![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/view.png)
![Semifinal BAMTC 2025: Indonesia Tertinggal 0-1 dari Thailand, Dejan/Fadia Belajar Banyak dari Sahabat Greysia Polii](https://jakarta365.net/uploads/2025/02/15/jawapos/semifinal-bamtc-2025-indonesia-tertinggal-0-1-dari-thailand-dejan-fadia-belajar-banyak-dari-sahabat-greysia-polii-1278747.jpg)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/clock-d.png)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/calendar-d.png)
Semifinal BAMTC 2025: Indonesia Tertinggal 0-1 dari Thailand, Dejan/Fadia Belajar Banyak dari Sahabat Greysia Polii
- Dejan Ferdinansyah/Siti Fadia Silva Ramadhanti gagal menyumbang poin pertama untuk tim Indonesia saat melawan Thailand dalam pertandingan semifinal Badminton Asia Mixed Team Championships (BAMTC) 2025, Sabtu (15/2).
Dejan/Fadia kembali dipercaya untuk tampil sebagai duet ganda campuran melawan Thailand. Mereka turun pada partai pertama untuk menghadapi Supak Jomkoh/Sapsiree Taerattanachai di Qingdao Conson Sports Center, Qingdao, Tiongkok.
Bagi kedua pasangan, ini menjadi pertemuan perdana. Kebetulan, Dejan/Fadia dan Supak Jomkoh/Sapsiree Taerattanachai sama-sama pasangan yang baru diduetkan pada tahun ini.
Meski belum pernah bentrok, namun Dejan/Fadia harus mengakui ketangguhan Supak/Sapsiree. Mereka kalah dari duet Thailand tersebut dengan dua gim langsung, 13-21, 20-22.
"Sayang tidak bisa menyumbang poin untuk Indonesia. Kami banyak melakukan kesalahan sendiri, banyak mati sendiri dan terlalu terburu-buru. Selain itu, lawan sudah siap dengan bola atas saya," kata Dejan dalam keterangan PBSI usai pertandingan.
Dejan menambahkan, dia dan Fadia sebenarnya sudah mengubah strategi pada gim kedua. Mereka meminimalisir kesalahan dan mengganti pola permainan. Sayang, kekalahan diterima Dejan/Fadia meski upayanya nyaris membuahkan.
"Di gim kedua kami coba bermain lebih sabar, mengubah pola juga dengan banyak main bola pendek dan itu membuat mereka tidak enak. Tadi sempat mengejar tapi belum rezeki, sudah game point tapi tersusul," terang Dejan.
Siti Fadia juga sepakat dengan Dejan. Ia menyebut bahwa dirinya dan Dejan telah mengeluarkan kemampuan maksimal untuk bisa mengalahkan lawannya. Tapi, semuanya gagal juga.
Pemain binaan PB Djarum Kudus itu kemudian memuji Sapsiree Taerattanachai, pemain putri Thailand. Menurutnya, andalan Thailand itu sangat berpengalaman dan kekalahan mereka karena tak lepas dari peran Sapsiree.
"Kami sudah tampil maksimal, mengeluarkan semua kemampuan tapi memang masih ada evaluasi yang harus dilakukan terutama bagaimana mengatur permainan untuk tidak terburu-buru," katanya.
"Hari ini belajar dari Sapsiree yang sangat berpengalaman, dia tahu benar cara mengendalikan di lapangan," jelas Fadia menambahkan.
Sapsiree Taerattanachai memang termasuk pemain senior Thailand. Dia pernah menjadi nomor satu dunia dan juga juara dunia di sektor ganda campuran bersama Dechapol Puavaranukroh.
Selain itu, Sapsiree juga kerap bermain rangkap. Di ganda putri, dia pernah menempati nomor sembilan dunia bersama Puttita Supajirakul dan menjadi rival ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu beberapa tahun lalu.
Menariknya juga, Sapsiree Taerattanachai terbilang akrab dengan Greysia Polii. Meski rival di lapangan, mereka berteman baik di luar lapangan.
Kekalahan Dejan/Fadia membuat tim Indonesia untuk sementara tertinggal 0-1 dari Thailand. Masih ada empat partai lain yang akan dimainkan, termasuk saat ini sedabg berlangsung Alwi Farhan melawan Panitchaphon Teeraratsakul.
"Kami berharap teman-teman yang lain bisa lebih semangat, lebih termotivasi untuk menyumbang angka. Jangan down karena hasil kami belum sesuai yang diinginkan," pungkas Fadia.
Tag: #semifinal #bamtc #2025 #indonesia #tertinggal #dari #thailand #dejanfadia #belajar #banyak #dari #sahabat #greysia #polii