, sekadar kehadiran iklan saja sudah cukup untuk menyebut bahwa WhatsApp telah berubah total.

“Ini adalah bentuk pengkhianatan terhadap perlindungan privasi yang dulu membedakan WhatsApp dari layanan lain,” kata John Davisson dari EPIC (Electronic Privacy Information Center).

“Meta telah mengambil layanan yang menjanjikan tanpa iklan dan pelacakan minimal, dan mengubahnya menjadi salah satu tentakel dari kerajaan iklannya,” lanjutnya.

Di komunitas seperti Reddit, banyak pengguna mengaku kecewa. Beberapa bahkan menyerukan migrasi ke aplikasi alternatif seperti Signal. Salah satu komentar yang disukai ribuan orang menulis, “Pesan moral dari kisah ini: jangan pernah percaya pada Zuck (CEO Meta)".

Ada juga yang menilai bahwa ini hanyalah awal. “Hari ini iklan ada di Status. Besok mungkin muncul di chat, atau dalam bentuk lain yang lebih mengganggu,” tulis pengguna lainnya.

Jadikan WhatsApp sebagai sumber cari uang

Fitur baru Channel Subscriptions. Fitur ini memungkinkan pemilik channel di WhatsApp untuk menawarkan konten eksklusif kepada para pengikut mereka dengan skema berlangganan bulanan.  
Blog WhatsApp Fitur baru Channel Subscriptions. Fitur ini memungkinkan pemilik channel di WhatsApp untuk menawarkan konten eksklusif kepada para pengikut mereka dengan skema berlangganan bulanan. Bersamaan dengan peluncuran iklan di Status, Meta juga memperkenalkan fitur-fitur monetisasi lainnya, seperti langganan channel (Channel Subscriptions) dan promosi channel (Promoted Channels).

Dua fitur ini membuat pemilik saluran bisa mempromosikan salurannya dan mendapatkan uang dari pengikutnya.

Ini menunjukkan bahwa WhatsApp tidak lagi hanya menjadi alat komunikasi, tapi juga platform distribusi konten, monetisasi, dan pemasaran, sama seperti dua saudaranya yang lain (Facebook dan Instagram).

Anaik von der Weid, juru bicara WhatsApp, mengatakan bahwa perubahan ini dilakukan dengan tetap menjaga pengalaman pengguna.

“Tab Updates adalah tempat yang tepat untuk fitur-fitur baru ini,” ujarnya kepada The Verge, sebagaimana dikutip KompasTekno, Kamis (19/6/2025).

“Pengalaman mengobrol Anda tidak akan terganggu,” janji Weid.

Tag:  #janji #tinggal #janji #whatsapp #kini #mulai #tampilkan #iklan

KOMENTAR