Sempat Seret Nama Luhut Binsar Pandjaitan, Begini Fakta soal Pemilik PT Toba Pulp Lestari
Alat berat dikerahkan untuk membuka akses dari Sumatera Utara menuju Aceh Tamiang, Selasa (2/12). hingga Selasa, jumlah korban meninggal akibat bencana di Sumatera mencapai 774 jiwa. (BNPB)
18:08
3 Desember 2025

Sempat Seret Nama Luhut Binsar Pandjaitan, Begini Fakta soal Pemilik PT Toba Pulp Lestari

- Banjir bandang dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Pulau Sumatera menjadi perhatian nasional.

Bahkan, jumlah korban meninggal dunia akibat bencana tersebut hingga saat ini dilaporkan hampir mencapai 1.000 jiwa. 

Selain itu, ratusan orang masih dinyatakan hilang dan luka-luka, sementara puluhan ribu rumah warga mengalami kerusakan mulai dari ringan hingga berat.

Kerusakan infrastruktur juga tercatat sangat parah. Data awal mencatat bahwa sekitar 271 jembatan dan 282 fasilitas pendidikan rusak akibat terjangan banjir dan longsor.

Kondisi ini membuat penanganan darurat di sejumlah wilayah terkendala dan akses ke daerah terisolasi menjadi semakin sulit.

Bencana besar yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat ini tidak hanya dipicu oleh tingginya curah hujan.

Sejumlah pihak menilai, faktor aktivitas manusia turut memperburuk dampak banjir, terutama praktik penebangan pohon ilegal yang merusak hutan dan menurunkan kemampuan tanah menyerap air.

Salah satu perusahaan yang turut dituding publik memiliki keterkaitan dengan bencana banjir besar di Sumatra Utara adalah PT Toba Pulp Lestari (TPL).

Perusahaan industri kertas tersebut menuai sorotan akibat dugaan aktivitas yang dinilai memengaruhi keseimbangan lingkungan.

Di tengah sorotan publik terkait dugaan kerusakan lingkungan yang memperparah banjir besar di Sumatra Utara, nama Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan ikut terseret dalam perbincangan warganet. 

Banyak pihak mengaitkan Luhut dengan kepemilikan PT Toba Pulp Lestari (TPL). Namun, berdasarkan data resmi, nama Luhut Binsar Pandjaitan tidak tercatat sebagai pemilik PT Toba Pulp Lestari. 

Perusahaan tersebut, yang sebelumnya bernama PT Inti Indorayon Utama Tbk (INRU), didirikan oleh konglomerat Sukanto Tanoto pada 1983. Meski begitu, jejak kepemilikan Sukanto Tanoto kini juga tidak lagi muncul dalam struktur kepemilikan TPL.

Saat ini, Allied Hill Limited tercatat sebagai pemegang saham mayoritas di PT Toba Pulp Lestari. Sementara itu, kepemilikan saham publik berada pada angka 2,14 persen, dan porsi lainnya mencapai 5,32 persen.

Dengan struktur tersebut, kendali legal-formal atas operasional dan arah strategis TPL berada di tangan Allied Hill Limited, bukan pada tokoh publik maupun pejabat pemerintah yang namanya ikut terseret.

Kelola Lahan Nyaris 168 Ribu Hektare

PT Toba Pulp Lestari memperoleh Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Industri (IUPHHK-HTI) sejak 1992. 

Sejak mendapatkan izin tersebut, perusahaan beroperasi secara masif di lima wilayah utama, yaitu Aek Nauli 20.360 hektare, Habinsaran 26.765 hektare, Tapanuli Selatan 28.340 hektare, Aek Raja 45.562 hektare, dan Tele 46.885 hektare.

Operasi berskala besar ini kemudian menjadi perhatian publik, terutama ketika banjir bandang dan longsor di Sumatera menimbulkan dampak besar bagi masyarakat dan lingkungan.

Meski dituding sebagai salah satu penyebab meningkatnya risiko bencana, pihak TPL membantah keras tudingan tersebut. 

Mereka menyatakan bahwa berdasarkan audit menyeluruh dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022–2023, TPL dinyatakan patuh terhadap regulasi dan tidak ditemukan pelanggaran lingkungan yang dituduhkan.

Editor: Bayu Putra

Tag:  #sempat #seret #nama #luhut #binsar #pandjaitan #begini #fakta #soal #pemilik #toba #pulp #lestari

KOMENTAR