Belum Ada Sidang Isbat, Ternyata Begini Cara Nentuin Ramadan pada Zaman Belanda
Ilustrasi sidang isbat puasa ramadhan 1445 H (Freepik)
16:04
12 Maret 2024

Belum Ada Sidang Isbat, Ternyata Begini Cara Nentuin Ramadan pada Zaman Belanda

Kementerian Agama (Kemenag), memutuskan 1 Ramadhan 1445 Hijriah dimulai pada Selasa (12/03/2024) melalui sidang isbat yang digelar pada Minggu (10/03).

Namun, tahukah kamu bahwa sebelum Indonesia merdeka dan adanya Kemenag, penentuan bulan Ramadan dilakukan oleh Hoofd Penghoeloe atau kepala penghulu di tiap daerah.

Mengutip laman instagram @pedka.id, para kepala penghulu ini berkoordinasi dengan kepala penghulu di daerah lain.

Melalui Perhimpoenan Penghoeloe dan Pegawainja (PPDP), mereka akan melakukan pertemuan untuk memutuskan kapan Ramadan tiba.

Mirip dengan cara yang saat ini kita kenal dengan istilah sidang Isbat yang dipimpin oleh Kementerian Agama. PPDP akan membahas hasil pemantauan para kepala penghulu di berbagai daerah untuk memutuskan jatuhnya bulan Ramadan.

Namun, saat itu perkembangan teknologi belum sehebat saat ini. Jika sekarang, sidang isbat dapat disaksikan secara live melalui televisi dan juga bisa diketahui lewat media masa dan media sosial, dulu berbeda.

Adapun saat itu, pengumuman ramadan biasanya diterbitkan lewat koran. Salah satu koran yang memuat pengumuman hasil sidang PPDP adalah koran berita Nahdlatul Ulama (NU).

Selain lewat koran, untuk masyarakat yang tidak dapat mengakses lewat koran, bulan ramadan biasanya diketahui lewat bunyi-bunyian keras yang disampaikan oleh para ulama. Mereka biasanya akan memukul pentungan atau menyalakan mercon untuk memberitahu kalau Ramadan sudah tiba.

Diketahui, Kementerian Agama mengumumkan hasil sidang isbat penentuan awal puasa Ramadan 2024 setelah melakukan pemantauan bulan atau hilal di 134 titik di Indonesia pada Minggu (10/3/2024). Sidang memutuskan 1 Ramadhan 1445 Hijriah dimulai pada 12 Maret 2024.

"Mufakat sidang isbat menetapkan 1 Ramadhan 1445 Hijriah jatuh pada Selasa 12 Maret," kata Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas dalam Konferensi Pers Penetapan Awal Ramadan 1445 H, Minggu.

Menurut pemantauan bulan atau hilal di 134 titik di Indonesia, ketinggian hilal di seluruh Indonesia belum memenuhi syarat untuk menjadi bulan baru, karena baru mencapai minus 0 derajat 20,2 menit sampai dengan 0 derajat 52,09 menit.

Pemerintah lantas menggunakan metode rukyatul hilal atau pengamatan bulan menentukan awal bulan baru, yang mempertimbangkan hasil hisab posisi hilal yang dikonfirmasi lagi lewat pengamatan hilal dengan kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), yaitu kriteria visibilitas hilal berubah menjadi ketinggian hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.

Editor: Bella

Tag:  #belum #sidang #isbat #ternyata #begini #cara #nentuin #ramadan #pada #zaman #belanda

KOMENTAR