Menhub Evaluasi Arus Mudik dan Antisipasi Arus Balik Lebaran
Menhub Budi Karya Sumadi memantau arus mudik Lebaran 2024. (Istimewa)
13:48
13 April 2024

Menhub Evaluasi Arus Mudik dan Antisipasi Arus Balik Lebaran

- Kementerian Perhubungan dan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, melakukan peninjauan sekaligus rapat koordinasi kesiapan pelaksanaan operasional arus balik Lebaran tahun 2024 di kantor Jasa Marga Kilometer 70, Cikampek, Jawa Barat.   Dalam rapat koordinasi yang dilakukan, sejumlah stakeholder seperti Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub, Kepolisian Republik Indonesia, Jasa Marga, Jasa Raharja, dan ASDP memaparkan rencana operasional dan langkah-langkah yang telah disusun guna kelancaran arus balik Lebaran Idul Fitri 1445 Hijriah yang puncaknya diperkirakan akan terjadi pada tanggal 13 dan 14 April 2024.   Menteri perhubungan (Menhub) mengapresiasi semua stakeholder yang sudah berkoordinasi dan berkolaborasi, dalam menyukseskan arus mudik Lebaran Idul Fitri 1445 Hijriah atau tahun 2024. Dimana salah satu indikatornya adalah kecepatan waktu tempuh.   

  Menhub memberi contoh, kecepatan rata-rata Jakarta-Semarang pada puncak mudik Lebaran tahun 2024 adalah sebesar 67,59 km/jam atau meningkat 12,5%. Dari puncak mudik Lebaran tahun 2023 (64,14 km/jam) dengan waktu tempuh selama 6 jam 54 menit atau lebih cepat 17,5% dari puncak mudik Lebaran tahun 2023 (8 jam 12 menit).   “Jadi tidak mungkin itu terjadi tanpa upaya yang dilakukan oleh Polisi dan Jasa Marga serta stakeholder yang lain. Jadi apresiasi sekali lagi atas yang dilakukan,” ujar Menhub.   Terkait arus balik Lebaran Idul Fitri 1445 Hijriah, Menhub menjelaskan bahwa jika melihat dari pengalaman tahun 2023 lalu. Titik paling krusial adalah di daerah Salatiga, Jawa Tengah sampai ke Kota Semarang.    Untuk catatan yang perlu diperhatikan merupakan lokasi pertemuan para pemudik dari arah Provinsi Jawa Tengah, Yogyakarta, serta Jawa Timur. Dengan begitu, menurut Menhub, seluruh pihak harus mempersiapkan arus balik dengan baik, terutama saat pada periode puncaknya arus balik.   

  “Oleh karenanya, untuk baliknya seperti Presiden waktu itu anjurkan, kembalinya lebih awal. Kalau bisa hari Sabtu sekarang. Karena hari Minggu dan Senin pasti ada kenaikan yang besar,” ungkap Menhub.   Menhub juga sempat menjelaskan rilis Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) tentang kendaraan travel tidak resmi yang mengalami kecelakaan di 58 Kilometer yang terjadi beberapa hari lalu.    Menurut Menhub, KNKT telah menyimpulkan bahwa pengemudi kendaraan tersebut mengalami keletihan lantaran mondar-mandir dari Kota Ciamis menuju Jakarta selama empat hari.   “Oleh karenanya, kita mengimbau bagi mereka yang akan kembali ke kota asal, cari kendaraan yang fit, dan cari supir yang segar. Lalu pastikan bahwa jumlah (penumpang) dari mobil yang digunakan itu tidak terlalu banyak,” lanjut Menhub.   Menko Muhadjir, menjelaskan bahwa arus balik Lebaran Idul Fitri 1445 Hijriah punya karakteristik yang berbeda dengan arus mudik. Jika arus mudik gerakannya sentrifugal (menyebar), arus balik justru sentripetal alias mengerucut ke salah satu titik, yaitu Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya. Pengelolaan arus balik tentu jauh lebih sulit dibanding saat arus mudik Lebaran Idul Fitri 1445 Hijriah.   “Karena itu nanti mohon kesadarannya para pemudik agar betul-betul mematuhi kedisiplinan agar semua yang akan masuk kembali bekerja di Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya itu bisa dilayani dengan baik, baik oleh Korlantas, Kementerian Perhubungan, maupun Kementerian Pekerjaaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), dan kementerian-kementerian yang lain,” jelasnya.  

Editor: Bintang Pradewo

Tag:  #menhub #evaluasi #arus #mudik #antisipasi #arus #balik #lebaran

KOMENTAR