VIDEO Momen Pertemuan Menhan Sjafrie dan Nakatani: Bahas Teknologi Pertahanan dan Peralatan Militer
Menhan Jepang, Nakatani, tiba di Gedung Kemenhan sekitar pukul 10.00 WIB dan disambut oleh Menhan Sjafrie Sjamsoeddin. Acara diawali dengan upacara penyambutan.
Kedua Menhan tersebut memberikan penghormatan di depan patung Presiden Pertama RI, Soekarno, yang terletak di depan Gedung Kementerian Pertahanan.
Dalam upacara penyambutan, keduanya juga melakukan penghormatan kepada bendera kebangsaan masing-masing saat lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Kimigayo dikumandangkan secara bergantian.
Setelah menyalami delegasi masing-masing, Menhan Sjafrie dan Nakatani memasuki Aula Bhinneka Tunggal Ika (BTI) di kantor Kementerian Pertahanan.
Pertemuan yang dimulai pukul 10.13 WIB tersebut berlangsung tertutup.
Pokok-pokok Bahasan Kedua Menhan
Setelah pertemuan, Kepala Biro (Karo) Infohan Setjen Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Frega Ferdinand Wenas Inkiriwang menjelaskan dalam pertemuan tersebut terdapat empat hal pokok yang menjadi pilar diskusi.
Pertama, ujarnya, adalah peningkatan komunikasi di level tingkat tinggi.
Indonesia dengan Jepang, lanjutnya, dalam beberapa tahun terakhir sudah meningkatkan status yang tadinya dari strategic partnership sekarang menjadi comprehensive strategic partnership.
Dengan demikian, harapannya ada penguatan hubungan bilateral termasuk hubungan pertahanan.
"Kita juga tahu bahwa dalam beberapa tahun terakhir ada pertemuan 2 + 2 (Menhan dan Menlu kedua negara). Kemudian juga ada beberapa kegiatan lanjutan di high level delegation yang memang diproporsikan untuk bisa ditingkatkan," kata dia usai pertemuan.
Kedua, kata dia, terkait kerja sama di level satuan.
Ia menjelaskan itu hal yang dibahas adalah dalam beberapa latihan khususnya latihan multilateral yang melibatkan Indonesia dan Jepang.
"Di mana Indonesia sebagai tuan rumah latihan multilateral Naval Exercise Komodo yang diselenggarakan oleh Angkatan Laut kemudian juga Latma Super Garuda Shield beberapa waktu lalu dalam beberapa tahun terakhir ini," kata Frega.
"Jepang juga berpartisipasi menunjukkan keinginan untuk bekerjasama dengan Indonesia dalam interoperabilitas kemudian juga penguatan kerjasama pertahanan," sambungnya.
Ketiga, terkait dengan penguatan pertukaran personil dan komunikasi.
Frega mengatakan sejak tahun 1998 sudah ada beberapa peserta didik dari Indonesia yang dikirimkan mengikuti pendidikan di National Defense Academy (NDA) Jepang.
"Dan menjadi salah satu inisiasi juga Bapak Presiden kita Prabowo waktu itu mengirimkan ke Jepang dan hingga saat ini terus berkelanjutan," ungkapnya.
"Akan ada komitmen untuk terus ditingkatkan dan ada rencana penambahan alokasi untuk siswa dari Indonesia. Tentunya juga pertukaran perwira ini juga ditingkatkan ada beberapa program pendidikan," lanjutnya.
Keempat, adalah promosi kerjasama peralatan militer.
Frega mengatakan sebagaimana diketahui Jepang memiliki teknologi pertahanan yang maju.
Sehingga, sambungnya, dalam pertemuan sempat dibahas peningkatkan kerja sama peralatan militer.
"Sehingga nanti ada transfer of technology yang berfaedah untuk Indonesia dalam meningkatkan kekuatan pertahanan," kata dia.
Selain empat hal pokok yang dibahas tersebut, Frega mengatakan terdapat beberapa hal lain yang juga disinggung dalam pembicaraan kedua delegasi.
Pertama, adalah terkait tantangan global yang dihadapi bersama.
"Memang tidak secara spesifik di sebutkan cyber, tapi ada beberapa isu yang memang tadi disampaikan tantangan global yang dihadapi di kawasan seperti misalnya terorisme, penanggulangan bencana yang memang secara konkret sudah dilakukan antara Indonesia dengan Jepang," ungkapnya.
Selain itu, juga sempat disinggung secara umum soal situasi di kawasan khususnya Indo-Pasifik.
Pada prinsipnya, kata Frega, kedua delegasi menekankan pendekatan multilateral dan pendekatan bilateral akan terus digunakan oleh Indonesia dan Jepang sebagai upaya-upaya konstruktif membangun perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di Indo-Pasifik.
