Anak Lebih Bersemangat Belajar Berkat MBG di Kebayoran Lama Jaksel: Gizi Terjaga, Sarapan Tidak Terlewat Lagi
Penanggung jawab program MBG di SM0-SMK YP Mulia, Muliani. (Foto; Nanda Prayoga/JawaPos.com)
08:24
18 Desember 2025

Anak Lebih Bersemangat Belajar Berkat MBG di Kebayoran Lama Jaksel: Gizi Terjaga, Sarapan Tidak Terlewat Lagi

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah berjalan sekitar enam bulan di sekolah SMP-SMK YP Mulia, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, membawa perubahan nyata terhadap kebiasaan makan dan semangat belajar siswa. Para guru melihat transformasi sederhana namun signifikan, anak-anak yang sebelumnya sering datang tanpa sarapan, kini mulai terbiasa makan pagi secara teratur.

Seorang guru yang menjadi penanggung jawab program, Muliani, mengatakan bahwa salah satu dampak paling terasa adalah meningkatnya rutinitas sarapan anak. 

“Setelah ada MBG, anak-anak ya sarapan. Orang tua juga kan jadi terbantu. Agak lebih tenang. Orang tuanya lebih terbantu, yang biasanya ngasih sarapan,” kata Muliani kepada JawaPos.com saat ditemui di SMP-SMK YP Mulia, Jakarta Selatan, Selasa (9/2).

Ia menambahkan bahwa program ini membuat kondisi belajar anak lebih stabil karena mereka tidak memulai hari dalam keadaan lapar. Selain itu, kualitas makanan yang diberikan juga dinilai lebih baik dibandingkan pilihan jajan di luar sekolah. Muliani menyebutkan bahwa selama ini makanan yang diterima aman dan bergizi. 

“Makanannya juga lebih terjaga, selama ini alhamdulilah, nggak seperti kayak di luar-luar itu kan, ya itu yang kita khawatirkan. Jadi nggak sering keluar juga. Dengan adanya MBG, anak-anak lebih siap di dalam saja,” katanya. 

Tentu, hal ini turut mengurangi kecemasan guru dan orang tua terhadap makanan yang dijajakan di luar sekolah yang seringkali tak terjamin kesehatannya.

Di sisi lain, menu bergizi, lengkap dengan buah dan susu, juga diakui menjadi hal yang membuat anak-anak bersemangat. “Anak-anak tuh seneng. Ini buah, terutama buah. Jadi jarang kali makan buah gede-gede gitu, buah pir, buah apel, jadi harus makan buah-buahannya kadang tuker-tukeran,” ujarnya tentang antusiasme siswa saat menerima menu tertentu dan saling bertukar makanan, terutama bila mendapatkan buah yang menjadi favorit mereka.

Meski begitu, tidak semua menu langsung cocok di lidah anak. Salah satu yang paling sering dikeluhkan adalah telur ceplok manis atau yang diberi kecap. 

“Menu yang paling kurang suka itu telur. Telur diceplok. Terus dimanisin, terus dikomplain, dikembaliin lagi, kalau nggak dimakan ya taruh di situ saja. Kita juga diterima sih komplainan kita, sudah diturutin segala macam,” jelasnya. 

Sementara itu, program MBG ini turut dipantau secara rutin oleh berbagai pihak, mulai dari ahli gizi hingga perwakilan instansi pemerintah. Hal ini membuat pihak sekolah merasa lebih tenang karena standar gizi dan kualitas makanan selalu diperhatikan.

Lebih jauh, program ini juga membantu meringankan beban orang tua. Dengan sarapan dan makan siang tersedia di sekolah, kebutuhan biaya makan harian anak sedikit berkurang. 

“Uang saku jadi bisa buat tabungan anak-anak dan orang tua lebih terbantu karena biasanya ngasih sarapan,” tukasnya.

Dampak ekonominya terasa, terutama bagi keluarga yang sebelumnya harus menyiapkan bekal setiap hari. Pada akhirnya, program MBG bukan hanya soal penyediaan makanan, tetapi pembentukan kebiasaan makan sehat sejak dini. 

Dari semangat anak-anak menanti menu favorit hingga rutinitas sarapan yang semakin teratur, program ini perlahan membangun fondasi yang lebih baik untuk tumbuh kembang dan aktivitas belajar mereka.

Editor: Mohamad Nur Asikin

Tag:  #anak #lebih #bersemangat #belajar #berkat #kebayoran #lama #jaksel #gizi #terjaga #sarapan #tidak #terlewat #lagi

KOMENTAR