Banyak Artis Ikut Pilkada, Akademisi UI Kritik Parpol Hanya Incar Popularitas Demi Menang
Anggota Perludem Titi Anggraini ingatkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi soal penggunaan fasilitas negara saat ditemui di Kantor Bawaslu, Jakarta Pusat, Selasa (9/5/2023). (Suara.com/Dea)
17:16
9 September 2024

Banyak Artis Ikut Pilkada, Akademisi UI Kritik Parpol Hanya Incar Popularitas Demi Menang

Partai politik dinilai makin sering mengeksploitasi artis untuk diikutsertakan dalam pencalonan kepala daerah maupun anggota legislatif.

Meski memang tak ada larangan bagi para publik figur untuk terjun ke politik, namun dikritisi oleh akademisi Universitas Indonesia Titi Anggraini. Terlebih kebanyakan artis-artis itu diberi dukungan partai hanya demi mengeruk suara masyarakat.

Titi menyebut, para artis cenderung dieksploitasi oleh partai politik untuk kepentingan elektoral semata.

"Siapapun mereka bisa masuk ke dunia politik, tapi mestinya tetap melalui kaderisasi dan rekrutmen politik yang demokratis. Ini yang kerap kali dan banyak disimpangi oleh para artis. Mereka secara tiba-tiba direkrut langsung, dinominasikan di Pilkada tanpa ada proses internalisasi nilai-nilai dan kaderisasi di dalam partai," tutur Titi, ditemui di Jakarta, Senin (9/9/2024).

Baca Juga: Deretan Fakta Mentereng Keluarga Erina Gudono: Disindir OKB, padahal Isinya Akademisi

Fenomena seperti itu menimbulkan terjadilah kondisi political shock dari para selebriti yang sebelumnya tidak terbiasa atau bahkan tidak pernah berurusan dengan birokrasi dan pemerintahan. Tidak adanya pengalaman politik praktis itu menimbulkan kegagapan politik.

"Bahkan ada beberapa yang kemudian menjadi tidak puas dengan jabatan yang mereka menangkan di pemilu atau pilkada. Contohnya Lucky Hakim yang tidak akur dengan Kepala daerahnya, bupatinya. Diky Chandra yang tidak akur dengan bupatinya. Itu salah satu ya, itu akibat dari adaptasi politik yang tidak matang," tuturnya.

Sikap gagapan politik akibat proses instan tersebut berdampak pula terhadap kinerja mereka yang menjadi tidak terlalu bisa berkontribusi dalam mencapai tujuan pemerintahan. Alhasil, menurut Titi, artis sebenarnya hanya dijadikan jalan pintas oleh para partai politik demi meraih kemenangan pemilu.

"Dengan memanfaatkan popularitas dan daya pengaruh artis di masyarakat. Saya belum punya data spesifik ya (jumlah parpol manfaatkan artis). Tapi kan kita bisa melihat dari pernyataan Ronald (Surapradja) yang tiba-tiba diminta untuk maju sebagai cawagup (Jawa Barat). Lalu juga Jeje Govinda di Bandung," ungkap anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) tersebut.

Titi menegaskan, partai politik harusnya memberikan proses kaderisasi yang matang kepada setiap artis yang akan mereka usung dalam pemilu.

Baca Juga: Ulah Baleg DPR Berpotensi Bikin Pilkada 2024 Inkonstitusional, Benturkan Putusan MK Dan MA Soal Batas Usia Cakada

Editor: Dwi Bowo Raharjo

Tag:  #banyak #artis #ikut #pilkada #akademisi #kritik #parpol #hanya #incar #popularitas #demi #menang

KOMENTAR