Smartphone Pinky, Fenomena Baru Akibat Pegang Ponsel Kelamaan
Kebiasaan menopang ponsel dengan jari kelingking ternyata bisa memicu perubahan bentuk hingga keluhan nyeri di tangan.( Jenny Ueberberg/ Unsplash)
10:25
8 Desember 2025

Smartphone Pinky, Fenomena Baru Akibat Pegang Ponsel Kelamaan

Kebiasaan menggenggam ponsel dengan posisi yang sama selama berjam-jam ternyata bukan hanya membuat tangan pegal.

Para spesialis tangan kini menyoroti fenomena yang disebut smartphone pinky, yakni lekukan atau cekungan pada jari kelingking akibat sering menopang bagian bawah ponsel.

Fenomena ini bukan diagnosis medis resmi, namun para dokter menyebut kasusnya semakin banyak ditemukan pada pengguna gawai, terutama generasi muda yang menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengetik, menggulir, atau menonton konten di layar ponsel.

Apa itu smartphone pinky?

Menurut Samuel T. Dona, Jr., MD, dokter spesialis rehabilitasi medik dan kedokteran fisik dari University of Maryland Medical Center, smartphone pinky adalah istilah informal untuk menyebut cekungan atau lekukan yang muncul di jari kelingking akibat terlalu sering menopang ponsel dengan satu tangan.

“Fenomena ini paling terlihat pada pengguna ponsel berukuran besar yang menjadikan kelingking sebagai ‘rak penyangga’,” ujar Dona.

Ia menambahkan bahwa perubahan postur tangan ini dapat memicu ketegangan dan berpotensi berkembang menjadi masalah yang lebih serius bila kebiasaan tidak diubah.

Kondisi ini tak hanya meninggalkan lekukan. Para ahli menyebut, gejala awal dapat berupa nyeri, kesemutan, kaku, hingga berkurangnya kekuatan genggaman.

Kenapa bisa terjadi?

Daniel J. Gittings, MD, dokter Spesialis Bedah Ortopedi dari Hoag Orthopedic Institute, menjelaskan bahwa jari kelingking berperan penting dalam kekuatan genggaman tangan, bahkan menyumbang hingga sepertiga dari total kekuatan tersebut.

Ketika kelingking dipaksa menopang ponsel terus-menerus, tekanan berulang membuat jaringan di sekitar sendi dan saraf mengalami iritasi. Hal ini memicu gejala berupa:

  • Kekakuan pada pangkal kelingking
  • Sensasi bunyi "klik" ketika jari ditekuk atau diluruskan
  • Penebalan kulit atau kalus
  • Rasa tebal, kesemutan
  • Sulit meluruskan jari
  • Penurunan kekuatan genggaman

David Shokrian, MD, dokter bedah plastik dari Millennial Plastic Surgery, menambahkan bahwa tangan manusia pada dasarnya tidak didesain untuk memegang objek pipih dan berat dalam posisi statis terlalu lama.

“Menopang ponsel dengan kelingking memberikan beban konsisten pada satu titik yang akhirnya bisa mengubah bentuk atau memicu keluhan,” kata Shokrian.

Apakah berbahaya?

Meski umumnya tidak tergolong kondisi berbahaya, smartphone pinky dapat menjadi sinyal awal dari gangguan tangan akibat penggunaan berlebihan.

Bishoy Saad, DO, Dokter spesialis orthopedi dan soesialis tangan lengan dari RWJBarnabas Health Medical Group, mengingatkan bahwa tekanan berulang dapat mengiritasi saraf dan tendon.

“Jika kebiasaan tidak berubah, risiko keluhan seperti mati rasa, kelemahan, hingga cedera berulang pada tangan dan pergelangan bisa meningkat,” ujarnya.

Pada kasus lebih lanjut, tekanan berkelanjutan dapat berkontribusi pada kondisi seperti:

  • Trigger finger, kondisi ketika salah satu jari sulit diluruskan dan terasa tersangkut atau macet saat ditekuk, mirip seperti pelatuk yang mengunci
  • Cubital tunnel syndrome, kondisi ketika saraf ulnar di sisi dalam siku tertekan atau terjepit, biasanya karena siku terlalu lama berada dalam posisi menekuk
  • Peradangan tendon
  • Kompresi saraf ulnaris
  • Gangguan kelenturan jari

Cara menghindari smartphone pinky

Sebuah studi pada 2024 menyebut 60 persen pengguna ponsel intens melaporkan keluhan nyeri pada tangan dan kelingking. Para ahli menekankan sejumlah langkah pencegahan sederhana yang bisa dilakukan, seperti:

  1. Gunakan dua tangan. Jangan hanya mengandalkan satu jari sebagai penopang.
  2. Batasi durasi menggenggam ponsel. Turunkan ponsel saat tidak perlu digunakan dan lakukan peregangan jari secara berkala.
  3. Manfaatkan penyangga atau aksesori ponsel. PopSocket atau phone stand membantu menjaga posisi tangan lebih netral.
  4. Gunakan fitur suara atau pintasan. Kurangi kebutuhan mengetik dengan jari secara repetitif.
  5. Hindari menopang ponsel di leher dan bahu. Ini dapat memicu ketegangan pada area lain.

Para spesialis menegaskan bahwa langkah-langkah ini bukan hanya mencegah smartphone pinky, tetapi juga melindungi tangan dari berbagai keluhan akibat penggunaan gawai yang makin tak terpisahkan dari aktivitas sehari-hari.

Jika sepanjang hari jari terasa kaku, cekungan pada kelingking tidak membaik, atau keluhan seperti kesemutan dan kelemahan semakin sering muncul, dokter menganjurkan untuk segera mengubah pola penggunaan ponsel dan berkonsultasi apabila keluhan menetap.

“Lekukan kecil pada jari mungkin terlihat sepele, tetapi itu adalah bahasa tubuh yang memberi tahu bahwa Anda memberi tekanan berlebih,” ujar Saad.

Tag:  #smartphone #pinky #fenomena #baru #akibat #pegang #ponsel #kelamaan

KOMENTAR