Sebut Lonjakan Suara PSI Tidak Masuk Akal, PPP Minta KPU dan Bawaslu Usut Dugaan Penyimpangan
Ketua Majelis Pertimbangan PPP M. Romahurmuziy. (Foto: Dery Ridwansah/JawaPos.com)
12:08
4 Maret 2024

Sebut Lonjakan Suara PSI Tidak Masuk Akal, PPP Minta KPU dan Bawaslu Usut Dugaan Penyimpangan

– Anomali perolehan suara sementara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang melonjak terus menjadi sorotan.

Terbaru, kenaikan suara tersebut dikaitkan dengan suara tidak sah di beberapa tempat pemungutan suara (TPS) dan tabulasi perolehan suara PSI di sistem real count daring (online) Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Penelusuran Jawa Pos, salah satu anomali itu terjadi di TPS 004 Desa Bulakan, Kecamatan Cibeber, Cilegon, Banten. Merujuk angka tabulasi di sistem pemilu2024.kpu.go.id pada pukul 17.00 kemarin (3/3), PSI tertulis meraih 69 suara. Padahal, di foto formulir C hasil hanya tertulis 1 suara. Ketika ditelusuri lebih jauh, 69 suara untuk PSI tersebut identik dengan jumlah suara tidak sah yang tercantum dalam foto formulir C hasil.

Kejanggalan senada teridentifikasi di TPS 009 Bendoharjo, Gabus, Grobogan, Jawa Tengah. Di tabulasi sistem rekapitulasi KPU, PSI tertulis memperoleh 50 suara. Sedangkan di foto formulir C hasil hanya 2 suara. Tambahan 50 suara PSI itu identik dengan jumlah suara tidak sah di TPS tersebut.

Menanggapi hal itu, Komisioner KPU Idham Holik mengatakan bahwa pihaknya bakal mengonfirmasi jajarannya untuk mengecek anomali tersebut. Khususnya ke jajaran panitia pemilihan kecamatan (PPK). Dia memastikan, data yang tidak sinkron itu akan disinkronkan dengan formulir C hasil.

”Nanti akan kami bantu konfirmasi (ke PPK, Red) betul tidaknya (perolehan suara PSI yang berbeda dengan C hasil, Red),” kata Idham saat ditemui di kantor KPU Jakarta kemarin. Dia kembali menegaskan bahwa rekapitulasi suara yang dipublikasikan di sistem KPU hanya alat bantu. Bukan hasil resmi.

Idham menambahkan, saat ini pihaknya sedang melakukan rekapitulasi secara berjenjang. Dia mencatat, jenjang tersebut sudah mulai dilakukan di beberapa KPU provinsi. Selebihnya, masih di jenjang kabupaten/kota. ”Nanti pada akhirnya perolehan suara peserta pemilu akan direkapitulasi di KPU RI (pusat, Red),” paparnya.

Mengenai lonjakan suara PSI yang melampaui hasil quick count sejumlah lembaga survei, Idham belum bisa memberikan komentar. Namun, dia menegaskan bahwa semua pihak bisa turut mengawasi proses rekapitulasi berjenjang itu. ”Saya ingin mengajak para pengakses Sirekap, tidak hanya melihat data numeriknya saja, tapi mohon lihat foto formulir model C hasil planonya,” ungkap dia.

Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie sebelumnya mengingatkan semua pihak untuk tidak tendensius menyikapi rekapitulasi KPU yang masih berlangsung. Menurut Grace, penambahan dan pengurangan suara dalam proses rekapitulasi merupakan hal wajar. Terlebih, hingga saat ini masih ada lebih dari 70 juta suara yang belum dihitung.

Diberitakan sebelumnya, anomali perolehan suara PSI menuai sorotan setelah terjadinya lonjakan suara PSI di sistem rekapitulasi elektronik KPU. Partai yang diketuai Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo, itu tercatat memperoleh 2.403.392 (3,13 persen) secara nasional (data diakses pukul 17.00 WIB kemarin) dengan 65,82 persen data TPS yang masuk.

Anomali itu mulai jadi sorotan sejak Jumat (1/3). Suara PSI tercatat terus merangkak naik selama dua hari berturut-turut. Bahkan, penambahan tersebut mencapai 104 ribu suara dan membuat persentase perolehan suara PSI tembus di atas 3 persen. Persentase tersebut melampaui prediksi sebagian besar hasil quick count yang menyebut PSI hanya meraih suara nasional di bawah 3 persen.

Tidak Wajar

Lonjakan suara PSI pada hasil real count KPU perlu dikritisi dan dikawal bersama. Kenaikan suara itu dinilai tidak wajar. Jika tidak diawasi, suara partai yang dipimpin Kaesang tersebut bisa tembus 4 persen.

Pernyataan itu disampaikan pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti kemarin. ”Harus ditilik bagaimana suara itu masuk melalui C1 plano. Kalau PSI berhasil masuk Senayan, bukan mustahil Kaesang maju sebagai kepala daerah,” tutur Ikrar yang juga peneliti di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Terpisah, Ketua Majelis Pertimbangan PPP M. Romahurmuziy meminta KPU dan Bawaslu memberi atensi atas kenaikan suara PSI. Menurut dia, pola kenaikan suara PSI tidak wajar dan tidak masuk akal.

Beberapa lembaga survei, lanjut Romy (sapaannya), menilai bahwa kenaikan suara PSI tidak wajar. Sebab, berdasar penghitungan, ada beberapa TPS di mana suara PSI mencapai 50 persen. PSI memperoleh 19.000 suara dari 110 TPS dalam waktu dua jam, berarti rata-rata 173 suara per TPS.

Mantan ketua umum PPP itu menegaskan bahwa jumlah pemilih per TPS hanya 300 suara. Dengan partisipasi pemilih rata-rata mencapai 75 persen, berarti suara sah setiap TPS hanya 225 suara. Artinya, PSI menang 77 persen di 110 TPS.

Hal tersebut, menurut Romy, tidak masuk akal. Dia meminta KPU dan Bawaslu tidak menutup mata atas penyimpangan itu. ”Mohon atensi KPU dan Bawaslu, operasi apa ini? Meminjam bahasa Pak Jusuf Kalla, apakah ini operasi ’sayang anak’ lagi?” bebernya.

Romy mengancam, jika jumlah suara itu tidak dikoreksi, DPP PPP akan meminta hal tersebut bagian yang bakal dibongkar seterang-terangnya dalam hak angket nanti. ”Saya mohon atensi KPU dan Bawaslu secara terbuka dan tindak lanjutnya secara cepat dan saksama,” tegasnya.

Kondisi PPP sendiri kini sedang berada di ujung tanduk. Partai berlambang Kakbah itu terancam tidak lolos ambang batas parlemen. Sebab, berdasar hasil quick count beberapa lembaga survei, perolehan suara PPP tak sampai 4 persen. (lum/tyo/c9/oni)

Editor: Ilham Safutra

Tag:  #sebut #lonjakan #suara #tidak #masuk #akal #minta #bawaslu #usut #dugaan #penyimpangan

KOMENTAR