Pernah Dipukul Saat Kecil, Lebih Mungkin Memukul Anak pada Masa Depan Menurut Studi
Orang dewasa yang pernah dipukul sewaktu kecil oleh orangtua akan lebih mungkin berniat menerapkan hukuman fisik pada anak mereka pada masa mendatang.(shutterstock)
17:35
26 Juni 2025

Pernah Dipukul Saat Kecil, Lebih Mungkin Memukul Anak pada Masa Depan Menurut Studi

Orang dewasa yang pernah dipukul sewaktu kecil oleh orangtua akan lebih mungkin berniat menerapkan hukuman fisik pada anak mereka pada masa mendatang, berdasarkan studi terbaru. 

Associate Professor Setoh Pei Pei dari Nanyang Technological University (NTU), Singapura, mengatakan, orangtua yang menerapkan hukuman fisik pada anak sering terjadi di Singapura sehingga dianggap hal normal. 

"Norma-norma tersebut begitu kuat sehingga kita mungkin tidak benar-benar mempertanyakan atau merenungkannya: Apakah memang harus seperti ini?" ucap Setoh sebagai ketua studi tersebut, dilansir dari The Straits Times, Kamis (26/6/2025).

Survei dalam studi ini melibatkan 450 mahasiswa di Singapura, rentang usianya dari 18 tahun sampai 29 tahun. 

Sekitar 88 persen dari responden menuturkan, mereka dipukul sedikitnya sekali sewaktu kecil oleh orangtua mereka. Bentuk disiplin yang paling umum adalah disabet atau dipukul.

Dari responden yang pernah dihukum secara fisik sewaktu kecil, 59 persen mengatakan bahwa mereka mungkin akan mendisiplinkan anak-anak mereka pada masa depan dengan cara yang sama. 

Sementara itu, seandainya mereka tidak dihukum secara fisik saat kecil, hanya 26 persen yang menyatakan bahwa mereka mungkin akan memukuli anak-anak mereka ke depannya.

Anak yang dipukul orangtua cenderung jadi agresif

Orang dewasa yang pernah dipukul sewaktu kecil oleh orangtua akan lebih mungkin berniat menerapkan hukuman fisik pada anak mereka pada masa mendatang.vitapix Orang dewasa yang pernah dipukul sewaktu kecil oleh orangtua akan lebih mungkin berniat menerapkan hukuman fisik pada anak mereka pada masa mendatang.

Studi yang terbit di jurnal "Acta Psychologica" dan "Child Protection and Practice" ini menunjukkan, anak yang didisiplinkan dengan keras, misalnya disabet, ditendang, atau ditampar, cenderung menjadi agresif dan punya kesehatan mental yang buruk.

Penemuan yang sama juga berlaku untuk anak yang menadi sasaran ancaman, bentakan, dan bentuk agresi psikologis lainnya. 

Menurut Setoh, hukuman yang terlalu keras bisa membuat hubungan anak dan orangtua jadi renggang. Anak pun merasa orangtua mereka salah paham, serta merasa sendirian secara emosional.

Sementara itu, bentuk-bentuk disiplin kecil, seperti tamparan di telapak tangan atau tamparan di bokong, tak berhubungan dengan masalah perilaku ke depannya. 

Dampak anak yang dipukul orangtua

Selain menjadi agresif, terdapat beberapa dampak yang dialami anak ketika sering dipukul orangtua. 

Dilaporkan oleh Kompas.com, Minggu (24/3/2024), hukuman fisik bisa membahayakan perkembangan otak anak. 

Beberapa tindakan, seperti memukul, membentak, atau mempermalukan anak dapat meningkatkan hormon stres dan menyebabkan perubahan pada struktur otak. 

Tidak hanya itu, anak yang sering dipukul pun bisa tumbuh menjadi pribadi yang mudah cemas dan kurang percaya diri. 

          View this post on Instagram                      

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Tag:  #pernah #dipukul #saat #kecil #lebih #mungkin #memukul #anak #pada #masa #depan #menurut #studi

KOMENTAR