Rekrut 24.000 Tamtama, TNI AD Jamin Profesionalisme Tak Berkurang
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana saat doorstop awak media di Indo Defence 2024, Rabu (11/6/2025).(KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA)
18:36
11 Juni 2025

Rekrut 24.000 Tamtama, TNI AD Jamin Profesionalisme Tak Berkurang

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana menegaskan bahwa profesionalisme TNI AD tidak akan berkurang meski berencana merekrut 24.000 tamtama untuk mendukung pembentukan batalion teritorial.

"Tidak akan ada yang berkurang berkaitan dengan tingkat profesionalisme TNI Angkatan Darat di saat kita membuat konsep penataan pengembangan Satuan TNI Angkatan Darat seperti yang disampaikan," kata Wahyu di Jakarta International Expo, Rabu (11/6/2025).

Wahyu menjelaskan, TNI AD memiliki dua fungsi utama, yaitu fungsi pertempuran dan fungsi teritorial.

Rekrutmen 24.000 tamtama ini dalam rangka  penguatan batalion teritorial yang bertujuan untuk mendukung tugas-tugas TNI AD dalam konteks Operasi Militer Selain Perang (OMSP).

Misalnya, membantu pemerintah daerah dalam sektor-sektor seperti ketahanan pangan, kesehatan, dan pendidikan yang persiapannya berbeda dengan persiapan untuk bertempur.

"Penyiapannya itu kita harus meyakinkan masyarakat ini siap secara kesejahteraan, siap secara kesehatan, lalu siap secara pendidikan, itu ada di fungsi utama teritorial bagian dari penyiapan kita terhadap masyarakat," kata Wahyu.

Di samping itu, pembinaan TNI dalam fungsi pertempuran juga tetap berjalan beriringan.

Wahyu menyebutkan, kemampuan prajurit serta alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI AD terus diasah melalui program-program latihan dan peremajaan.

“Kita terus menyiapkan, kita terus meningkatkan kemampuan personel dan alutsista kita, melalui kegiatan program-program, latihan-latihan peremajaan mulai kita revisi, pengecekan dan lain-lainnya ini terus berjalan," kata Wahyu.

"Ini yang menjamin tingkat profesionalisme prajurit TNI Angkatan Darat tidak akan berkurang, tidak akan melemah, ini terus berjalan di saat kita melaksanakan fungsi utama teritorial," imbuh dia.

Saat ini, proses pembentukan batalion-batalion baru masih berjalan di mana TNI AD tengah melakukan survei lokasi dan pemetaan kebutuhan wilayah.

Wilayah yang diprioritaskan untuk dibentuk batalion teritorial adalah wilayah yang belum memiliki satuan setingkat batalion.

Harapannya, pemerintah daerah tidak perlu kesulitan untuk memperoleh bantuan dari TNI untuk menyelesaikan sejumlah masalah seperti bencana alam dan ketahanan pangan.

"Satuan kewilayahan beserta pemerintah daerah di kabupaten dan kota itu tidak perlu khawatir lagi, tidak perlu kesulitan lagi, tidak perlu menunggu waktu lagi, karena ada satuan setingkat batalion yang mempunyai tugas teritorial membantu pemerintah daerah dan masyarakat di wilayah tersebut," kata Wahyu.

Wahyu pun menegaskan bahwa TNI menerima secara terbuka kritik dan sorotan publik yang menilai rekrutmen 24.000 tamtama serta pembentukan batalion teritorial tidak relevan di tengah meningkatnya tensi geopolitik kawasan.

“Jadi semua saran, semua masukan, kritik, pendapat itu kami letakkan pada posisi yang betul-betul hangat artinya, itu kami anggap sebagai wujud kecintaan masyarakat kepada TNI Angkatan Darat dan TNI secara umum. Sehingga kita menerima, kita menyikapi itu dengan baik dan kita menghargai semua saran masukan tersebut," kata dia.

Sebelumnya, Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Sektor Keamanan mengkritik rencana TNI AD yang akan merekrut 24.000 tamtama sebagai langkah yang mencederai semangat reformasi.

"Hal ini tentu mencederai semangat Reformasi TNI yang menginginkan terbentuknya TNI yang profesional dan tidak lagi ikut-ikutan mengurusi urusan sipil," kata Direktur Imparsial Ardi Manto mewakili koalisi, dalam keterangan yang diterima, Selasa (10/6/2025).

Rekrutmen tamtama untuk membentuk Batalyon Teritorial Pembangunan tersebut diperuntukkan bagi kerja-kerja non-militer atau untuk mengerjakan urusan sipil.

"Koalisi memandang, rencana rekrutmen tersebut sudah keluar jauh dari tugas utama TNI sebagai alat pertahanan negara. TNI direkrut, dilatih, dan dididik untuk perang dan bukan untuk mengurusi urusan-urusan di luar perang seperti pertanian, perkebunan, peternakan, maupun pelayanan kesehatan," kata dia.

Tag:  #rekrut #24000 #tamtama #jamin #profesionalisme #berkurang

KOMENTAR