



KPK Sita Uang Tunai Rp 12,5 Miliar hingga 5 Mobil Terkait Kasus Bank Jepara Artha
- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyita sejumlah aset terkait kasus dugaan korupsi pencairan kredit usaha di PT BPR Jepara pada Senin (24/2/2025).
Sejumlah aset yang disita di antaranya adalah uang tunai sebesar Rp 12,5 miliar, 5 unit mobil dari jenis Fortuner (2 unit), CRV (2 unit), dan HRV (1 unit), serta 130 bidang tanah dan bangunan senilai Rp 50 miliar.
"Sejak perkara ini bergulir sampai saat ini, penyidik telah melakukan penyitaan terhadap 5 (lima) unit kendaraan (jenis Fortuner (2), CRV (2), dan HRV), 130 bidang tanah dan bangunan senilai Rp 50 miliar, dan uang tunai sebesar kurang lebih Rp 12,5 miliar," kata Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika Sugiarto dalam keterangan tertulis, Selasa (25/2/2025).
Tessa mengatakan, penyidik KPK juga melakukan penyitaan uang dari tersangka MIA sebesar Rp 11,7 miliar.
Ia menjelaskan bahwa penyitaan dilakukan sebagai upaya pemulihan kerugian negara akibat pencairan kredit fiktif pada PT Bank Perkreditan Rakyat Bank Jepara Artha (Perseroda) 2022-2024.
"Sebagai bagian dari upaya untuk pemulihan kerugian negara akibat tindak pidana tersebut," ujarnya.
Tessa juga menyampaikan terima kasih kepada para pihak dan peran serta masyarakat yang membantu kelancaran kegiatan penyitaan dalam perkara ini.
Penyidik akan terus mengejar aset milik tersangka, baik yang dikuasai keluarga tersangka maupun yang dikuasai pihak lain.
"Penyidik juga akan mempertimbangkan pemidanaan dan tindakan hukum yang tegas bila ada pihak yang tidak mau kooperatif dan sengaja menyembunyikan aset-aset milik tersangka," ucapnya.
Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuka penyidikan terhadap kasus korupsi pencairan kredit usaha PT BPR Bank Jepara Artha.
Penyidikan dilakukan pada 24 September 2024 dengan menetapkan 5 orang tersangka.
"Pada 24 September 2024, KPK telah memulai penyidikan untuk dugaan tindak pidana korupsi untuk perkara sebagaimana tersebut di atas dan telah menetapkan 5 orang sebagai tersangka," kata Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika Sugiarto di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Selasa (8/10/2024).
Meski demikian, Tessa belum bisa mengungkapkan nama dan jabatan para tersangka lantaran proses penyidikan sedang berjalan.
"Proses penyidikan saat ini sedang berjalan, untuk nama dan jabatan tersangka belum dapat disampaikan saat ini," ujarnya.
Tessa mengatakan, lima orang tersangka tersebut dilarang untuk bepergian ke luar negeri.
Keputusan tersebut berlaku untuk 6 bulan ke depan.
Ia menjelaskan bahwa tindakan larangan bepergian ke luar negeri tersebut dilakukan oleh penyidik karena keberadaan para tersangka di wilayah Indonesia dibutuhkan dalam rangka proses penyidikan dugaan tindak pidana korupsi.
"Bahwa pada tanggal 26 September 2024, KPK telah mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 1223 Tahun 2024 tentang Larangan Bepergian Ke Luar Negeri terhadap 5 orang Warga Negara Indonesia yaitu JH, IN, AN, AS, dan MIA," ucapnya.
Tag: #sita #uang #tunai #miliar #hingga #mobil #terkait #kasus #bank #jepara #artha