Kritik Pedas Media Asing Soal Liga 1 Kalah Level dengan Kamboja Premier League
Kritik Pedas Media Asing Soal Liga 1 Kalah Level dengan Kamboja Premier League [Tangkap layar Youtube]
21:00
19 April 2025

Kritik Pedas Media Asing Soal Liga 1 Kalah Level dengan Kamboja Premier League

Level kompetisi tertinggi sepak bola Indonesia, Liga 1 kalah dengan Kamboja Primer League. Kondisi ini membuat media asing kasih kritik pedas.

Merujuk pada data peringkat liga di kawasan ASEAN, Liga 1 saat ini berada di posisi keenam dengan 18.653 poin.

Peringkat pertama masih dipegang oleh Thailand (54.873), disusul Malaysia (40.039), Vietnam (35.038), Singapura (29.405), dan Kamboja (19.562).

Capaian ini menunjukkan bahwa Liga 1 masih tertinggal, bahkan dari negara yang secara historis memiliki sepak bola lebih kecil dari Indonesia.

Salah satu media asing dari Vietnam vtcnews.vn dalam ulasannya menyebut kondisi ini sangat miris jika dibandingkan dengan capaian Timnas Indonesia.

Diego Martinez dalam salah satu pertandingan Malut United di BRI Liga 1 2024/2025. (ligaindonesiabaru.com)Diego Martinez dalam salah satu pertandingan Malut United di BRI Liga 1 2024/2025. (ligaindonesiabaru.com)

"Meski Timnas Indonesia maju pesat, liga profesional Indonesia masih stagnan," sebut media Vietnam tersebut seperti dilansir Suara.com, Sabtu (19/4).

Masih dari sumber yang sama, jika merujuk pada rumus penilaian dari AFC, Kamboja Premier League diprediksi akan melaju meniggalkan Indonesia.

Melesatnya Kamboja Premier League tak lepas dari sepak terjang dari klub Svay Rieng FC yang pada musim ini mencapai final AFC Challenge League.

"Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah sepak bola Asia bahwa klub Kamboja berhasil mencapai final turnamen kontinental," ulas vtcnews.vn

Di AFC Challenge League musim ini, Svay Rieng FC berhasil mengalahkan wakil Liga 1, Madura United. Kekalahan ini menurut media Vietnam jadi titik balik kompetisi Liga 1 kalah dengan Kamboja Premier League.

Sejarah Kamboja Premier League

Kamboja Premier League mulai digulirkan sejak 1982 atau 43 tahun lalu. Di awal kompetisi ini berlangsung, sejumlah klub di Kamboja mengadopsi kompetisi Uni Soviet.

Pemerintah Kamboja yang menganut paham komunis saat itu, mengikuti model Uni Soviet menyelenggarakan kompetisi sepak bola dengan melibatkan kepolisian hingga tentara.

Di era 2000-an, Liga Kamboja atau C-League yang mulai profesional mulai dimainkan. Pada 2005, nama C-League berubah menjadi Metfone C-League karena alasan sponsor.

Federasi sepak bola Kamboja mulai serius menggarap kompetisi lebih profesional. Pada 2018, pihak federasi menetapkan aturan bahwa klub yang bermain harus memiliki stadion sendiri sebelum musim 2019 bergulir.

Sejak dimulai sebagai liga profesional pada tahun 2005, total 36 klub sudah berkompetisi di liga ini. 6 klub dinobatkan sebagai juara, dengan Phnom Penh Crown memenangkan gelar sebanyak 7 kali.

Duel Persija Jakarta vs Arema FC dalam lanjutan BRI Liga 1 2024/2025. [Dok. IG Persija]Duel Persija Jakarta vs Arema FC dalam lanjutan BRI Liga 1 2024/2025. [Dok. IG Persija]

Erick Thohir Angkat Bicara

Posisi Liga 1 Indonesia yang kini berada di bawah Kamboja dalam peringkat kompetisi sepak bola Asia Tenggara memicu keprihatinan dari Ketua Umum PSSI, Erick Thohir.

Ia menegaskan bahwa reformasi sepak bola nasional tak bisa dilakukan secara sepihak, melainkan memerlukan pergerakan serempak di semua lini.

“Pembangunan sepak bola tidak bisa hanya dari atas atau bawah saja. Kadang kita perlu membangunnya secara menyeluruh di semua level,” ujar Erick dalam wawancara eksklusif bersama jurnalis asal Belanda, Neal Petersen.

Dalam kesempatan itu, Erick memaparkan visi besarnya untuk mentransformasi sepak bola Indonesia, dengan salah satu fokus utama adalah peningkatan kualitas Liga 1 agar mampu bersaing di tingkat Asia Tenggara.

Berdasarkan data peringkat liga di kawasan ASEAN, Indonesia saat ini berada di posisi keenam dengan 18.653 poin.

Peringkat pertama masih dipegang oleh Thailand (54.873), disusul Malaysia (40.039), Vietnam (35.038), Singapura (29.405), dan Kamboja (19.562).

Capaian ini menunjukkan bahwa Liga 1 masih tertinggal, bahkan dari negara yang secara historis memiliki sepak bola lebih kecil dari Indonesia. Erick pun menegaskan akan mengambil tindakan tegas jika tak ada perbaikan signifikan.

“Kita tidak boleh puas dengan posisi ke-6 di Asia Tenggara. Kalau keadaannya terus begini, saya sudah sampaikan bahwa manajemennya akan kita rombak total,” tegas Erick.

Editor: Galih Prasetyo

Tag:  #kritik #pedas #media #asing #soal #liga #kalah #level #dengan #kamboja #premier #league

KOMENTAR