Mutasi Besar-besaran di Jajaran Ditresnarkoba Polda Metro Diduga Terkait DWP, Ini Respons Kompolnas
Menurutnya, mutasi besar-besaran di jajaran Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya menjadi satu bentuk agar fungsi kepolisian tetap berjalan.
“Itu (mutasi) juga akan memastikan fungsi-fungsi kepolisian berjalan semestinya walaupun ada pemeriksaan,” ucapnya kepada wartawan, Senin (30/12/2024).
Anam menilai sejumlah perwira menengah (pamen) baru yang ditempatkan di Sirektorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya diyakini tidak akan mengganggu fungsi kepolisian.
Kompolnas belum dapat memastikan apakah mutasi itu memang berkaitan oknum polisi yang melakukan pemerasan penonton DWP.
“Kita akan cek dulu ya apakah betul dan apakah terkait. Yang pasti untuk memastikannya memang ya nunggu sidang etik,” ucapnya.
Dalam sidang etik itulah pasti akan diketahui siapa saja yang disidangkan.
“Seandainya ini terkait memang soal DWP saya kira ini langkah yang baik yang patut diapresiasi karena akan mempermudah pemeriksaan,” pungkasnya.
Diketahui sebelumnya, bukan hanya Dirresnarkoba Polda Metro Jaya Kombes Donald Parlaungan Simanjuntak dimutasi sebagai Analis Kebijakan Madya Bidang Binmas Baharkam Polri.
Ternyata AKBP Faisal Febrianto sebagai Wadirresnarkoba Polda Metro Jaya ikut digeser menjadi Penyidik Tindak Pidana Madya Tingkat III Bareskrim Polri.
Posisi Wadirresnarkoba Polda Metro Jaya akan ditempati AKBP Dedy Anung Kurniawan yang sebelumnya menjabat Kapolres Grobogan.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi membenarkan mutasi Dirresnarkoba Polda Metro Jaya tersebut.
“Benar (dimutasi, red),” kata Ade Ary kepada wartawan, Senin (30/12/2024).
Mutasi terhadap Donald Parlaungan buntut dari kasus dugaan pemerasan WN Malaysia di Djakarta Warehouse Project (DWP).
Posisi Dirresnarkoba Polda Metro Jaya bakal ditempati Kombes Pol Ahmad David yang sebelumnya menjabat Penyidik Tindak Pidana Madya TK. II Bareskrim Polri.
Sebelum Donald, 34 anggota polisi telah lebih dulu dimutasi ke Yanma Polda Metro Jaya.
Tiga Kasubdit Ditresnarkoba Polda Metro Jaya juga dimutasi atas kasus pemerasan yang terjadi.
Pengamat Kepolisian Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto memandang proses etik oknum polisi terkait kasus pemerasan WN Malaysia di gelaran DWP 2024 perlu menyasar pada level atasan.
Menurutnya dari 18 oknum yang diperiksa jangan sampai hanya di level bawahan.
“Atasan dari oknum tersebut harus diperiksa baik yang ada di lapangan maupun secara struktur,” ucap Bambang kepada wartawan, Senin (23/12/2024).
Bambang mengatakan pemerasan yang dilakukan ini terstruktur karena melibatkan banyak Polres, Kasat Narkoba dari masing-masing Polrestro.
Dia menilai Dirnarkoba Polda Metro Jaya juga harus diperiksa terkait kasus tersebut.
Sebab diduga ada kemungkinan setoran yang dilakukan dari bawahan terhadap atasan.
“Asumsi yang muncul di masyarakat akan seperti itu (setoran, red) karena fungsi atasan sebagai pengawas yang harusnya mengetahui kinerja bawahan melakukan pembiaran,” ucap Bambang.
Pembiaran atasan pada pelanggaran tidak masuk akal bila tanpa ada kepentingan atau keuntungan yang diperoleh.
“Dan bagi penegak hukum yang memahami aturan, perilaku pungli adalah kesengajaan bukan keteledoran,” imbuh dia.
WN Malaysia diperas uangnya setelah dilakukan cek urine hingga akhirnya peristiwa tersebut viral di media sosial.
Korban yang merasa diperas koceknya oleh oknum polisi membuat seruan #BoycottDWP.
Tag: #mutasi #besar #besaran #jajaran #ditresnarkoba #polda #metro #diduga #terkait #respons #kompolnas