Alih-alih Jadi Jomblo Berkelas, 7 Perilaku Ini Justru Bikin Perempuan Lajang Permanen Menurut Psikologi
Ilustrasi perilaku yang membuat perempuan jomblo selamanya. (Pexels/Polina Zimmerman)
09:30
3 November 2024

Alih-alih Jadi Jomblo Berkelas, 7 Perilaku Ini Justru Bikin Perempuan Lajang Permanen Menurut Psikologi

 

Berkencan dan menemukan pasangan yang cocok memang tak selalu mudah, namun perilaku tertentu bisa membuat perjalanan tersebut terasa semakin sulit.

Jika Anda sering menghadapi hambatan dalam membangun hubungan yang berkelanjutan, mungkin ini saatnya untuk mengevaluasi pendekatan Anda saat berkencan.

Memahami cara menunjukkan ketertarikan dan menjaga suasana santai bisa membawa banyak perbedaan dalam dinamika percintaan Anda.

Dikutip dari Your Tango, banyak perempuan lajang berpikir bahwa menjadi jomblo berkepanjangan adalah akibat dari kurangnya waktu atau tidak ada orang yang cocok dengan mereka.

Namun, psikologi menunjukkan bahwa terkadang justru perilaku kita sendiri yang secara tak sadar membuat hubungan potensial sulit terwujud.

Ternyata, ada beberapa perilaku yang sering dianggap sepele, namun memiliki dampak besar dalam percintaan dan secara halus membuat seorang perempuan sulit mengembangkan hubungan lebih lanjut.

Oleh karenanya, dengan memahami tanda-tanda ini, Anda bisa mengevaluasi kembali pendekatan dalam berkencan dan membuka peluang baru.

Selengkapnya, inilah tujuh perilaku yang sebaiknya Anda hindari, lengkap dengan penjelasan dari sisi psikologi agar Anda tidak hanya menjadi jomblo selamanya.

1. Mengubah Kencan Menjadi Sesi Tanya-Jawab seperti Wawancara

Pendekatan seperti wawancara bisnis sering kali menutup kemungkinan kedekatan emosional, terutama di awal perkenalan.

Berdasarkan survei dari YouGov, sebagian besar orang tidak nyaman jika harus membicarakan topik berat atau kehidupan pribadi yang mendalam saat kencan pertama. Bukannya lebih terbuka, ini justru bisa membuat lawan bicara merasa kurang nyaman.

Sebaiknya, fokuslah untuk menikmati waktu berkencan dengan relaks dan alami.

Temukan kesamaan yang bisa menjadi bahan percakapan ringan, dan jangan terburu-buru dalam menggali rencana masa depan.

Sebagai panduan, ingatlah bahwa pertemuan pertama sebaiknya diisi dengan suasana yang menyenangkan, bukan interogatif.

2. Cenderung Bersaing dengan Pria

Dalam era modern ini, perempuan yang sukses dan mandiri sudah menjadi hal yang wajar. Berdasarkan survei Pew Research Center, 30% perempuan dalam pernikahan memiliki penghasilan lebih tinggi dibandingkan suami mereka.

Namun, dalam situasi kencan, beberapa perempuan menunjukkan sikap dominan atau bersaing yang justru menghalangi hubungan berjalan lancar.

Pria umumnya tertarik pada perempuan yang membuatnya merasa dihargai secara emosional dan fisik.

Jika sejak awal kencan Anda berfokus pada menunjukkan pencapaian atau dominasi, hal ini bisa membuat suasana menjadi terlalu tegang.

Penting untuk menyajikan diri sebagai pribadi yang hangat dan menghargai, daripada tampil terlalu kompetitif.

3. Mengabaikan Sisi Flirtatious atau Kehangatan saat Berkencan

Menurut penelitian pada tahun 2022, menggoda atau menunjukkan ketertarikan kecil merupakan elemen penting dalam membangun hubungan romantis.

Gestur kecil seperti tersenyum, menatap mata, atau tertawa saat mendengar hal yang lucu bisa menciptakan koneksi emosional yang lebih dalam.

Jika Anda terkesan terlalu serius atau lupa untuk menunjukkan ketertarikan, pria mungkin akan merasa seperti sedang menjalani kencan yang formal.

Jadi, untuk mengatasi hal ini, jangan ragu mengekspresikan sisi kehangatan dan ketertarikan Anda secara sederhana dan alami.

4. Menghindari Sentuhan yang Menunjukkan Ketertarikan

Penelitian dari Universitas Syracuse mengungkapkan bahwa sentuhan lembut, seperti menyentuh lengan atau bahu, bisa memperkuat koneksi dan keintiman antar pasangan.

Sentuhan ringan bisa menunjukkan ketertarikan dengan cara yang sopan dan tidak berlebihan.

Sebaliknya, menghindari kontak fisik sama sekali bisa membuat kencan terasa dingin atau terlalu formal.

Jika Anda ingin menunjukkan minat kepada seseorang, pertimbangkan untuk melakukan sentuhan kecil yang membuatnya merasa dihargai dan diperhatikan.

5. Tidak Memberikan Sinyal Ketertarikan

Memberikan sinyal ketertarikan atau kode kecil bisa meningkatkan kesempatan untuk mendapatkan ajakan kencan lanjutan.

Sama seperti dalam memancing, Anda perlu memberi umpan agar pria tertarik untuk mengenal Anda lebih lanjut.

Jika seorang perempuan tampak terlalu netral atau dingin, pria mungkin tidak yakin apakah Anda tertarik atau tidak.

Untuk menghindari kesalahpahaman, tunjukkan ketertarikan Anda secara tersirat.

Dengan cara ini, pria akan lebih mudah merasakan antusiasme Anda dan mempertimbangkan untuk melanjutkan pertemuan di masa mendatang.

6. Salah Berpakaian dalam Situasi Kencan

Penampilan memang bukan segalanya, namun juga tak bisa diabaikan. Sebuah penelitian yang dimuat dalam Archives of Behavior menemukan bahwa pria menyukai perempuan yang mengenakan pakaian yang rapi dan elegan, misalnya sepatu hak tinggi yang sering dianggap menambah kepercayaan diri perempuan.

Meskipun Anda tidak harus mengenakan sepatu hak tinggi jika merasa tidak nyaman, memilih pakaian yang tepat bisa menciptakan kesan pertama yang baik.

Ingat, berpakaian sesuai situasi menunjukkan rasa hormat pada diri sendiri dan orang yang Anda temui.

7. Menggeneralisasi atau Berasumsi Semua Pria Sama

Sikap negatif atau asumsi bahwa semua pria sama bisa membuat Anda sulit membuka hati.

Menurut studi dari Universitas Boston, beberapa orang sering memilih pasangan yang salah karena dalam alam bawah sadar, mereka percaya tidak pantas mendapatkan yang lebih baik.

Oleh karena itu, penting untuk menyingkirkan asumsi negatif dan menyadari bahwa ada banyak pria yang menghargai hubungan yang tulus dan sehat.

Dengan membuka pikiran, Anda akan memiliki kesempatan lebih besar untuk menemukan orang yang sesuai dengan nilai dan harapan Anda.

***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #alih #alih #jadi #jomblo #berkelas #perilaku #justru #bikin #perempuan #lajang #permanen #menurut #psikologi

KOMENTAR