



6 Alasan Ghosting Dibolehkan, untuk Keselamatan dan Kesehatan Mental
– Ghosting atau menghilang tanpa kabar dalam hubungan kerap dianggap tindakan menyakitkan. Namun, ada situasi tertentu ketika ghosting dinilai dibolehkan.
Berikut ini adalah beberapa kondisi mengapa ghosting boleh dilakukan, menurut para ahli, seperti dilansir dari Parade, Rabu (11/6/2025).
6 kondisi ghosting dibolehkan
1. Demi keselamatan diri
Dalam situasi atau hubungan yang melibatkan kekerasan, baik secara fisik maupun emosional, ghosting bisa menjadi cara terbaik untuk melindungi diri.
Melakukan ghosting padaa kondisi yang membahayakan diri tidak selalu buruk, hal ini justru menjadi salah satu jalan menyelamatkan diri.
“Ketika keselamatan kamu terancam, terkadang tidak ada waktu untuk percakapan atau perpisahan. Kamu harus bertindak cepat demi menyelamatkan diri,” ucap psikolog Dr. Patricia Dixon.
2. Menjaga kesehatan mental
Ghosting atau menghilang tanpa kabar dalam hubungan kerap dianggap tindakan menyakitkan. Namun, ada situasi tertentu ketika ghosting dinilai dibolehkan.
Jika seseorang terus-menerus membawa energi negatif, seperti kritik berlebihan, manipulasi, atau tuntutan emosional, ghosting bisa menjadi bentuk perlindungan diri.
“Ghosting kadang membantu menjaga batasan pribadi dan kesehatan mental, apalagi jika komunikasi sebelumnya tidak membuahkan hasil,” jelas psikolog Dr. Stephanie Carinia.
3. Ketika menghadapi perilaku tidak menghargai
Dalam beberapa kasus, seseorang bisa saja terus-menerus melewati batas atau bersikap kasar.
Jika semua usaha komunikasi tidak membuahkan perubahan, meninggalkan mereka tanpa penjelasan bisa jadi langkah terbaik.
“Kadang, kata-kata tidak mempan. Diam adalah cara paling sehat untuk menjaga kedamaian diri dan menghindari konflik lanjutan,” tutur Dixon.
View this post on Instagram
4. Saat dihantui atau dikejar setelah menolak
Ghosting atau menghilang tanpa kabar dalam hubungan kerap dianggap tindakan menyakitkan. Namun, ada situasi tertentu ketika ghosting dinilai dibolehkan.
Bila setelah menolak seseorang secara baik-baik, orang itu masih terus menghubungimu bahkan sampai membuatmu tidak nyaman, ghosting bisa digunakan untuk menegaskan batasan.
Dihantui atau dikejar berlebihan bisa saja membuat seseorang tidak nyaman dan takut.
“Ketika reaksi dari pihak lain tidak menghormati keputusan kita, ghosting bisa menjadi bentuk batasan yang tegas,” kata Carinia.
5. Dalam situasi kekerasan atau mengancam
Ghosting atau menghilang tanpa kabar dalam hubungan kerap dianggap tindakan menyakitkan. Namun, ada situasi tertentu ketika ghosting dinilai dibolehkan.
Dalam hubungan yang penuh intimidasi, kekerasan, atau ancaman, ghosting menjadi mekanisme pertahanan. Bahkan, sekadar mengirim pesan bisa memicu reaksi yang berbahaya.
Pergi tanpa kabar dan minta bantuan dari orang terdekat ataupun profesional bisa dilakukan untuk mencegahnya datang kembali.
“Jika seorang perempuan merasa takut bahkan hanya untuk mengirim pesan, maka ghosting adalah cara untuk menyelamatkan diri dari potensi kekerasan,” ujar Carinia.
6. Menghindari pelecehan atau gangguan
Jika seseorang terus menerus mengirim pesan meski hubungan sudah berakhir, atau muncul tanpa diundang, ghosting menjadi alat untuk menjaga jarak secara tegas.
“Ghosting dalam situasi ini adalah bentuk komunikasi yang sunyi namun jelas yang menyiratkan, ‘Saya tidak ingin lagi berinteraksi denganmu’,” tegas Dixon.
View this post on Instagram
Tag: #alasan #ghosting #dibolehkan #untuk #keselamatan #kesehatan #mental