Jelang Innoprom 2026, Menperin Pacu Penyelesaian MoU dengan Rusia
– Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan komitmennya dalam memperkuat diplomasi industri di kancah global melalui kunjungan kerja Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita ke Moscow, Rusia, Senin (8/12/2025).
Kunjungan tersebut berfokus pada percepatan penandatanganan sejumlah kesepakatan kerja atau memorandum of understanding (MoU) antara kedua negara.
“Kerja sama industri antara Indonesia dan Rusia merupakan fondasi utama dalam upaya meningkatkan daya saing industri dalam negeri ke tingkat global,” ujar Agus dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Selasa (9/12/2025).
Langkah tersebut, lanjut dia, sekaligus menandai komitmen kami memperkuat hubungan dengan negara mitra strategis yang berorientasi pada kolaborasi jangka panjang.
Sebagai bagian dari agenda kunjungan, Agus menghadiri pertemuan bilateral dengan Menteri Industri dan Perdagangan Federasi Rusia Anton Alikhanov.
Pertemuan itu tidak hanya membahas percepatan penyelesaian MoU, tetapi juga mengidentifikasi sejumlah potensi kolaborasi baru yang dapat dikembangkan kedua negara.
Pertemuan tersebut menjadi momentum penting dalam memperkuat hubungan industri Indonesia–Rusia. Komitmen percepatan penyelesaian MoU dinilai sebagai langkah krusial untuk memperkokoh kerja sama yang berkelanjutan.
“Kerja sama industri antara Indonesia dan Rusia memasuki babak baru yang lebih konkret dan terarah. Berbagai topik bilateral telah kami bicarakan, seperti penguatan kerja sama pada sektor industri manufaktur, halal, teknologi nirawak, dan lainnya,” kata Agus.
Ia menambahkan, penandatanganan dan finalisasi MoU ini menjadi landasan penting untuk memperluas kolaborasi teknologi, riset, dan peningkatan daya saing industri nasional.
Salah satu capaian utama dari pertemuan tersebut adalah disepakatinya dua perjanjian kerja sama, yakni MoU on Cooperation in the Field of Scientific Research on the Safe Use of Chrysotile Asbestos dan MoU on Cooperation in the Field of Shipbuilding.
Adapun MoU on Cooperation in the Field of Shipbuilding mengatur kerja sama di sektor industri galangan kapal. Melalui perjanjian ini, pemerintah berharap kolaborasi tersebut dapat memberi manfaat signifikan bagi pengembangan industri galangan kapal di Indonesia maupun Rusia.
Sementara itu, MoU on Cooperation in the Field of Scientific Research on the Safe Use of Chrysotile Asbestos mencakup kolaborasi penelitian ilmiah mengenai penggunaan krisotil yang aman.
Sebagai bagian dari kerja sama tersebut, dua tenaga laboratorium asal Indonesia telah mengikuti pelatihan yang didukung Pemerintah Rusia pada September 2024.
Agus menegaskan bahwa kerja sama ini akan memberikan manfaat besar bagi pengembangan sektor industri manufaktur dan sumber daya manusia (SDM) industri, serta membuka ruang kolaborasi yang lebih luas antara Indonesia dan Rusia.
Lebih lanjut, pertemuan bilateral itu juga meninjau tindak lanjut hasil Sidang Komisi Bersama Indonesia–Rusia, terutama dalam working group on trade, investment, and industry.
Agus berharap sejumlah isu strategis dapat segera diwujudkan melalui aksi konkret, termasuk pada sektor industri, rantai pasok halal, perdagangan, logistik, standardisasi dan sertifikasi, pertanian, serta finansial.
Dukung perkembangan BCIC
Pada kesempatan tersebut, Agus juga menyatakan dukungannya terhadap perkembangan BRICS Centre for Industrial Competences (BCIC).
“Indonesia mendukung penuh kolaborasi yang dijalin dengan Rusia di berbagai forum internasional, salah satunya BCIC yang memiliki potensi memacu digitalisasi industri, teknologi mobilitas baru, sistem transportasi tanpa awak, pengembangan sumber daya manusia, pengembangan industri kecil dan menengah (IKM), transformasi digital, kecerdasan buatan, dan bio-industri,” ujarnya.
Kemenperin meyakini harmonisasi program melalui kerja sama tersebut akan memperkuat kesiapan Indonesia menampilkan potensi industri terbaiknya pada Innoprom 2026, serta memperluas peluang kerja sama lintas sektor.
Kolaborasi ini juga diharapkan memperkuat akses pasar, meningkatkan rantai pasok, serta mempercepat transformasi industri menuju arah yang lebih modern, kompetitif, dan berkelanjutan.
“Dengan semangat kolaborasi yang terus meningkat, kami optimistis hubungan industri dengan Rusia akan semakin kuat dan memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan bagi kedua negara,” kata Agus.
Sebelumnya, hubungan diplomatik Indonesia–Rusia yang telah berlangsung selama 75 tahun menunjukkan penguatan signifikan melalui pertemuan bilateral antara Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Juni 2025.
Pertemuan tersebut membuka ruang baru bagi kerja sama industri, perdagangan, dan investasi.
“Tahun ini (2025) kami merayakan 75 tahun hubungan bilateral yang memiliki nilai historis panjang. Kami berharap ke depan kolaborasi Indonesia dan Rusia semakin menguat. Kami juga menyambut baik rencana kunjungan Presiden Vladimir Putin ke Jakarta untuk memperkokoh kerja sama kedua negara,” tutur Agus.
Tag: #jelang #innoprom2026 #menperin #pacu #penyelesaian #dengan #rusia