Bahlil Puji Soeharto yang Pernah Buat Indonesia Jadi Macan Asia
Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia saat ditemui di Kompleks Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Senin (20/10/2025).(KOMPAS.com/Syakirun Ni'am)
16:42
3 November 2025

Bahlil Puji Soeharto yang Pernah Buat Indonesia Jadi Macan Asia

- Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia memuji Presiden ke-2 Republik Indonesia Soeharto yang pernah membawa negara ini menjadi macan Asia.

Kesuksesan tersebut dinilai Bahlil menjadi salah satu alasan mengapa Soeharto layak mendapatkan gelar pahlawan nasional.

"Waktu kedaulatan pangan, kedaulatan energi, ketika inflasi kita sekian ratus persen, Indonesia terkenal dengan Macan Asia di saat itu, itu adalah tidak bisa terlepas dari jasa Pak Harto," ujar Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (3/11/2025).

Bahlil juga menyampaikan, Partai Golkar sudah mengusulkan Soeharto untuk menerima gelar pahlawan nasional sejak beberapa tahun yang lalu.

Usulan tersebut kembali disampaikan Bahlil ketika bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto pada Senin (3/11/2025).

"Kami juga tadi melaporkan kepada Bapak Presiden selaku Ketua Umum DPP Partai Golkar. Saya bilang Bapak Presiden, dengan penuh harapan, lewat mekanisme rapat DPP Partai Golkar kami sudah mengajukan Pak Harto sebagai Pahlawan Nasional," kata Bahlil.

Prabowo, klaim Bahlil, menerima dan mempertimbangkan usulan Partai Golkar agar Soeharto menerima gelar pahlawan nasional.

"Bapak Presiden Prabowo mengatakan bahwa saya menerima dan akan mempertimbangkan. Sudah barang tentu itu lewat mekanisme internal, kan ada, ada mekanisme yang harus dilalui," ujar Bahlil.

Presiden Soeharto. Gambar diambil pada 15 Januari 1998.KOMPAS/JB SURATNO Presiden Soeharto. Gambar diambil pada 15 Januari 1998.

Singgung Pelanggaran HAM

Berbeda dengan Bahlil, Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sekaligus Wakil Ketua Komisi X DPR MY Esti Wijayanti menyebutkan, usulan agar Soeharto menjadi pahlawan nasional merupakan sebuah kontradiksi.

Esti mengatakan, penetapan Soeharto sebagai pahlawan nasional dapat menimbulkan konsekuensi pemahaman bahwa aktivis reformasi pada 1998 menggulingkan sosok pahlawan.

“Bagaimana nanti nasib para reformis ketika kemudian beliau diberi gelar pahlawan nasional? Berarti dia melawan pahlawan nasional, ada kontradiksi yang tidak mungkin itu bisa selesai begitu saja,” kata Esti saat ditemui di Sekolah Partai PDI-P, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (29/10/2025).

Pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto juga menimbulkan kontradiksi lain, yakni menyangkut status korban pelanggaran hak asasi manusia (HAM) pada masa Orde Baru.

Salah satunya korban pada Orde Baru adalah Marsinah, aktivis buruh yang juga diusulkan menjadi pahlawan nasional oleh Kementerian Sosial (Kemensos).

“Kemudian mereka yang menjadi korban ini harus bersama-sama menerima gelar pahlawan, ini logikanya dari mana? Nah, saya kira ini juga perlu diklirkan terlebih dahulu,” ujar Esti.

Oleh karena itu, Komisi X tidak bisa menyetujui begitu saja usulan Kemensos yang mengusulkan Soeharto menerima gelar pahlawan nasional.

Pihaknya harus melakukan verifikasi terlebih dahulu, termasuk di antaranya menyangkut nasib atau pemahaman atas tindakan aktivis reformasi. Komisi X juga akan membahas usulan itu dalam rapat bersama Menteri Kebudayaan Fadli Zon.

"Dalam hal ini, Fadli Zon kan menjadi bagian yang ada di dalam keputusan untuk menentukan gelar ini diberikan atau tidak," tutur Esti.

Presiden Soeharto saat mengumumkan pengunduran dirinya di Istana Merdeka, Jakarta, 21 Mei 1998.Dok. KOMPAS/Charles Dharapak Presiden Soeharto saat mengumumkan pengunduran dirinya di Istana Merdeka, Jakarta, 21 Mei 1998.

Tunggu Keputusan Prabowo

Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto disebut tengah mempelajari daftar 40 nama yang diusulkan menerima gelar pahlawan nasional.

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengatakan, Prabowo tentu akan mengumumkan nama yang akan mendapatkan gelar pahlawan nasional pada waktunya.

"Nama pahlawan kami sudah menerima ya secara resmi dari Kemensos hasil dari Dewan Gelar dan Tanda Jasa. Sedang dipelajari oleh Bapak Presiden karena memang cukup banyak nama-nama yang diajukan," ujar Prasetyo di Antara Heritage Center, Jakarta, Kamis (30/10/2025).

"Jadi mohon waktu nanti kalau sudah waktunya dan Bapak Presiden sudah mengambil keputusan, nanti akan kami umumkan," sambungnya.

Tag:  #bahlil #puji #soeharto #yang #pernah #buat #indonesia #jadi #macan #asia

KOMENTAR