Eks Projo Palti Hutabarat Diciduk Bareskrim, TPN Duga karena Punya Pengikut Banyak dan Dukung Ganjar
Deputi Hukum Tim Pemenangan Nasional (TPN), Todung Mulya Lubis (tengah) dalam konferensi pers yang diselenggarakan TPN Ganjar-Mahfud di Media Center Ganjar-Mahfud, Jakarta Pusat, Rabu (17/1/2024). (Suara.com/Bagaskara)
19:40
19 Januari 2024

Eks Projo Palti Hutabarat Diciduk Bareskrim, TPN Duga karena Punya Pengikut Banyak dan Dukung Ganjar

Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud menduga ditangkapnya Relawan Ganjar-Mahfud yang juga Pegiat Media Sosial, Palti Hutabarat, lantaran adanya dukungan ke pasangan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar-Mahfud. Palti ditangkap oleh Bareskrim Polri atas dugaan penyebaran berita bohong.

Palti sebelumnya memang merupakan Relawan pendukung Jokowi yakni Projo. Namun pada Pilpres 2024 ia memilih mendukung paslon Ganjar-Mahfud.

"Palti Hutabarat sebelumnya tergabung dalam Relawan Projo ya. Dan ini yang mungkin ya, kenapa dia tidak stay dengan Projo kenapa dia memilih Ganjar dan Mahfud. Nah ini hal-hal yang menimbulkan pertanyaan, apakah itu yang menjadi latar belakang dari semua itu (penangkapan)?," kata Deputi Hukum Tim Pemenangan Nasional (TPN), Todung Mulya Lubis, dalam konferensi persnya di Media Center Ganjar-Mahfud, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (19/1/2024).

Selain itu, kata Todung, ada juga yang menduga ditangkapnya Palti lantaran memiliki pengikut yang banyak di media sosial.

"Hampir 80 ribu (followers), ya gak banyak-banyak amat sih kalau cuman 80 ribu kok konsen amat kok cemas banget kalau cuman 80 ribu," tuturnya.

Lebih lanjut, Todung mengatakan, kalau memang dugaan-dugaan itu semua benar, maka aparat kepolisian dipastikan tidak netral dalam Pemilu atau Pilpres 2024.

"Nah saudara-saudara kalau saya cuman konsen semua ini menunjukan sikap tidak netral dari aparat dalam pilpres kalau betul-betul," ujarnya.

Untuk itu TPN Ganjar-Mahfud, kata Todung, berharap agar proses penyelidikan terhadap Palti ini aparat kepolisian bisa bersikap netral.

"Nah kami selaku deputi hukum TPN mengadakan press confrence di Medan mengenai hal ini dan kami juga meminta aparat melakukan penyelidikan dan mengambil langkah-langlah agar aparat bersikap netral dan memihak dalam oemilu dan dalam pilpres yang diadakan," katanya.

"Saya kasih ini sejalan dengan pernyataan Presiden Jokowi yang mengatakan ya pejabat itu harus netral aparat itu musti netral kita mengamplikasi pernyataan Presiden Jokowi sebelumnya yang sebetulnya ya tidak terjadi di lapangan," sambungnya.

Ditangkap di Jagakarsa

Sebelumnya Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan Palti ditangkap jajaran Direktorat Tindak Pidana Siber (Ditipidsiber) Bareskrim Polri di sebuah rumah kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Penangkapan Palti dilakukan sekitar pukul 03.44 WIB pada Jumat (19/1/2024) pagi tadi.

"Sekira pukul 03.44 WIB telah dilakukan penangkapan terhadap tersagka PH di Jalan Swadaya Kelurahan Tanjung Barat, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan," katanya.

Trunoyudo merincikan, Palti dijerat dengan Pasal 48 Ayat 1 Juncto Pasal 32 Ayat 1 dan atau Pasal 48 Ayat 2 Juncto Pasal 32 Ayat 2 dan atau Pasal 51 Ayat 1 Juncto Pasal 35 dan atau Pasal 45 Ayat 4 Pasal 27 A Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE dan Pasal 14 Ayat 1 dan Ayat 2 dan atau Pasal 15 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946.

Editor: Dwi Bowo Raharjo

Tag:  #projo #palti #hutabarat #diciduk #bareskrim #duga #karena #punya #pengikut #banyak #dukung #ganjar

KOMENTAR