



Evan Dimas Pulang ke Akar, Menanam Spirit Sepak Bola di Tulungagung
- Di tengah riuh bursa transfer kompetisi kasta tertinggi, Evan Dimas memilih arah yang berbeda. Ia memilih sebuah jalan yang lebih sunyi.
Jalan itu jauh dari sorotan lampu stadion dan hiruk pikuk nyanyian suporter. Semua itu diambil bukan karena cedera atau usia yang menua.
Evan Dimas menepi tidak untuk untuk berhenti, melainkan kembali ke akar, tempat di mana ia bisa menyentuh kembali makna awal dari sepak bola.
Bukan sekadar pertandingan, menang-kalah, atau raihan tiga angka, tapi lebih kepada niat berbagi ilmu dan membentuk talenta.
Di sebuah desa bernama Mojoarum, Tulungagung, Jawa Timur, mantan pemain Persija Jakarta itu kini menjalani hari-harinya sebagai pelatih muda di SSB Sanggar Saraswati Nuswantara.
Tempat ini bukan sekolah sepak bola besar, bukan pula dari klub elite, melainkan ruang belajar yang merangkul seni, nilai, dan etika dalam setiap geraknya.
Evan Dimas membangun mimpi barunya bersama anak-anak.
“Jumlahnya sekitar 20 anak. Dulu sempat banyak, tapi karena SSB Saraswati ini baru, dan saat itu saya masih aktif bermain, belum bisa fokus. Sekarang saya berusaha benar-benar mendampingi mereka,” ujar Evan Dimas kepada jurnalis termasuk Kompas.com.
Tiga kali dalam sepekan, ia hadir di lapangan desa, bukan sebagai mantan bintang timnas Indonesia, melainkan sebagai sahabat dan mentor, mendampingi anak-anak berproses.
Ia datang membawa peralatan latihan sepak bola dan buku catatan yang disambut anak-anak dengan senyum, bukan tekanan.
Mantan pemain timnas Indonesia Evan Dimas Darmono saat ini menjalankan profesi barunya, melatih anak-anak di SSB Saraswati Nuswantara yang berlatih di lapangan desa Mojoarum Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (19/6/2025) sore.
Rumah Evan Dimas
Tulungagung bukanlah tempat yang asing bagi Evan Dimas. Meski ia lahir dan besar di Surabaya, daerah ini perlahan telah menjadi rumah baru baginya.
Apalagi daerah tersebut menyimpan banyak jejak sepak bola mulai dari Yongki Ariwibowo, Singgih Pitono, hingga Sofie Imam Faizal, asisten pelatih fisik timnas Indonesia.
“Mayoritas saya tinggal di Tulungagung, dan rencananya memang pindah ke sini. Saya ingin membangkitkan semangat sepak bola di sini. Saya juga akan diskusi dengan para legenda,” kata pemain berusia 30 tahun itu.
Sejauh ini, Evan Dimas tidak sekadar melatih, tapi berencana membangun fondasi yang lebih kuat bagi SSB Saraswati dengan struktur, metode, dan filosofi yang jelas.
Meskipun banyak yang menyayangkan keputusannya menepi di usia yang masih sangat produktif, yakni 30 tahun, ia tetap teguh pada pilihannya.
“Soal pensiun, saya belum tahu. Sampai hari ini saya masih fokus melatih. Tawaran bermain itu ada, bahkan setelah dari Persik juga ada beberapa klub yang menghubungi. Tapi saya memilih tetap di sini,” imbuhnya.
Mantan pemain timnas Indonesia Evan Dimas Darmono saat ini menjalankan profesi barunya, melatih anak-anak di SSB Saraswati Nuswantara yang berlatih di lapangan desa Mojoarum Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (19/6/2025) sore.
Semangat Sepak Bola
Setelah menjalani profesi barunya sebagai pelatih muda, Evan Dimas sadar bahwa tanggung jawabnya jauh melampaui teknik dan strategi.
Ia ingin anak-anak didiknya tumbuh sebagai pribadi yang utuh, bukan hanya sebagai atlet.
“Pesan saya buat adik-adik di SSB tetap semangat, jaga sportivitas dan kekompakan. Sepak bola itu bukan soal bersaing dengan teman, tapi soal persaudaraan. Dulu saya menganggap teman adalah saingan, sekarang saya sadar mereka adalah saudara,” tutur mantan pemain Arema FC dan Persik Kediri itu.
Baginya, sepak bola adalah ruang pendidikan karakter. Ia percaya, apa yang ditanam sejak dini akan menentukan seperti apa anak-anak ini tumbuh di masa depan.
“Saya tidak ingin melatih asal-asalan. Anak-anak ini ibarat akar, kalau salah ditanam, maka kelak akan tumbuh bengkok. Kita harus mendidik dengan hati,” sambungnya.
Kini sudah sekitar enam hingga tujuh bulan ia menjalani perannya sebagai pelatih. Bukan waktu yang panjang, tapi cukup membuatnya merasa mantap dan bahagia.
“Saya sekarang benar-benar menikmati peran ini. Dulu datang ke lapangan sebagai pemain, sekarang sebagai pelatih. Rasanya beda. Tapi sangat menyenangkan,” kata Evan Dimas.
Mantan pemain timnas Indonesia Evan Dimas Darmono saat ini menjalankan profesi barunya, melatih anak-anak di SSB Saraswati Nuswantara yang berlatih di lapangan desa Mojoarum Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (19/6/2025) sore.
Perjalanan Belajar yang Tak Pernah Usai
Meski sudah nyaman dengan peran barunya, ia tidak berhenti belajar. Saat ini ia telah mengantongi lisensi kepelatihan C dan bersiap menempuh jenjang berikutnya.
“Tentu saya ingin lanjut. Di kepelatihan ada jenjangnya. Sekarang saya sudah C, rencana ke depan ambil B. Semua saya lakukan pelan-pelan,” imbuhnya.
Dalam proses ini, Evan Dimas banyak berdiskusi dengan sosok yang sangat ia hormati, termasuk Indra Sjafri, figur yang pernah jadi mentornya di Timnas U19 Indonesia.
“Coach Indra bukan cuma pelatih buat saya, tapi seperti bapak dan mentor. Saya butuh banyak belajar dari beliau. Karena jadi pelatih bukan hanya soal teknik, tapi bagaimana membentuk manusia. Banyak hal di luar lapangan yang harus dipahami,”
Kini, Evan Dimas menanamkan ajaran, di balik senyum tulus anak-anak yang datang berlatih. Ia tidak lagi mengincar gelar pribadi atau trofi, tapi membangun mimpi kolektif dari akar rumput.
“Saya pribadi tidak terlalu orientasi ke uang. Yang penting saya dapat ilmu dan pengalaman yang tidak bisa dinilai dengan nominal. Di sanggar ini saya mendapat sesuatu yang luar biasa,” pungkasnya.
Tag: #evan #dimas #pulang #akar #menanam #spirit #sepak #bola #tulungagung