Jauhi 5 Perilaku Buruk Jika Ingin Lebih Romantis dengan Pasangan Seiring Bertambahnya Usia
ILUSTRASI. Pasangan yang romantis. (Freepik)
17:10
7 November 2024

Jauhi 5 Perilaku Buruk Jika Ingin Lebih Romantis dengan Pasangan Seiring Bertambahnya Usia

 Banyak dari kita mendambakan hubungan yang penuh dengan koneksi yang lebih dalam dan penuh gairah.  Namun ternyata, pola dan sikap tertentu diam-diam dapat menghalangi romansa yang kita inginkan dalam hubungan kita dan pasangan kita, terutama seiring bertambahnya usia. 

Hari ini, kita akan membahas lima perilaku yang mungkin menghalangi Anda dalam menciptakan hubungan yang romantis, seperti yang dikutip dari geediting.com, Rabu (6/11). Melepaskan kebiasaan-kebiasaan ini dapat membuat perbedaan besar dalam membuka hidup Anda untuk jenis cinta yang benar-benar Anda inginkan.

1. Berpegang teguh pada masa lalu

Seiring bertambahnya usia, wajar saja jika kita mengenang masa lalu yang indah. Namun, dalam hal percintaan, hal ini sering kali menghambat kita.



Berpegang teguh pada masa lalu, baik itu hubungan masa lalu, kesalahan masa lalu, atau bahkan kesuksesan masa lalu, dapat menghalangi kita untuk sepenuhnya menikmati masa kini. Di situlah hubungan yang sesungguhnya terjadi.

Romantisme bukan tentang menciptakan kembali cinta lama atau mencoba menyesuaikan hubungan baru dengan pola lama.

Ini tentang menjadi diri sendiri, terbuka terhadap pengalaman baru, dan membiarkan diri Anda menjadi rentan terhadap orang lain.

Jika Anda terus-menerus melihat ke belakang, mungkin sudah waktunya untuk melepaskannya. Ini tidak berarti melupakan masa lalu Anda, tetapi mengakuinya dan kemudian berfokus pada masa kini.

Perubahan perspektif ini dapat memberikan keajaiban bagi kehidupan romantis Anda. Perubahan ini memungkinkan Anda melihat pasangan (atau calon pasangan) sebagaimana adanya saat ini, bukan sebagai dirinya atau orang lain. 

2. Mengutamakan kemandirian daripada saling ketergantungan

Seiring bertambahnya usia, dorongan untuk melindungi diri sendiri sering kali mendorong kita menuju kemandirian yang luar biasa.

Setelah patah hati di masa lalu, wajar jika kita membangun tembok dan mengandalkan diri sendiri saja, dengan tujuan menghindari rasa sakit yang mungkin pernah kita alami sebelumnya.

Bagi mereka yang sudah lama melajang, melakukan segala sesuatunya sendiri bisa menjadi kebiasaan. Hal itu nyaman, familier, dan sering kali terasa lebih aman daripada melibatkan orang lain.

Namun, seperti yang dicatat oleh psikoanalis Erik H. Erikson, "Hidup tidak akan berarti tanpa saling ketergantungan. Kita saling membutuhkan, dan semakin cepat kita mempelajarinya, semakin baik bagi kita semua."

Dalam percintaan, hal ini sangatlah benar. Keseimbangan yang sehat antara kemandirian dan saling ketergantungan sangatlah penting. 

Merangkul saling ketergantungan berarti meruntuhkan tembok-tembok itu secukupnya untuk mengijinkan orang lain berbagi dalam hidup Anda, dan bersikap terbuka untuk berbagi dalam hidup mereka. 

Ini tentang mengetahui bahwa Anda tetap bisa kuat dan mampu, bahkan saat membiarkan orang lain mendukung Anda, dan belajar untuk percaya bahwa ada kekuatan dalam kedekatan semacam itu.

3. Mengabaikan rasa cinta diri

Tidak dapat dipungkiri bahwa seiring bertambahnya usia, menemukan cinta semakin sulit, dan terkadang dalam pencarian kita, kita bisa melupakan orang terpenting yang bisa kita beri cinta, diri kita sendiri. 

Mencintai diri sendiri bukan hanya tentang memanjakan diri sendiri atau mempraktikkan rutinitas perawatan diri, meskipun itu tentu saja merupakan bagian darinya.

Mencintai diri sendiri berarti menghargai diri sendiri, menetapkan batasan, dan memahami nilai diri sendiri.

4. Tidak berkomunikasi secara efektif

Sangat mudah untuk berasumsi bahwa kita tahu apa yang dipikirkan atau dirasakan pasangan kita tanpa benar-benar menanyakannya. Hal ini dapat menyebabkan kesalahpahaman dan konflik yang tidak perlu. 

Seperti yang pernah dikatakan oleh penulis legendaris George Bernard Shaw. “Masalah terbesar dalam komunikasi adalah ilusi bahwa komunikasi telah terjadi.”

Namun dengan mempraktikkan komunikasi yang jelas dan penuh kasih sayang, kita dapat menghindari jebakan ini dan membina hubungan yang lebih dalam.

Jangan pernah meremehkan kekuatan percakapan yang tulus, telinga yang penuh empati, atau permintaan maaf yang tulus. Itulah dasar-dasar hubungan romantis yang kuat.

5. Mengabaikan pertumbuhan pribadi

Sulit untuk mendengarnya, tetapi terkadang, hambatan terbesar bagi romansa dalam hidup kita adalah diri kita sendiri. 

Kita semua punya kekurangan, kebiasaan, dan pola perilaku yang dapat mengganggu hubungan kita. Dan terkadang, hal terbaik yang dapat kita lakukan untuk kehidupan romantis kita adalah memperbaiki diri sendiri.

Ketika kita tumbuh sebagai individu, kita membawa pertumbuhan itu ke dalam hubungan kita. Kita menjadi pasangan yang lebih baik, pendengar yang lebih baik, kekasih yang lebih baik. Dan itu dapat mengarah pada romansa yang lebih dalam dan lebih memuaskan.

Jadi, jika Anda merasa kehidupan asmara Anda stagnan, mungkin sudah saatnya untuk bercermin. Apa yang dapat Anda lakukan untuk menjadi versi diri Anda yang lebih baik? Perjalanannya mungkin penuh tantangan, tetapi hasilnya sepadan.

Editor: Nurul Adriyana Salbiah

Tag:  #jauhi #perilaku #buruk #jika #ingin #lebih #romantis #dengan #pasangan #seiring #bertambahnya #usia

KOMENTAR