



Akamai Rilis Laporan ''Defender Guide 2025'' untuk Mitigasi Ancaman Siber
erusahaan keamanan siber dan komputasi cloud, Akamai Technologies, merilis laporan terbarunya bertajuk "Defenders' Guide 2025: Fortify the Future of Your Defense".
Laporan ini berisi acuan dan rekomendasi agar organisasi, lembaga, atau pengguna di internet dapat mengidentifikasi serta mencegah terjadinya serangan siber.
Dalam laporan terbaru ini, Akami menyoroti meningkatnya ancaman serangan siber di kawasan Asia Pasifik dan Jepang (APJ).
SVP dan Managing Director Akamai Technologies APJ, Parimal Pandya, mengatakan bahwa transformasi digital yang pesat di APJ menjadikannya target utama serangan siber berbasis AI.
"Keamanan harus menjadi pendukung utama pertumbuhan bisnis, bukan penghalang,” ujar Pandya dalam keterangan resmi yang diterima KompasTekno, Sabtu (22/2/2025).
Menurut catatan Akamai, tahun lalu kawasan ini menjadi wilayah kedua yang paling sering kena serangan siber, khususnya serangan DDoS. Bahkan menurut Akamai, ancaman ini meningkat lima kali lipat dibanding tahun sebelumnya.
Salah satu pemicunya adalah faktor ekonomi dan absennya badan pengatur keamanan siber di wilayah tersebut.
Ia menambahkan, penelitian terbaru Akamai ini akan memberikan wawasan mengenai ancaman siber guna membantu organisasi membangun pertahanan yang lebih kuat.
Strategi manajemen risiko dan perlindungan data
Laporan Defenders’ Guide 2025 merinci solusi untuk memperkuat keamanan siber sebuah organisasi.
Laporan tersebut berisi model penilaian risiko baru untuk mengukur kerentanan sebuah organisasi terkena serangan siber.
Kemudian, ada pula rekomendasi yang diberikan mencakup analisis dampak pengguna, strategi segmentasi, dan mitigasi risiko internal serta eksternal.
Menurut Akamai, laporan ini juga memaparkan perubahan yang terjadi pada malware. Fokusnya pada botnet seperti NoaBot dan RedTail, serta teknik serangan canggih seperti arsitektur peer-to-peer dan malware tanpa file.
Eksploitasi VPN
Dalam laporan ini, Akamai juga mengungkap bahwa mereka menemukan adanya risiko eksploitasi terhadap perangkat VPN lama. Akamai juga memberikan panduan sebagai langkah mitigasi dalam laporan ini.
Laporan ini juga membahas analisis enam kerentanan Kubernetes dari tahun 2023–2024, termasuk risiko serangan injeksi perintah.
Akamai menekankan pentingnya pembaruan patch proaktif dan pemantauan ancaman secara kontinu guna menjaga keamanan lingkungan container.
Dengan berbagai rekomendasi berbasis riset, Defenders’ Guide 2025 diharap dapat menjadi acuan bagi organisasi di APJ dalam membangun strategi pertahanan siber yang lebih tangguh menghadapi ancaman yang terus berkembang.
Laporan tersebut bisa dilihat melalui tautan berikut ini.
Tag: #akamai #rilis #laporan #defender #guide #2025 #untuk #mitigasi #ancaman #siber