80 Persen Masih Impor, Alasan Susu Tak Masuk ke Semua Menu Makan Bergizi Gratis
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (22/1/2025).(KOMPAS.com/FIKA NURUL ULYA)
12:50
25 Januari 2025

80 Persen Masih Impor, Alasan Susu Tak Masuk ke Semua Menu Makan Bergizi Gratis

Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana mengakui pihaknya memang sengaja tidak memberikan susu secara serentak ke semua program makan bergizi gratis.

Alasannya, 80 persen pasokan susu masih impor. Pihaknya tidak ingin angka impor malah meningkat karena kebutuhan susu pada program makan bergizi gratis.

"Kenapa susu tidak boleh diberikan serempak di seluruh Indonesia? Karena susu kita masih 80 persen impor. Kami ingin susunya berbasis sumber daya lokal, jadi jangan sampai program ini meningkatkan impor juga," ujar Dadan dalam Rapimnas TIRA Gerindra di Hotel Bidakara, Jakarta, Sabtu (25/1/2025).

Lalu, Dadan berbicara mengenai stok telur dan ayam yang saat ini kelebihan.

Dia menilai, 60 persen masyarakat tidak mampu membeli ayam dan telur, sehingga banyak masyarakat yang kekurangan gizi.

"Ketika Badan Gizi hadir di tengah-tengah, kami beli itu ayam dan telur yang kelebihan itu. Kami salurkan kepada yang tidak mampu," jelasnya.

"Sehingga nanti kalau sudah berjalan, ini rantai pasok itu harus kita pertimbangkan dengan benar. Jangan sampai kemudian terjadi impor," imbuh Dadan.

Diketahui, di beberapa daerah seperti Jakarta, Jabar, hingga Tangsel, dilaporkan bahwa tidak ada susu dalam makan bergizi gratis.

Padahal, susu adalah salah satu menu yang digembor-gemborkan sejak Pilpres 2024.

Bahkan, dalam uji coba di tahun 2024, susu selalu terlihat dalam program makan bergizi gratis.

Editor: Adhyasta Dirgantara

Tag:  #persen #masih #impor #alasan #susu #masuk #semua #menu #makan #bergizi #gratis

KOMENTAR