Fenomena From Zero to Hero Syndrome, Salahkah Menemani Pasangan dari Nol?
Apakah salah menemani pasangan dari nol terkait fenomena from zero to hero syndrome? Ini penjelasan psikolog.()
16:10
2 Juli 2025

Fenomena From Zero to Hero Syndrome, Salahkah Menemani Pasangan dari Nol?

– Fenomena from zero to hero syndrome adalah ketika seseorang, umumnya perempuan, diminta menemani pasangannya dari nol hingga jadi "seseorang". Namun, saat pasangan sudah sukses, ia justru meninggalkan perempuan yang dulu mendampinginya. 

Belajar dari fenomena tersebut, apakah salah jika memilih menemani pasangan dari nol?

“Menurutku, sebenarnya tidak ada yang salah dengan pandangan ini sepenuhnya,” ujar psikolog klinis Melisa, M.Psi., Psikolog kepada Kompas.com, Sabtu (28/6/2025).

Melisa menilai, keputusan untuk menemani pasangan dari awal perjuangannya bukanlah sesuatu yang salah, selama dijalani atas dasar kesepakatan bersama.

Ia menegaskan, keputusan tersebut tetap sah-sah saja selama pasangan perempuan juga memang bersedia mendampingi dari nol, tanpa tekanan dari pihak mana pun.

“Asalkan pasangannya juga bersedia untuk menemani si laki-laki ini dari nol tanpa adanya pemaksaan,” lanjutnya.

From zero to hero syndrome, pentingnya kejelasan hubungan

Pahami ke mana hubungan akan dibawa

Apakah salah menemani pasangan dari nol terkait fenomena from zero to hero syndrome? Ini penjelasan psikolog.Dok. Unsplash/Etienne Boulanger Apakah salah menemani pasangan dari nol terkait fenomena from zero to hero syndrome? Ini penjelasan psikolog.

Selain itu, Melisa menekankan pentingnya kejelasan arah hubungan. 

Ia menyarankan agar pasangan perempuan memahami terlebih dahulu ke mana hubungan ini akan dibawa, serta apa saja langkah konkret yang perlu dilakukan agar tujuan bersama dapat tercapai.

“Perempuan juga harus tahu hubungannya mau dibawa seperti apa dan langkah apa yang bisa dilakukan untuk mencapai ke target hubungan tersebut,” ucap Melisa.

Menurutnya, keputusan untuk menemani pasangan dari nol seharusnya tidak dilakukan secara buta, hanya untuk mendukung satu pihak saja. 

Kedua individu yang ada di dalam hubungan harus bisa mendukung satu sama lain agar menjadi versi terbaik dari diri masing-masing.

Akan tetapi, harus diiringi dengan memahami kapasitas diri dan pasangan secara bersama-sama, agar relasi tetap tumbuh secara sehat dan setara.

“Harus dipastikan bahwa hal tersebut dilakukan dengan eksplorasi kapasitas diri maupun pasangan bersama-sama,” ujarnya.

Pernyataan ini menjadi refleksi di tengah maraknya kisah pasangan berjuang bersama dari nol, tapi akhirnya ditinggalkan saat pasangannya sudah berada di posisi yang lebih mapan.

Melisa menekankan, penting bagi setiap individu untuk tetap menyadari batas, kebutuhan pribadi, serta kesepakatan bersama agar hubungan bisa berjalan seimbang dan tidak timpang.

          View this post on Instagram                      

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Tag:  #fenomena #from #zero #hero #syndrome #salahkah #menemani #pasangan #dari

KOMENTAR