Cerita Desy Memberi Validasi Rosita, Ibu Tunggal yang Sempat Diliputi Rasa Bersalah
Rosita, ibu tunggal, menceritakan perjalanannya menjalani banyak peran, menghadapi rasa bersalah, dan membangun hidup bersama anaknya.(dok. Rosita Amelia)
16:00
9 Desember 2025

Cerita Desy Memberi Validasi Rosita, Ibu Tunggal yang Sempat Diliputi Rasa Bersalah

Menjadi ibu tunggal membuat Rosita Amelia Putri (27) harus berhadapan dengan banyak hal seorang diri.

Tidak hanya mengenai pengasuhan anak, tetapi juga persoalan emosi, tuntutan sosial, dan perjalanan hidup yang tidak selalu berjalan manis.

Dari dekat, sepupunya, Desy, melihat proses itu berkembang perlahan, melelahkan, namun luar biasa.

“Perjalanan dia sebagai ibu itu nggak gampang, tapi luar biasa,” ujar Desy kepada Kompas.com, baru-baru ini.

Ia bercerita bahwa sejak awal Rosita harus banyak belajar memahami ritme baru sebagai ibu.

Ada masa ketika Rosita bingung harus mulai dari mana, tetapi seiring waktu ketangguhannya makin terlihat.

Ia semakin sabar, lebih kuat, dan mulai bisa menerima prosesnya sebagai ibu tunggal yang berjuang setiap hari.

Sejak menjadi ibu, perubahan Rosita sangat terasa. Menurut Desy, Rosita kini lebih dewasa dalam menyikapi berbagai situasi.

Dulu, ia mungkin lebih mudah lelah secara mental atau terpancing emosi.

Kini, Rosita memilih menahan diri, diam sejenak, kemudian mencari cara terbaik untuk menyelesaikan masalah yang hadir dalam hidupnya dan hidup anaknya.

Momen-momen perjuangan yang terlihat dari dekat

Desy menyaksikan banyak momen kecil yang menunjukkan betapa besar cinta Rosita kepada anaknya.

Ia pernah melihat Rosita tetap terjaga di malam hari meski dalam kondisi sangat lelah, demi memastikan anaknya tidur nyaman.

Ada pula masa ketika Rosita harus menunda keinginannya sendiri, mengutamakan kebutuhan kecil sang anak.

“Di momen-momen itu aku sadar dia nggak cuma jadi ibu, tapi juga tulang punggung,” kata Desy.

Ia melihat Rosita berupaya memberikan kehidupan yang stabil, meski secara emosional ia sendiri masih sering jatuh bangun.

Satu hal yang paling mencolok bagi Desy adalah keteguhan hati Rosita.

Meski menghadapi banyak tekanan, ia tidak pernah berhenti belajar.

Rosita tak gengsi mencari cara baru dalam merawat dan membesarkan anaknya.

Baginya, memastikan anak tumbuh dalam cinta adalah prioritas utama.

Rosita, ibu tunggal, menceritakan perjalanannya menjalani banyak peran, menghadapi rasa bersalah, dan membangun hidup bersama anaknya.dok. Rosita Amelia Rosita, ibu tunggal, menceritakan perjalanannya menjalani banyak peran, menghadapi rasa bersalah, dan membangun hidup bersama anaknya.

Memberi validasi pada ibu yang kerap merasa bersalah

Menurut Desy, ada masa ketika Rosita merasa tidak cukup baik sebagai ibu. Perasaan itu muncul terutama saat ia berada dalam titik terendah.

Di momen itu, Rosita kerap diliputi rasa bersalah, takut gagal, takut tidak mampu menjadi ibu yang ideal.

“Waktu dia ngerasa nggak cukup baik, aku cuma bilang: nggak ada ibu yang sempurna, tapi kamu selalu berusaha. Dan itu yang bikin kamu luar biasa,” tutur Desy.

Bagi Desy, validasi sangat penting bagi Rosita. Ia merasa Rosita bukan hanya membutuhkan dukungan fisik, tetapi juga dukungan mental: didengarkan, diyakinkan bahwa usahanya sudah lebih dari cukup, dan bahwa ia tidak berjalan sendirian.

Harapan untuk Rosita sebagai ibu dan sebagai perempuan

Ada banyak hal yang membuat Desy bangga pada Rosita.

Ketika melihatnya tetap berdiri meski hatinya mungkin sedang rapuh, Desy sadar bahwa ketangguhan itu tidak bisa dipalsukan.

Rosita selalu berupaya menjadi tempat pulang bagi anaknya, meski dirinya sendiri tidak selalu memiliki tempat pulang.

Harapan Desy sederhana tetapi mendalam, ia ingin Rosita tetap menyayangi dirinya sendiri.

Sebagai ibu, ia sudah melakukan banyak hal luar biasa. Tetapi sebagai individu, Rosita juga berhak tumbuh, bermimpi, dan berbahagia.

“Semoga dia tetap ingat kalau dia juga manusia yang pantas dicintai dan dihargai,” kata Desy.

Tag:  #cerita #desy #memberi #validasi #rosita #tunggal #yang #sempat #diliputi #rasa #bersalah

KOMENTAR