Rasa Malu Membuat Orang Makin Terjebak Pinjol, Ini Kata Psikolog
Ilustrasi minder.(Dok. Unsplash/Carolina)
18:10
22 Desember 2025

Rasa Malu Membuat Orang Makin Terjebak Pinjol, Ini Kata Psikolog

Pinjaman online atau pinjol kerap bermula dari kebutuhan mendesak. Namun, bagi sebagian orang, masalah tidak berhenti pada utang yang menumpuk.

Tekanan psikologis, terutama rasa malu, justru membuat seseorang semakin terjebak dan sulit keluar dari lingkaran pinjol.

Psikolog Meity Arianty, STP., M.Psi menjelaskan, rasa malu merupakan salah satu faktor psikologis paling kuat yang membuat orang enggan membicarakan masalah pinjol, bahkan kepada keluarga atau orang terdekat.

“Banyak orang menyembunyikan utang pinjol karena merasa gagal mengelola keuangan. Rasa malu ini membuat mereka memilih diam, padahal justru memperburuk kondisi,” ujar Meity saat dihubungi Kompas.com, Rabu (17/12/2025).

Mengapa rasa malu begitu dominan?

Menurut Meity, dalam banyak budaya, kemampuan mengelola keuangan masih sering dikaitkan dengan nilai diri dan keberhasilan pribadi.

Ketika seseorang terlilit utang, terutama pinjol yang kerap mendapat stigma negatif, muncul perasaan tidak berharga dan takut dinilai buruk.

“Utang sering dipersepsikan sebagai kegagalan pribadi, bukan sebagai situasi yang bisa dialami siapa saja. Inilah yang memicu rasa malu berlebihan,” jelasnya.

Akibatnya, seseorang berusaha mempertahankan citra diri sebagai individu yang mandiri dan mampu secara finansial, meski kenyataannya sedang berada dalam tekanan berat.

Diam demi menjaga citra sosial

Selain faktor internal, tekanan sosial juga memperkuat rasa malu. Meity menyoroti peran lingkungan dan media sosial yang kerap menampilkan standar hidup tertentu, sehingga seseorang merasa harus terlihat ‘baik-baik saja’.

“Social comparison membuat orang takut kehilangan penerimaan sosial. Mereka khawatir dianggap tidak mampu atau menjadi beban jika masalah keuangannya diketahui,” kata Meity.

Dalam kondisi ini, pinjol sering dijadikan solusi diam-diam. Ironisnya, sikap menutup diri justru membuat seseorang semakin bergantung pada pinjol karena merasa tidak punya tempat aman untuk meminta bantuan.

Rasa malu memperpanjang lingkaran pinjol

Meity menjelaskan, rasa malu tidak hanya membuat seseorang enggan berbagi cerita, tetapi juga menghambat pengambilan keputusan yang lebih sehat.

Ketika utang mulai menumpuk, individu yang diliputi rasa malu cenderung mencari jalan keluar sendiri, termasuk kembali menggunakan pinjol lain untuk menutup utang sebelumnya.

“Ini membentuk lingkaran setan. Semakin malu, semakin tertutup. Semakin tertutup, semakin sulit mencari solusi yang realistis,” ujarnya.

Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat meningkatkan stres kronis, kecemasan berlebihan, gangguan tidur, hingga depresi.

Dampak psikologis dari menyimpan masalah sendiri

Menyembunyikan masalah pinjol membuat beban emosional harus ditanggung sendirian. Perasaan terisolasi dan takut ketahuan dapat memicu ketegangan terus-menerus.

“Banyak orang mengalami kecemasan berkepanjangan karena harus berpura-pura baik-baik saja di depan orang lain, sementara di dalamnya penuh tekanan,” kata Meity.

Jika dibiarkan, tekanan ini dapat menurunkan kualitas hidup, mengganggu hubungan sosial, dan memengaruhi produktivitas sehari-hari.

Utang pinjol kerap disembunyikan dari keluarga karena rasa malu. Psikolog menjelaskan dampaknya bisa memicu stres hingga konflik keluarga.freepik Utang pinjol kerap disembunyikan dari keluarga karena rasa malu. Psikolog menjelaskan dampaknya bisa memicu stres hingga konflik keluarga.

Mengatasi rasa malu, langkah awal keluar dari jerat pinjol

Menurut Meity, langkah penting untuk keluar dari jerat pinjol adalah mengubah cara pandang terhadap rasa malu itu sendiri. Mengalami masalah keuangan bukanlah kegagalan moral, melainkan situasi yang bisa dihadapi dan diperbaiki.

“Mengakui bahwa sedang kesulitan adalah bentuk keberanian, bukan kelemahan,” tegasnya.

Ia menyarankan untuk mulai berbicara dengan orang tepercaya, seperti anggota keluarga atau sahabat, agar beban emosional tidak dipikul sendirian.

Peran dukungan dan bantuan profesional

Dukungan sosial berperan besar dalam membantu seseorang keluar dari lingkaran pinjol. Lingkungan yang empatik dapat membuat individu merasa lebih aman untuk mencari solusi.

Jika rasa malu dan tekanan emosional sudah terlalu berat, Meity menyarankan untuk mencari bantuan profesional.

“Konsultasi dengan psikolog dapat membantu mengelola rasa malu, rasa bersalah, dan kecemasan yang sering menjadi akar masalah pinjol,” ujarnya.

Dengan dukungan yang tepat, seseorang bisa mulai membangun pola pikir yang lebih sehat, menyusun langkah perbaikan secara realistis, dan perlahan keluar dari jerat pinjol.

Meity menegaskan, memutus lingkaran pinjol tidak hanya soal melunasi utang, tetapi juga memulihkan kesehatan mental dan keberanian untuk meminta bantuan.

Tag:  #rasa #malu #membuat #orang #makin #terjebak #pinjol #kata #psikolog

KOMENTAR