JK Buka-bukaan soal Politik Terkini, Dapat Tekanan Usai Dukung Anies dan Sebut Jokowi Berubah
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla dalam wawancara khusus bersama Gaspol! Kompas.com(KOMPAS.com/Antonius Aditya Mahendra)
10:14
25 Januari 2024

JK Buka-bukaan soal Politik Terkini, Dapat Tekanan Usai Dukung Anies dan Sebut Jokowi Berubah

- Wakil Presiden (Wapres) ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla atau JK bicara mengenai situasi politik terkini menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Secara gamblang, JK mengumbar tentang arah dukungannya pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 sampai dengan kritik untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) mantan rekan kerjanya pada periode 2014-2019.

Kritik sampai arah dukungan itu diungkapkan JK dalam program Gaspol! Kompas.com yang ditayangkan di YouTube Kompas.com, Selasa (23/1/2024).

Intimidasi usai dukung Anies

Pada awal pembicaraan, JK membeberkan bahwa dirinya secara tidak langsung mengalami intimidasi dari "atas" setelah mendeklarasikan dukungan untuk pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Meski intimidasi itu tidak menimpanya secara langsung, JK mengaku orang-orang di sekitarnya mengalami tekanan.

Dia bercerita bagaimana ada pejabat publik yang seolah sulit untuk bertemu dengannya karena khawatir dicopot dari jabatan.

"Ada juga yang ketemu hanya bisik 'Pak, saya pokoknya ikut bapak, tetapi saya harus diam'. Banyak juga yang gitu," kata JK.

"Ya takut, takut ditegur dari atas. Takut dicopot jabatannya. Jadi masalah ketakutan jabatan ini, bukan ideologi," ujarnya lagi.

JK lantas heran ketika menyadari mengapa semua pejabat yang hendak bertemu dengannya, justru terkesan takut atau bahkan menghindar untuk bertemu.

Padahal, JK mengatakan, dirinya merangkul semua pihak untuk berdiskusi. Dia juga mengaku ingin mencontohkan bagaimana membuat pemerintahan yang adil kepada semua pihak.

"Saya ikut kepada sistem yang ada, bahwa pemerintah itu harus adil melayani semua pihak. Nah itu lah selama ini negeri ini diatur seperti itu," kata JK.

Lebih lanjut, JK mengatakan bahwa para pejabat itu ada yang takut dipotret oleh orang tak dikenal ketika bertemu dengannya.

Namun, dirinya tak membocorkan siapa pejabat yang dimaksud itu. Ia hanya berpandangan bahwa intimidasi yang membuat pejabat itu ketakutan sangat tidak adil.

"Tapi saya oke lah, ini risiko berpolitik," ujar Jusuf Kalla.

JK juga mengaku pihaknya ada yang bahkan mendapatkan intimidasi lewat kasus hukum.

Dari kasus hukum tersebut, menurutnya, ada yang sampai masuk penjara. Tetapi, lagi-lagi JK tak mengumbar kasus hukum tersebut.

Pemilu terburuk

Semakin hangat, JK blak-blakan menilai Pemilu 2024 yang disebutnya sebagai pemilu paling buruk sepanjang masa.

Hal ini dikatakannya setelah mengaku mendapatkan tekanan setelah mendukung Anies.

JK bahkan tak segan berpandangan, Pemilu 2024 jauh lebih buruk dibandingkan pada era Orde Baru.

"Saya umur segini mengalami pemilu sejak lama. Enggak ada proses pemilu seburuk ini. Paling buruk," katanya.

Dia menyebut bahwa Pemilu 2024 marak terjadi perlakuan intimidasi kepada pendukung paslon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) tertentu.

Menurut JK, jelas hal ini adalah bentuk ketidakadilan dalam proses pemilu.

"Ini (pemilu saat ini) kelihatannya demokratis, calon ada, tapi diintimidasi lah, di apalah, dilaksanakan tidak adil, berpihak luar biasa," ujar JK.

Menurutnya, meski pemilu zaman Orde Baru berlangsung tidak adil, namun cara-caranya dilakukan tidak dengan intimidasi.

"Bahwa ada artinya mengarahkan (saat Orde Baru) ada juga, tapi tidak dengan ancaman seperti sekarang, tidak masif dari atas ke bawah. Tetapi, sistemnya memang dikuasai," kata Jusuf Kalla.

Jokowi berubah

Pada satu titik, JK juga menyampaikan pandangannya melihat sosok Jokowi saat ini.

Dalam pandangannya, Jokowi saat ini telah berubah, tidak seperti yang dikenalnya pada saat memimpin negara di periode pertamanya tahun 2014 lalu.

Perubahan pada Jokowi yang dimaksud JK adalah soal keinginan berkuasa.

JK mencontohkan bagaimana isu liar yang beredar bahwa Jokowi ingin masa jabatannya sebagai presiden ditambah menjadi tiga periode.

"Saya kira begitu, berubah. Hanya contohnya tiba-tiba ingin tiga kali, ya kan. Padahal konstitusi hanya dua kali, seperti itu. Jadi, perubahan-perubahan itu, terjadi," kata JK.

"Jadi, ya memang kalau orang sudah pegang kekuasaan, kadang-kadang terlena menikmati kekuasaan. Lupa," ujarnya lagi.

Terkini, putra sulung Presiden Jokowi yaitu Gibran Rakabuming Raka, maju menjadi calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

"Ya faktor lain ingin tetap berkuasa. Ya mungkin ada rencana kalau mendukung 02 dia masih bisa mungkin memberikan arahan. Saya tidak tahu, tapi seperti itu kira-kira," kata JK.

Kemudian, JK mengatakan, pribadi Jokowi saat ini jauh berbeda dengan yang dikenalnya sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta pada 2012.

Kala itu, JK melihat Jokowi merupakan pribadi yang sederhana.

Dari kesederhanaan itu, JK mengakui bahwa dirinya yang mengusulkan pada Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri agar Jokowi menjadi calon Gubernur DKI.

Editor: Nicholas Ryan Aditya

Tag:  #buka #bukaan #soal #politik #terkini #dapat #tekanan #usai #dukung #anies #sebut #jokowi #berubah

KOMENTAR