



Asal Usul Emoji, Berawal dari Ide Sederhana yang Jadi ''Bahasa'' Global
– Siapa sangka, simbol wajah tersenyum, hati, atau ikon api yang setiap hari kita sisipkan di percakapan, ternyata punya sejarah panjang dan menarik.
Emoji, bahasa visual yang kini digunakan miliaran orang di seluruh dunia, lahir dari ide sederhana seorang desainer Jepang pada akhir 1990-an.
Tepatnya pada tahun 1999, Shigetaka Kurita, desainer dari perusahaan telekomunikasi Jepang NTT DoCoMo, menciptakan 176 gambar mungil berukuran 12x12 piksel.
Kumpulan gambar ini dikenal sebagai emoji pertama di dunia, yang dirancang khusus untuk layanan internet seluler bernama i-mode. I-mode adalah layanan inovatif Jepang pada masa itu.
Kurita terinspirasi dari berbagai elemen kehidupan sehari-hari di Jepang. Mulai dari ekspresi wajah dalam manga, simbol-simbol di papan reklame, hingga ikon universal seperti matahari, awan, atau not musik.
Semua diolah menjadi gambar sederhana yang dapat langsung disisipkan dalam pesan teks guna menyampaikan emosi atau informasi singkat.
Dulu, jumlah karakter dalam pesan sangat terbatas. Emoji ini membantu orang mengekspresikan sesuatu yang sulit dijelaskan hanya lewat kata.
Saat pertama kali dibuat, ada sebanyak 176 emoji perdana terbagi dalam beberapa kategori, antara lain:
- Ekspresi wajah: senang, sedih, marah.
- Cuaca: matahari, hujan, salju.
- Objek: telepon, mobil, komputer.
- Simbol: hati, not musik, dan ikon lainnya.
Namun jauh sebelum emoji, ada pula emotikon yaitu kombinasi karakter seperti :-) atau :-( yang dikenalkan oleh ilmuwan komputer AS, Scott E. Fahlman, pada tahun 1982. Meski bisa menyampaikan perasaan dasar, emotikon tak memiliki elemen visual semenarik emoji.
Pada awal peluncurannya, emoji hanya tersedia untuk pengguna i-mode di Jepang, dunia luar belum mengenal “bahasa gambar” ini.
Hingga satu dekade kemudian, Unicode Consortium yaitu lembaga yang menetapkan standar teks digital global mengadopsi emoji dalam sistem Unicode pada awal 2010-an, dirangkum KompasTekno dari Tech Target, Selasa (17/6/2025).
Langkah itu mengubah segalanya. Emoji yang dulunya eksklusif di Jepang kini bisa digunakan di semua perangkat, sistem operasi, dan platform media sosial dunia tanpa takut format berubah atau hilang.
Emoji hingga saat ini hadir di setiap percakapan WhatsApp, komentar Instagram, hingga postingan X (dulu Twitter).
Dari ikon sederhana asal Jepang, emoji menjelma menjadi bahasa global baru, melintasi batas budaya dan bahasa. Tidak perlu kalimat panjang, cukup satu emoji—dan pesan pun tersampaikan.
Dari Jepang ke seluruh dunia, emoji telah membuktikan bahwa gambar sederhana bisa berbicara lebih banyak daripada ribuan kata.
Tag: #asal #usul #emoji #berawal #dari #sederhana #yang #jadi #bahasa #global