Melawan Kotak Kosong
Eri Cahyadi dan Armuji menjadi satu-satunya pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Surabaya. Duet duo Gemini ini bertekad untuk membuat Surabaya Makin Keren.
Ya, kalau Er-Ji terpilih sebagai wali kota dan wakil wali kota Surabaya lagi, dia akan terus berbenah dan membangun Kota Pahlawan. Wilayah utara bakal terus dipercantik. Kawasan timur dipacu untuk menjadi ala-ala Waterfront-nya Singapura, tanpa mengabaikan harmoni lingkungan dan ekosistem pantai.
Selatan dibuat makin metropolis dan terintegrasi dengan wilayah Delta Sidoarjo.
Surabaya Barat yang sudah keren akan dipacu agar semakin keren. Wilayah barat yang style-nya mengejar kawasan PIK Jakarta punya semangat yang tak mau kalah dengan kaum Pantai Indah Kapuk yang sultan.
Er-Ji tak sendiri. Dia hanya satu di antara 35 pasangan calon tunggal kontestan pilkada 27 November 2024 mendatang yang melawan kotak kosong. Di Gresik, kabupaten urban Surabaya coret, juga akan melakukan pilbub dengan pasangan tunggal Yani-Alif melawan kotak kosong. Lawan yang sulit ditantang untuk konfrontatif karena memang hanya sebuah kotak. Kosong pula!
Untuk alasan demokrasi, kotak kosong harus ada. Nah, agar keberadaannya tidak asal ada, kotak kosong mari kita beri ”nyawa’’.
Seperti apa resonansi suara masyarakat via kotak kosong pada hari H pilwali Surabaya dan pilbub Gresik nanti?
Setiap datang musim pilpres, pileg, pilkada, semua hal kita pertaruhkan. Dan bahkan seperti berjudi.
Ritme hidup sehari-hari, denyut ekonomi, keputusan, kebijakan, kelanjutan pembangunan, semua terdampak oleh pilpres, pileg, dan pilkada.
Oke. Pemilu presiden sudah beres, tak usah dibahas lagi. Tinggal menunggu hasil pasangan peraup 58% suara bekerja hingga 5 tahun ke depan. Catatan kecilnya: pasangan dalam pilpres dan pilkada selalu mirip-mirip pasangan pengantin baru. Tak banyak yang betul-betul kompak sakinah sampai akhir waktu yang disepakati. Malah, yang sedari awal bakatnya adalah bercerai juga tak sedikit: belum dilantik –tanda-tandanya– sudah menyusahkan pasangannya.
Jawa Pos berusaha untuk fair terhadap semua kontestan. Kotak kosong akan diberi porsi perhatian yang sama ketika paslon sudah disahkan oleh KPU.
Rubrik Pilpres, Pilgub, Pilwali –seperti biasanya– dibagi rata kolomnya untuk semua pasangan. Pada Pilpres 2024 lalu, halaman Politika dibagi tiga, yaitu buat pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, lalu Ganjar-Mahfud, dan Prabowo-Gibran. Lebar dan tinggi kolom disediakan sama.
Siapa yang menang, dialah pilihan terbaik rakyat. Media tidak memilih. Jawa Pos hanya membangun respek pada pilihan rakyat.
Bagaimana kalau pasangan Eri Cahyadi-Armuji tampil sebagai calon tunggal?
Kolom untuk pilwali Surabaya tetap akan dibagi dua: separo untuk Er-Ji, separonya lagi buat menampung suara Kotak Kosong.
Kotak kosong akan kami sandingkan sebagai rival Eri-Armuji guna menjaga keseimbangan, ekspresi, dan harkat demokrasi.
Mari pilih pemimpin dengan demokratis dan gembira. (LK)