Nasib Gus Miftah setelah Ejek Penjual Es Teh, Akankah Dicopot dari Jabatan Utusan Khusus Presiden?
(Kiri) Gus Miftah dan Sunhaji di rumah Gus Miftah dan (kanan) Gus Miftah dan Sunhaji berpelukan di Pondok Pesantren Ora Aji, Rabu, (4/12/2024). - Presiden Prabowo didesak mencopot Gus Miftah dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden di kabinet Merah Putih usai mengolok-olok penjual es teh. 
09:17
5 Desember 2024

Nasib Gus Miftah setelah Ejek Penjual Es Teh, Akankah Dicopot dari Jabatan Utusan Khusus Presiden?

- Kontroversi yang melibatkan pendakwah Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah, sampai saat ini masih menjadi perhatian publik. 

Di mana, video yang memperlihatkan Gus Miftah mengolok-olok pedagang es teh saat berdakwah di Magelang, Jawa Tengah, menuai kecaman luas. 

Video tersebut kemudian viral di media sosial dan menuai kritik publik karena nada bercanda Gus Miftah dianggap tidak pantas dan merendahkan rakyat kecil.

Buntutnya, muncul desakan agar Presiden Prabowo Subianto mencopot Gus Miftah dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.

Lantas, bagaimana nasib Gus Miftah setelah ia mengolok-olok penjual es teh tersebut?

Ditegur Pihak Istana

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, mengatakan Presiden Prabowo telah memberikan teguran kepada Gus Miftah yang disorot publik karena mengolok pedagang es teh.

Teguran itu, kata Hasan, dilayangkan melalui Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya.

"Presiden sudah memberikan teguran kepada yang bersangkutan melalui Sekretaris Kabinet untuk segera meminta maaf kepada Bapak Sunhaji yang mungkin saja dan sangat mungkin terluka perasaannya karena kejadian kemarin," kata Hasan, Rabu (4/12/2024).

Setelah itu, Presiden Prabowo mendapatkan informasi, Gus Miftah telah mendatangi penjual es bernama Sunhaji itu untuk minta maaf.

"Jadi kami juga sudah mendapatkan informasi, Bapak Presiden juga sudah mendapatkan informasi, Utusan Khusus Presiden sudah mendatangi Bapak Sunhaji secara langsung ke Desa Banyusari, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, untuk menyampaikan permintaan maaf secara langsung," katanya.

Berdasarkan informasi yang diterima, kata Hasan, permintaan maaf Gus Miftah itu telah diterima oleh Sunhaji

Hasan pun berharap, silaturahmi dan hubungan baik bisa terus terjalin. 

"Bahkan Bapak Sunhaji menyatakan ingin melihat Bapak Gus Miftah untuk mengadakan pengajian juga di desa beliau, di daerah Banyusari," katanya.

Hasan juga menegaskan mengenai pentingnya pejabat publik menjaga ucapan, terutama terhadap masyarakat kecil. 

"Kita memang harus hati-hati dalam mengeluarkan pernyataan, dalam menjaga sikap, apalagi terhadap rakyat kecil yang sedang berjuang memeras keringat untuk memenuhi kehidupan sehari-hari," ucap Hasan. 

Hasan kemudian menyinggung sikap Presiden Prabowo yang selalu menghormati rakyat kecil.

"Beliau pernah berpidato menyatakan sangat menghormati para pedagang kaki lima, para petani, para nelayan, semua yang bekerja keras keluar dari rumah mereka memeras keringat untuk kebutuhan keluarga," katanya.

Reaksi Partai Gerindra dan Golkar

Melalui akun Instagram resminya, Partai Gerindra menyatakan bahwa tindakan Gus Miftah tidak sejalan dengan ajaran Presiden RI sekaligus Ketua Umum Gerindra, Prabowo.

"Dengan segala kerendahan hati, kami minta Gus Miftah untuk meminta maaf kepada Bapak penjual es," tulis Gerindra pada Selasa (3/12/2024) malam.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Budi Djiwandono, menilai Gus Miftah perlu dievaluasi, menyusul pernyataan kontroversialnya.

"Kita menyayangkan jika ada pernyataan yang tidak baik. Tentu itu patut menjadi evaluasi, apalagi namanya pemimpin," ujar Budi di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, pada Rabu (4/12/2024).

Keponakan Presiden Prabowo itu juga menegaskan, pihaknya akan menerima masukan hingga kritik masyarakat dengan tangan terbuka.

Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Soedeson Tandra, turut memberikan tanggapan. 

