



Curhatan Elkan Baggott: Sepak Bola Bikin Stres, Media Sosial Sangat Toxic
Bek Timnas Indonesia, Elkan Baggott, mencurahkan isi hatinya terkait kerasnya dunia yang dihadapi pesepak bola. Sebab, menurut dia, sepak bola sering kali membuat para pemain mengalami stress berat.
Curahan hati itu disampaikan oleh Elkan Baggott ketika menjalani sesi wawancara bersama kanal YouTube Sherbert Lemon. Dalam sesi bincang-bincang itu, ada banyak hal yang disampaikan Baggott.
Menurut pemain berusia 22 tahun itu, penting bagi pesepak bola untuk memiliki support system. Sebab, saban hari, mereka menghadapi tekanan yang tinggi, baik ketika berlatih maupun bertanding.
“Saya pikir iya, support system sangat-sangat penting, Karena sepak bola bisa sangat-sangat stressful. Sepak bola adalah lingkungan yang penuh dengan tekanan tinggi,” ujar Baggott dikutip dari kanal YouTube Shebert Lemon.
“Kami berlatih setiap hari dan yang jelas harus tampil di hadapan banyak orang pada hari Sabtu atau Selasa. Jadi, support system yang berada di luar lapangan seperti anjing peliharaanku, keluargaku, punya peran penting,” lanjutnya.
Pemain yang kini berkarier bersama Blackpool di kasta ketiga Liga Inggris itu menegaskan, orang-orang terdekatnya ini bisa membuat fokusnya teralihkan sementara waktu dari hiruk-pikuk dunia sepak bola.
Sebab, bagi para pemain, mereka sudah sangat disibukkan dengan agenda rutin. Oleh karena itu, jika punya waktu luang, mereka memilih melupakan sepak bola untuk memulihkan kondisi mentalnya.
“Mereka sebagai support system sangat penting untuk menjagaku tetap membumi dan mengalihkan perhatianku untuk sementara waktu dari sepak bola,” ujar kolektor 22 caps bersama Timnas Indonesia itu.
“Karena, menurutku, ketika kami tidak dalam sepak bola, kami harus bisa melupakannya sebanyak yang kami bisa. Ini untuk membuat kami bisa kembali mengisi energi secara mental,” ia melanjutkan.
Elkan Baggott pun menceritakan pengalaman buruknya ketika harus berhadapan dengan media sosial. Beberapa tahun yang lalu, pemain kelahiran 23 Oktober 2002 ini sangat aktif menggunakan Twitter.
Bahkan, sesaat setelah pertandingan berakhir dan masuk ke ruang ganti, Elkan Baggott langsung membuka Twitter untuk mengetahui apa respons dari orang-orang terkait dengan penampilannya di atas lapangan.
Beruntung, dia langsung menyadari bahwa itu adalah perilaku yang kurang baik karena bisa sangat menguras psikologis ketika melihat banyaknya hujatan yang datang ketika pesepak bola tidak bermain baik.
“Saya memiliki pengalaman menarik saat menggunakan Twitter. Beberapa tahun lalu, ketika seusai saya bermain dan masuk ke ruang ganti, hal pertama yang saya buka adalah akun Twitter saya,” katanya.
“Untuk melihat seperti apa yang orang-orang pikirkan setelah saya bermain. Ini seperti perilaku yang toxic. Syukurnya, saya buru-buru sadar dan akhirnya menghapus Twitter,” tambah Elkan Baggott.
Bagaimana Peluang Elkan Baggott kembali ke Timnas Indonesia?
Elkan Baggott kabarnya sempat dipanggil Patrick Kluivert beberapa waktu lalu. Namun, ia kembali menolak karena ingin fokus bersama tim untuk kepentingan kariernya.
Tentu ada kans Elkan Baggott dipanggil Kluivert lagi pada Juni mendatang untuk lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Timnas Indonesia akan melawan China dan Jepang pada medio tersebut.
Timnas Indonesia terlebih dahulu akan menghadapi China di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta pada Juni. Kemudian lima hari setelahnya berjumpa dengan Jepang dengan status laga tandang.
Elkan Baggott harus berusaha keras jika ingin kembali ke Timnas Indonesia. Terlebih di posisi bek tengah persaingannya cukup sengit.
Untuk mendapat posisi utama di Timnas Indonesia, Elkan Baggott harus berjuang mengalahkan Mees Hilgers, Jay Idzes, Justin Hubner, dan Rizky Ridho. Tidak mudah tapi tentu ada kans kembali.
Kontributor: Muh Faiz Alfarizie
Tag: #curhatan #elkan #baggott #sepak #bola #bikin #stres #media #sosial #sangat #toxic