Dear Radja Nainggolan, Liga Indonesia Terlalu Sulit?
Gelandang Bhayangkara FC, Radja Nainggolan mengambil tendangan sudut dalam laga pekan ke-26 Liga 1 2023-2024 kontra tuan rumah Borneo FC di Stadion Batakan, Balikpapan, Senin (26/2/2024). [Dok. Bhayangkara FC]
18:48
27 Februari 2024

Dear Radja Nainggolan, Liga Indonesia Terlalu Sulit?

Sejak didatangkan oleh Bhayangkara FC, Radja Nainggolan belum memberikan dampak apapun. Apakah ini pertanda bahwa Liga 1 atau Liga Indonesia terlalu sulit baginya?

Pada bursa transfer kedua Liga 1 musim 2023/2024 kemarin, Bhayangkara FC secara mengejutkan mengontrak sosok Radja Nainggolan dengan status bebas transfer.

Pria keturunan Batak yang lahir dan besar di Belgia itu datang ke Bhayangkara FC sesaat setelah dirinya ditunjuk sebagai Piala Dunia U-17 2023.

Transfer ini terbilang mengejutkan. Sebab, Radja Nainggolan punya nama besar di kancah sepak bola dengan pernah menjadi bagian Inter Milan, AS Roma, dan Timnas Belgia.

Di samping itu, meski statusnya bebas transfer, Bhayangkara FC harus menggelontorkan dana besar untuk memakai jasa pemain berusia 35 tahun itu.

Tak tanggung-tanggung, klub berjuluk The Guardian itu dikabarkan harus membayar gaji Radja Nainggolan sebesar Rp5 miliar untuk kontrak setengah musim saja.

Dengan nama besar, kiprahnya, serta bayaran yang fantastis tersebut, ekspektasi besar pun mampir di pundak Radja Nainggolan untuk membawa Bhayangkara FC bisa keluar dari zona degradasi.

Tapi apa daya, dalam beberapa laga yang dilakoninya, Radja Nainggolan justru tak memberi dampak penting bagi permainan Bhayangkara FC.

Alami Penurunan Performa

Sejak diikat kontrak oleh Bhayangkara FC, Radja Nainggolan tercatat telah memainkan empat pertandingan, dengan rincian tiga laga bermain penuh dan satu laga sebagai pengganti.

Debutnya bersama Bhayangkara FC dilakoninya pada Desember 2023 lalu saat masuk di menit ke-56 menggantikan Muhammad Ragil.

Di laga debutnya itu, Radja Nainggolan membuat gebrakan dengan hampir mencetak gol lewat sontekan jarak jauh yang masih bisa diblok kiper lawan.

Debutnya itu pun menuai decak kagum. Terlebih lagi, Bhayangkara FC mampu meraih kemenangan meyakinkan dengan skor 3-0 atas Persita Tangerang.

Akan tetapi, debut apik itu tercoreng di laga-laga selanjutnya. Di tiga laga lanjutan, Bhayangkara FC tak melihat kontribusi penting dari Radja Nainggolan.

Padahal di tiga laga kontra Persebaya Surabaya, PSS Sleman, dan Borneo FC, Radja Nainggolan bermain sebagai starter dan bermain penuh selama 90 menit.

Dilansir dari Lapang Bola, Radja Nainggolan hanya mampu melepaskan 29 operan sukses saat Bhayangkara FC kalah 0-1 dari Persebaya, sehingga ia hanya mendapat rating 6,06.

Lalu saat Bhayangkara FC takluk 1-4 dari PSS Sleman, Radja Nainggolan tak bisa berkontribusi banyak dengan melepaskan 29 operan sukses dan menerima kartu kuning, sehingga mendapat rating 5,82.

Kemudian di laga kontra Borneo FC, eks pemain Cagliari ini juga tak berbuat banyak dengan melepaskan 19 operan sukses dan mendapat 1 kartu kuning, sehingga Bhayangkara FC kalah 0-4 dan mendapat rating 6,15.

Melihat catatan dan ratingnya tersebut, terlihat ada penurunan performa dari Radja Nainggolan sejak debutnya. Sebagai informasi, ia mendapat rating 6,2 dalam debutnya melawan Persita Tangerang.

Apakah penurunan performa ini karena usianya yang menua? Ataukah performa buruk ini menjadi bukti bahwa Liga Indonesia terlalu sulit bagi Radja Nainggolan yang punya karier apik di Eropa?

Kontributor: Felix Indra Jaya

Editor: Irwan Febri

Tag:  #dear #radja #nainggolan #liga #indonesia #terlalu #sulit

KOMENTAR