Dalam hal ini, ia meyakini Presiden Prabowo akan bersikap bijak dalam menyikapi kontroversi ini. 

"Presiden mendengar suara rakyat dan akan ada tindakan kalau presiden menganggap perlu diganti," ujar Tandra di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu, dilansir Kompas.com.

Meski demikian, Tandra mengingatkan agar insiden ini tidak dikaitkan dengan kepentingan politik. 

"Kita anggap itu oknumnya, jangan dikait-kaitkan secara politis," ungkapnya.

Istana Bicara soal Kemungkinan Gus Miftah Dicopot

Sebelumnya, Juru Bicara (Jubir) Kantor Komunikasi Kepresidenan, Ujang Komarudin, juga angkat bicara mengenai desakan pencopotan Gus Miftah tersebut.

Dalam hal ini, Ujang menegaskan, pencopotan Gus Miftah itu merupakan hak prerogatif Prabowo sebagai Presiden.

Selain itu, apabila Gus Miftah memutuskan akan mundur sebagai Utusan Khusus Presiden, maka hal tersebut merupakan hak yang dimilikinya secara pribadi.

"Kalau soal apakah GM (Gus Miftah) akan mengundurkan diri, itu silakan tanyakan kepada yang bersangkutan."

"Kalau soal dicopot atau tidak, itu hak prerogatif Presiden," katanya kepada Tribunnews.com, Rabu.

Gus Miftah Akui Khilaf dan Janji Intropeksi Diri

Atas polemik yang telah terjadi, Gus Miftah mengaku ditegur oleh Teddy Indra Wijayakarena candaannya yang mengolok-ngolok penjual es teh tersebut.

Gus Miftah mengatakan, ia diminta Teddy untuk lebih berbicara secara hati-hati di depan umum. 

"Saya juga sudah ditegur oleh Bapak Seskab yang hari ini berada di Kupang untuk lebih berhati-hati menyampaikan pendapat dan pidato di depan masyarakat umum," katanya dalam video yang dibagikan Kantor Komunikasi Kepresidenan, Rabu.

Gus Miftah menyampaikan permintaan maaf atas peristiwa tersebut. 

Ia mengatakan telah khilaf sehingga melontarkan candaan seperti itu.

"Saya Miftah Maulana Habiburrahman menanggapi yang viral hari ini, yang pertama dengan kerendahan hati, saya meminta maaf atas kekhilafan saya," katanya.

"Saya memang sering bercanda dengan siapapun, maka untuk itu atas candaan kepada yang bersangkutan saya akan meminta maaf secara langsung dan mudah-mudahan dibukakan pintu maaf untuk saya," katanya.

Gus Miftah juga meminta maaf kepada para pihak yang merasa terganggu dengan candaannya itu. 

Ia mengaku akan melakukan introspeksi diri untuk lebih berhati-hati dalam berbicara ke depannya. 

"Saya juga minta maaf atas kegaduhan ini yang merasa terganggu dengan candaan saya, yang dinilai oleh masyarakat mungkin berlebihan untuk itu saya minta maaf."

"Ini juga merupakan introspeksi bagi saya untuk lebih berhati-hati berbicara di depan publik dan juga masyarakat," katanya.

Diketahui, sikap Gus Miftah mengolok-olok penjual es teh menjadi sorotan publik.

Dalam video yang beredar di media sosial, terlihat Gus Miftah tengah menginstruksikan si penjual es untuk segera menjual dagangannya dengan olokan kasar.

Kata-kata Gus Miftah saat itu direspons dengan gelak tawa oleh beberapa pria yang duduk di sekitarnya. 

Sementara itu, si penjual es bernama Sunhaji tampak terdiam sembari menyunggi nampan dagangannya.

Ekspresi wajah Sunhaji dalam video itu terlihat datar, tetapi juga menampakkan rasa tidak nyaman.

"Es tehmu jik akeh ora? Masih? Yo kono didol, g*bl*k. Dolen dhisik, engko nek durung payu yo wis, takdir (Es tehmu masih banyak? Masih? Ya sana jual, g*bl*k. Jual dulu, kalau enggak laku ya sudah, takdir)," ucap Miftah disambut tawa penonton dan orang di sekitarnya.

(Tribunnews.com/Rifqah/Dewi Agustina/Melvyandie Haryadi/Yohanes Listyo) (Kompas.com)

Editor: Pravitri Retno W

Tag:  #nasib #miftah #setelah #ejek #penjual #akankah #dicopot #dari #jabatan #utusan #khusus #presiden

KOMENTAR