Yusril: Indonesia Serahkan Proses Pembinaan 5 Narapidana Bali Nine Kepada Pemerintah Australia
Pernyataan itu disampaikan Yusril sebagai respons atas kabar para narapidana Bali Nine tidak menjalani penahanan di Australia setelah dipulangkan dari Indonesia.
"Itu adalah kewenangan mereka. Tugas pembinaan Napi kita serahkan kepada Pemerintah Australia," kata Yusril saat dikonfirmasi, Minggu (15/12/2024).
Yusril juga menegaskan, apa yang nantinya ditetapkan pemerintahan Australia terhadap para narapidana Bali Nine itu merupakan kewenangan dari pemerintah Negeri Kanguru tersebut.
"Sesuai hukum Australia," kata Yusril.
Terpenting kata mantan Ketua Umum DPP Partai Bulan Bintang (PBB) tersebut, Indonesia telah mencekal seluruh narapidana itu seumur hidup.
"Semua mereka ditangkal masuk Indonesia seumur hidup," ujar Yusril.
Tak hanya itu, dia menegaskan, lima narapidana dari kasus Bali Nine tersebut juga tetap berstatus narapidana.
Pemerintah Indonesia kata Yusril, tidak memberikan pengampunan terhadap status dari lima orang narapidana tersebut.
Syarat itu merupakan salah satu bagian dari Pengaturan Praktis atau 'Practical Arrangement' yang telah ditandatangani Pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Menko Yusril dengan Menteri Dalam Negeri Australia Tony Burke secara virtual pada Kamis 12 Desember 2024 lalu.
"Status mereka tetap narapidana. Kami memindahkan mereka ke Australia dalam status narapidana. Pemerintah Indonesia tidak memberikan pengampunan dalam bentuk apapun," ujar Yusril.
Dalam kesepakatan itu juga tertulis, Pemerintah Australia menyatakan menghormati kedaulatan Indonesia dan keputusan hukuman oleh pengadilan Indonesia.
Yusril lantas memastikan kalau pemerintahan Australia akan tetap memberikan kabar kepada Indonesia terkait status dan perlakuan kepada Matthew Norman dan kawan-kawan setelah pemindahan.
"Indonesia dan Australia berkomitmen untuk senantiasa bekerja sama dalam isu-isu yang menyangkut kepentingan bersama sesuai dengan kerangka hukum dalam negeri," kata Yusril.
Sebagai informasi, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenko Kumham Imipas) mengonfirmasi bahwa lima orang narapidana kasus narkoba Bali Nine telah diterbangkan dari Bali ke Australia.
Kelima narapidana itu yakni, Scott Anthony Rush, Mathew James Norman, Si Yi Chen, Michael William Czugaj, Martin Eric Stephens.
Deputi Koordinator Imigrasi dan Pemasyarakatan Kemenko Kumham Imipas I Nyoman Gede Surya Mataram mengatakan, keberangkatan lima narapidana tersebut dilakukan pada hari Minggu (15/12/2024) pagi dan telah mendarat di Darwin, Australia pukul 14.40 waktu setempat.
"Tepat pukul 10.35 WITA, Rombongan 5 orang Narapidana WNA dan 3 Orang Kedubes Australia Lepas Landas dari Bandara I Gusti Ngurah Rai menuju Australia," kata Nyoman Surya dalam keterangannya, Minggu.
Adapun penyerahan terhadap lima napi itu dilakukan di VIP II Gedung Swarawati Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali.
"Perwakilan dari pemerintah Indonesia yang menyerahkan adalah Dir Binapi Ditjen Pas, Dir Pamintel Ditjen Pas, Dir TPI Ditjenim/ Ka Kanimsus Ngurah Rai, Kadiv Pas Bali, dan Kalapas Kelas IIA Kerobokan Bali," kata dia.
Lanjut Nyoman Surya, dari pihak Australia yang mendampingi yakni Minister-Cousellor Home Affairs, Regional Director South-East Asia Lauren Richardson dan beberapa perwakilan dari Kedubes Australia di Jakarta.
Terkait dengan penadatanganan pengaturan praktis atau Practical Arrangement antara Indonesia dan Australia terkait pemindahan lima narapidana Bali Nine telah dilakukan secara virtual pada Kamis 12 Desember 2024.
"Indonesia diwakili oleh Menko Kumham Imipas Yusril Ihza Mahendra, sedangkan dari Australia adalah Menteri Dalam Negeri Tony Burke," kata dia.
Tag: #yusril #indonesia #serahkan #proses #pembinaan #narapidana #bali #nine #kepada #pemerintah #australia