Ketika Ratu Maxima Soroti Darurat Kesehatan Finansial Anak Muda Indonesia
- Kunjungan Ratu Máxima sebagai UNSGSA menyoroti isu kesehatan finansial 44 juta anak muda Indonesia.
- Laporan WWB menunjukkan kerentanan pemuda digital terhadap konsumsi impulsif dan risiko kredit berbahaya.
- Diskusi di Surakarta mendorong kebutuhan kapabilitas finansial, bukan sekadar akses layanan keuangan digital.
Kunjungan Yang Mulia Ratu Máxima dari Belanda ke Indonesia sebagai United Nations Secretary-General’s Special Advocate for Financial Health (UNSGSA) bukan sekadar agenda diplomatik.
Dalam pertemuannya dengan berbagai pemimpin sektor publik dan swasta, Ratu Máxima mengangkat satu isu yang diam-diam menjadi tekanan besar bagi 44 juta anak muda Indonesia: kesehatan finansial di era digital yang kian kompleks.
Kehadirannya menjadi sorotan sekaligus pengingat bahwa kemampuan generasi muda mengelola uang tidak boleh dianggap sepele.
Sorotan tersebut dipertegas oleh laporan terbaru Women’s World Banking (WWB), Empowering the Next Generation: A Path to Financial Confidence for Indonesia’s Youth, yang dipresentasikan bersamaan dengan rangkaian kunjungan Ratu Máxima.
Riset ini mengungkap kenyataan yang jauh dari ideal: anak muda Indonesia semakin akrab dengan teknologi keuangan digital, namun justru semakin rentan terhadap perilaku konsumtif, kredit berisiko, dan misinformasi finansial.
Laporan yang melibatkan lebih dari 1.500 anak muda serta 117 pemangku kepentingan ini menunjukkan adanya kesenjangan besar antara pengetahuan dan kapabilitas.
Banyak anak muda tahu pentingnya menabung atau mengelola pengeluaran, tetapi tidak memiliki instrumen, bimbingan, atau lingkungan digital yang mendukung mereka membuat keputusan finansial yang sehat.
Angelique Timmer, Regional Director WWB untuk Asia Tenggara, mengatakan bahwa akses saja tidak cukup.
“Anak muda menghadapi tekanan sosial, misinformasi, dan godaan impulsif setiap hari. Kita perlu membangun keterampilan dan kepercayaan diri, bukan hanya pemahaman teoretis,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa perempuan muda memiliki kedisiplinan menabung yang baik, tetapi masih minim percaya diri dalam kredit dan investasi—sebuah celah yang perlu dijembatani dengan dukungan yang lebih relevan.
Ratu Máxima Mendengar Langsung Suara Generasi Muda
Dalam sesi Youth Financial Health Discussion di Surakarta (25/11), Ratu Máxima bertemu langsung dengan anak muda dari berbagai latar belakang.
Forum ini menjadi ruang aman bagi mereka untuk menyampaikan tantangan finansial yang sering kali jarang terdengar: pengeluaran impulsif karena tekanan media sosial, kebingungan membaca risiko kredit digital, hingga keresahan akibat misinformasi keuangan yang tersebar luas.
Ratu Máxima menegaskan perlunya memastikan bahwa anak muda tidak hanya diberi akses, tetapi juga “kapabilitas untuk menggunakan layanan keuangan secara aman dan penuh kepercayaan diri.”
Ia berjanji akan membawa suara anak muda ini ke meja pembicaraan yang lebih besar selama rangkaian kunjungannya di Indonesia.
Langkah Selanjutnya: Sistem Keuangan Digital yang Lebih Aman dan Inklusif
Hasil dialog tersebut kini menjadi dasar bagi WWB untuk memperkuat kolaborasi dengan regulator, lembaga keuangan, dan mitra komunitas.
Fokusnya mencakup penguatan edukasi finansial yang praktis, jalur digital yang lebih aman, hingga desain produk keuangan yang inklusif bagi semua kelompok, termasuk perempuan muda dan pekerja informal.
Kesaksian anak muda menegaskan urgensi masalah ini.
“Kami dianggap sudah bisa mengelola uang hanya karena semuanya serba digital, padahal tidak ada yang benar-benar mengajarkan kami,” ujar Maura, seorang pekerja gig.
Sementara Luna, pekerja formal, berharap adanya platform terintegrasi yang menawarkan edukasi, tabungan, dan perencanaan finansial dalam satu tempat.
Dengan transformasi digital yang bergerak cepat, kesehatan finansial generasi muda bukan hanya isu domestik—tetapi agenda global yang kini ikut mendapatkan perhatian dari level tertinggi.
Tag: #ketika #ratu #maxima #soroti #darurat #kesehatan #finansial #anak #muda #indonesia