Tinggal Kenangan! 7 Hal di Masa Lalu yang Tidak Perlu Lagi Diromantisasi Karena Hanya Bikin Depresi
Ilustrasi. (pexels.com)
16:38
3 Juni 2025

Tinggal Kenangan! 7 Hal di Masa Lalu yang Tidak Perlu Lagi Diromantisasi Karena Hanya Bikin Depresi

 

Sebagian besar dari kita pasti memiliki kenangan yang indah. Entah itu saat-saat bersama orang tersayang, prestasi yang berhasil kamu capai di masa kecil, maupun masa muda yang menawan. 

Seiring waktu, segala hal-hal hebat yang pernah terjadi akan menjadi kenangan. Sesekali mengingatnya mungkin menyenangkan, tetapi meromantisasinya hanya akan menghadirkan depresi dan kesedihan. Apalagi jika hidupmu sekarang tidak terlalu hebat.

Dilansir dari Geediting, berikut ini beberapa hal di masa lalu yang sebaiknya hanya diingat sebagai kenangan, dan berhenti diromantisasi.

1. Hubungan di Masa Lalu

Otak kita terprogram untuk fokus pada aspek positif dari masa lalu, terutama dalam hal hubungan. Wajar jika kamu merindukan keintiman dan kedekatan yang pernah ada. Tapi terlalu mengidealkan hubungan masa lalu justru membuat kamu terjebak. 

Ingat, ingatan bisa menipu. Yang kamu pikir indah, bisa jadi sebenarnya penuh luka. Hubungan tersebut bukan akhir dari segalanya, melainkan batu loncatan menuju versi dirimu yang lebih matang dan siap mencintai kembali.

2. “Tahun-tahun Emas” Masa Kanak-Kanak

Masa kecil sering disebut sebagai masa paling membahagiakan, padahal belum tentu. Kita cenderung mengingat bagian menyenangkannya dan melupakan kesedihan atau rasa tidak aman yang juga ada saat itu. 

Meromantisasi masa itu hanya akan membuat kamu membandingkan hidupmu sekarang dengan sesuatu yang sebenarnya tidak seideal yang kamu pikirkan.

3. Kesalahan dan Kesempatan yang Hilang

Pikiran kita senang bermain di wilayah “andai saja” dan “bagaimana jika”. Tapi yang perlu kamu sadari, penyesalan tidak akan mengubah apapun. Kesalahan dan kesempatan yang terlewat adalah bagian dari pembelajaran. 

Kamu tidak akan jadi seperti sekarang tanpa itu semua. Meromantisasi keputusan yang tidak kamu ambil hanya membuat langkahmu di masa kini jadi ragu-ragu.

4. Kecantikan di Masa Muda

Cermin tidak pernah bohong: tubuh berubah, kulit menua. Tapi menua bukan kutukan. Kecantikan batin tumbuh dari pengalaman, luka, dan keberanian untuk tetap melangkah. 

Jangan terjebak dalam nostalgia soal penampilan fisikmu di masa lalu. Yang penting adalah bagaimana kamu memperlakukan dirimu sekarang.

5. Keberhasilan Sebelumnya

Prestasi di masa lalu memang membanggakan, tapi jika kamu terus membandingkan pencapaian sekarang dengan itu, kamu hanya akan merasa kecewa. 

"Mabuk kesuksesan" bisa membuat kamu merasa tidak pernah cukup. Padahal, hidup terus berjalan, dan bentuk sukses bisa berubah. Tidak semua hal harus sehebat dulu untuk membuat kamu bahagia.

6. Keluarga yang “Sempurna”

Kenangan tentang makan bersama dan tawa keluarga bisa terasa menghangatkan. Tapi jangan lupa, tidak ada keluarga yang benar-benar sempurna. Setiap keluarga punya kekacauan dan luka tersendiri. 

Jika kamu terus membandingkan realita sekarang dengan versi ideal masa lalu, kamu hanya akan merasa kurang. Lebih baik melihat keluarga dengan kacamata yang lebih realistis dan penuh penerimaan.

7. Kesederhanaan Masa Lalu

Masa lalu terasa lebih sederhana karena kamu melihatnya dari jarak jauh. Padahal, setiap zaman punya tantangannya sendiri. 

Meromantisasi masa lalu sering kali membuat kamu lupa bahwa masa sekarang pun punya keindahan—teknologi, akses informasi, dan kebebasan yang tidak pernah terbayangkan dulu. Fokus pada sekarang akan jauh lebih memberdayakan daripada terus menyesali perubahan zaman.

Jadi, biarkan hal-hal ini tinggal sebagai kenangan. Tidak perlu dijadikan patokan atau pelarian. Kenangan memang bagian dari hidup, tapi bukan tempat tinggal yang permanen.

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #tinggal #kenangan #masa #lalu #yang #tidak #perlu #lagi #diromantisasi #karena #hanya #bikin #depresi

KOMENTAR