9 Realita Pernikahan yang Tidak Disadari Kebanyakan Orang Menurut Psikologi
Ilustrasi sepasang kekasih yang melangsungkan pernikahan. (Pexels)
12:18
1 Desember 2024

9 Realita Pernikahan yang Tidak Disadari Kebanyakan Orang Menurut Psikologi

Pernikahan sering kali dianggap sebagai puncak kebahagiaan, di mana dua orang memulai kehidupan bersama yang penuh cinta dan harapan. 

Namun, realita pernikahan seringkali berbeda dari bayangan ideal yang dimiliki banyak pasangan sebelum menikah.    Para pakar telah mengamati sejumlah realita pernikahan yang sering kali tidak disadari oleh kebanyakan orang hingga terlambat.    Menyadari hal ini sejak awal dapat membantu pasangan menghadapi tantangan pernikahan dengan lebih baik.    Dilansir dari Geediting pada Minggu (1/12), terdapat sembilan realita pernikahan yang penting untuk diketahui:  



1. Pernikahan Tidak Menghapuskan Masalah Pribadi

Pernikahan bukanlah solusi untuk mengatasi masalah pribadi, seperti rasa tidak percaya diri, trauma masa lalu, atau kekhawatiran finansial.    Menurut Dr. John Gottman, seorang pakar hubungan terkemuka, masalah-masalah ini sering kali ikut terbawa ke dalam hubungan pernikahan.    Jika tidak diatasi sebelum menikah, masalah tersebut bisa menjadi sumber konflik di kemudian hari. Solusinya? Fokus pada penyembuhan dan pengembangan diri sebelum menikah.

2. Cinta Tidak Selalu Menjadi Pemecah Masalah

Meskipun cinta adalah fondasi pernikahan, itu saja tidak cukup untuk menyelesaikan semua masalah.    Terkadang, komunikasi yang buruk, perbedaan nilai, atau kurangnya dukungan emosional dapat melemahkan hubungan.    Pakar hubungan Dr. Terri Orbuch menegaskan bahwa pasangan perlu membangun keterampilan komunikasi yang baik, saling mendukung, dan menjaga komitmen untuk memperkuat pernikahan mereka.

3. Konflik adalah Bagian Normal dalam Pernikahan
 


Banyak orang berpikir bahwa pernikahan yang sehat adalah pernikahan tanpa konflik.    Padahal, konflik adalah bagian alami dari hubungan apa pun, termasuk pernikahan.    Yang penting bukanlah menghindari konflik, tetapi bagaimana cara menghadapinya.    Menurut Dr. Sue Johnson, terapis pernikahan, konflik yang dikelola dengan baik dapat memperkuat hubungan karena memberikan peluang untuk saling memahami.

4. Kebahagiaan Pernikahan Butuh Usaha yang Konsisten

Pernikahan yang bahagia tidak terjadi begitu saja; dibutuhkan usaha dari kedua belah pihak.    Seiring waktu, rutinitas dan kesibukan dapat membuat pasangan merasa jauh satu sama lain.   Menurut Esther Perel, seorang pakar hubungan, pasangan perlu secara sadar meluangkan waktu untuk memperkuat ikatan, seperti melakukan kencan malam, berbicara dari hati ke hati, dan menunjukkan apresiasi kecil setiap hari.

5. Perubahan Tidak Bisa Dipaksakan
 


Salah satu kesalahan terbesar yang sering dilakukan pasangan adalah mencoba mengubah pasangan mereka.    Dr. Gary Chapman, penulis buku The Five Love Languages, menjelaskan bahwa menerima pasangan apa adanya adalah kunci kebahagiaan pernikahan.    Jika ada perilaku yang mengganggu, komunikasi yang jujur dan saling menghormati lebih efektif daripada memaksa perubahan.

6. Pernikahan Akan Menguji Kesabaran Anda

Pernikahan adalah proses belajar terus-menerus. Anda akan menemukan kebiasaan, kekurangan, atau pandangan pasangan yang mungkin tidak terlihat saat pacaran.    Hal ini akan menguji kesabaran Anda. Menurut Dr. Harville Hendrix, membangun empati dan melihat perbedaan sebagai peluang untuk tumbuh bersama adalah cara terbaik untuk menghadapi tantangan ini.

7. Pasangan Anda Tidak Bertanggung Jawab atas Kebahagiaan Anda

Salah satu kesalahpahaman terbesar tentang pernikahan adalah anggapan bahwa pasangan bertanggung jawab atas kebahagiaan kita.    Pakar hubungan, Dr. Linda Carroll, menjelaskan bahwa setiap individu bertanggung jawab atas kebahagiaan mereka sendiri.   Pernikahan yang sehat terjadi ketika dua individu bahagia bergabung untuk saling mendukung, bukan saling menggantungkan.

8. Komitmen Lebih Penting dari Perasaan Sesaat
 


Dalam pernikahan, ada saat-saat ketika perasaan cinta mungkin memudar sementara. Ini adalah hal yang normal.   Dr. Scott Stanley, seorang pakar pernikahan, menekankan bahwa komitmen adalah kekuatan yang menjaga hubungan tetap utuh saat emosi sedang tidak stabil.    Komitmen berarti tetap berusaha untuk saling mencintai meski sedang berada di masa sulit.

9. Pernikahan Bukanlah Akhir, Tapi Awal dari Perjalanan Panjang

Banyak orang menganggap pernikahan sebagai "akhir bahagia" dalam kehidupan.    Padahal, pernikahan adalah awal dari perjalanan panjang yang penuh dengan tantangan dan peluang untuk tumbuh.    Menurut Dr. Julie Schwartz Gottman, pasangan yang sukses adalah mereka yang melihat pernikahan sebagai kesempatan untuk terus berkembang, baik secara individu maupun bersama.

Kesimpulan

Memahami realita pernikahan sejak dini dapat membantu pasangan membangun hubungan yang lebih sehat dan bahagia.   Tidak ada pernikahan yang sempurna, tetapi dengan kesadaran, komunikasi, dan komitmen yang kuat, setiap pasangan dapat mengatasi tantangan yang muncul.   Pernikahan bukanlah tentang mencari pasangan yang sempurna, tetapi tentang menjadi pasangan yang saling melengkapi dan mendukung.  

Editor: Bintang Pradewo

Tag:  #realita #pernikahan #yang #tidak #disadari #kebanyakan #orang #menurut #psikologi

KOMENTAR