"Tentunya Indonesia dan Jepang pun memahami bahwa ada ketegangan, ada dinamika (di Laut China Selatan), yang memang tidak bisa dihindari tapi pada prinsipnya semuanya mengacu pada upaya-upaya menyelesaikannya secara internasional, UNCLOS," kata Frega.
"Dan yang paling penting adalah Indonesia mengadopsi politik luar negeri bebas aktif, sehingga kita pun juga tetap menjaga. Makanya kita menjajaki hubungan dengan Jepang. Kita tidak berpihak, kita membuka peluang dengan siapa saja termasuk Jepang," sambung dia.
Rencana Kunjungan PM Jepang ke Indonesia
Hal lain yang juga dibahas sekilas dalam pertemuan tersebut adalah rencana kunjungan Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba ke Indonesia dan Malaysia pada 9 sampai 12 Januari mendatang.
Ia mejelaskan kunjungan Menhan Nakatani kepada Menhan Sjafrie merupakan rangkaian dari rencana kunjungan PM Jepang ke Indonesia.
"Tentunya kegiatan hari ini merupakan rangkaian dalam rangka menunjang kunjungan tersebut, bagaimana kita penguatan. Apalagi tadi disampaikan sejak 2015 kita sudah melakukan 2 plus 2 dialog dengan Jepang,"
"Bahkan, diharapkan ini bisa ditingkatkan diadakan lagi 2 plus 2 dan bahkan bukan hanya di level Menteri Pertahanan dan Menteri Luar Negeri tapi juga bisa di level Panglima Angkatan Bersenjata dan Kepala staf Angkatan," pungkasnya.
Kerja Sama Industri Pertahanan
Pada akhir tahun lalu, Sjafrie sempat membahas sejumlah kerja sama pertahanan dengan Duta Besar Jepang untuk Indonesia, H.E. Mr. Masaki Yasushi di ruang kerja Kementerian Pertahanan, Jakarta pada Kamis (12/12/2024).
Dilansir dari laman resmi Kementerian Pertahanan, beberapa poin penting yang dibahas dalam pertemuan tersebut meliputi peningkatan kerja sama pertahanan di bidang capacity building dan people-to-people contact melalui kerja sama pendidikan dan latihan bersama.
Selain itu, terkait kerja sama industri pertahanan diharapkan adanya transfer teknologi meliputi pengetahuan, metode manufaktur, dan kapabilitas pertahanan.
Sjafrie juga menyampaikan penghargaan atas hubungan erat yang telah terjalin antara Indonesia dan Jepang, khususnya di bidang pertahanan.
Ia juga mengapresiasi kontribusi Jepang dalam mendukung penguatan kapabilitas pertahanan Indonesia melalui berbagai program kerja sama.
"Di akhir pertemuan, Menhan Sjafrie menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk terus memperkuat kerja sama pertahanan dengan Jepang. Menhan Sjafrie optimis, di bawah kepemimpinan H.E. Mr. Masaki Yasushi, hubungan strategis kedua negara akan semakin kokoh dan berdampak positif bagi perdamaian serta stabilitas kawasan," tulis keterangan tersebut.
Kirim Kadet Untuk Belajar
Sementara itu, pada bulan April tahun 2024 lalu Menteri Pertahanan RI saat itu Prabowo Subianto menemui Menteri Pertahanan Jepang H.E. Kihara Minoru di Jepang pada Rabu (3/4/2024).
Dilansir dari laman resmi Kementerian Pertahanan, Prabowo sempat menyampaikan keinginannya kepada Menhan Kihara agar di masa yang akan datang jumlah kadet dari Indonesia semakin bertambah.
“Dulu saya bertemu Menhan Jepang dan meminta pengiriman kadet dari Indonesia. Dimulai dengan pengiriman dua orang. Setelah itu, saya meminta lagi jumlah pengiriman kadet Indonesia ke sekolah pertahanan Jepang hingga menjadi empat orang,” kata Prabowo tulis keterangan resmi Kemeterian Pertahanan.
“Saat ini saya ke Jepang, berharap ada penambahan jumlah pengiriman Kadet Indonesia lebih banyak lagi di masa mendatang,” sambung Prabowo.
Prabowo menilai bahwa Kadet Indonesia yang telah bersekolah di Negeri Sakura (Jepang) berhasil dengan baik dan turut meningkatkan kualitas SDM pertahanan Indonesia.
Kedua pejabat juga sempat bertukar pandangan mengenai masalah keamanan regional.
Dalam kesempatan itu Kihara menyatakan bahwa dirinya ingin menjaga dan mewujudkan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka atas dasar supremasi hukum bersama dengan Indonesia, karena Jepang dan Indonesia adalah negara maritim.
Medua Menhan juga membahas kerja sama pertahanan, baik dalam kerangka bilateral maupun multilateral.(*)
Tag: #video #momen #pertemuan #menhan #sjafrie #nakatani #bahas #teknologi #pertahanan #peralatan #militer