Asal-usul Tradisi Lebaran Ketupat: Punya Makna Mendalam, Tak Cuma soal Sajian Kuliner
Ilustrasi ketupat (Pixabay)
14:09
6 April 2025

Asal-usul Tradisi Lebaran Ketupat: Punya Makna Mendalam, Tak Cuma soal Sajian Kuliner

Pernahkan Anda mendengar tradisi Lebaran Ketupat? Ini merupakan salah satu tradisi khas yang hanya ditemukan di Indonesia, terutama di beberapa daerah seperti Jawa, Madura, dan Lombok.

Lebaran Ketupat biasanya dirayakan satu minggu setelah Hari Raya Idulfitri, tepatnya pada hari ke-7 bulan Syawal dalam kalender Hijriah.

Tahun ini, berdasarkan hasil Sidang Isbat yang digelar Kementerian Agama pada Sabtu (29/3/2025), 1 Syawal 1446 H atau Idulfitri jatuh pada Senin, 31 Maret 2025. Maka, perayaan Lebaran Ketupat diperingati pada Senin, 7 April 2025, bertepatan dengan 8 Syawal.

Saat Lebaran Ketupat, masyarakat akan berkumpul, memasak ketupat dan lauk khas seperti opor ayam, rendang, dan sambal goreng. Perayaan ini juga sering diisi dengan kegiatan silaturahmi, doa bersama, hingga ziarah kubur.

Di beberapa tempat, tradisi ini juga diiringi oleh kegiatan adat seperti kirab budaya, pertunjukan seni, bahkan piknik bersama di tempat-tempat terbuka seperti pantai atau lapangan desa.

Meski bukan hari besar nasional, Lebaran Ketupat memiliki makna religius dan budaya yang sangat kental, serta menjadi simbol penyempurna dari Idulfitri.

Untuk tahu lebih banyak mengenai Lebaran Ketupat, berikut sudah Suara.com rangkum.

Ilustrasi: sejumlah ASN yang telah diizinkan pulang merayakan Ilustrasi: sejumlah ASN yang telah diizinkan pulang merayakan "Lebaran Topat" 1443 Hijirah, memburu pedagang ketupat beserta makanan pendamping lainnya seperti opor ayam, daging, telur, urap serta jajanan khas "bantal" di sepanjang Jalan Airlangga, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, untuk disantap bersama keluarga. Senin (9/5-2022). (Foto: ANTARA/Nirkomala)

Asal-usul Lebaran Ketupat

Melansir dari laman Jombang NU, Lebaran Ketupat adalah salah satu tradisi Islam Nusantara yang tumbuh dan berkembang bersamaan dengan proses Islamisasi di Jawa.

Tradisi ini erat kaitannya dengan peran Sunan Kalijaga sebagai salah satu Wali Songo yang menyebarkan Islam dengan pendekatan budaya.

Karenanya, Lebaran Ketupat bukan hanya sekadar perayaan kuliner dengan ketupat sebagai sajian utama, melainkan juga media dakwah yang sarat makna spiritual dan sosial.

Menurut sejarah, Lebaran Ketupat berawal dari strategi dakwah Sunan Kalijaga. Untuk mendekatkan masyarakat yang saat itu masih kental dengan budaya lokal, Sunan Kalijaga menggunakan simbol ketupat sebagai bentuk penyampaian pesan dakwah.

Ia mengenalkan dua jenis hari raya kepada masyarakat Jawa saat itu. Yang pertama adalah Idulfitri pada 1 Syawal, dan yang kedua adalah Lebaran Ketupat pada 8 Syawal.

Hal tersebut sesuai hadits, “Siapa saja yang berpuasa Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun” (HR Muslim).

Dari hadits di atas dijelaskan orang yang berpuasa Ramadhan dan dilanjutkan dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal maka disebut kaffah atau kafatan artinya sempurna.

Sehingga, Idulfitri merupakan hari kemenangan setelah menunaikan puasa Ramadan selama sebulan penuh. Sementara itu, Lebaran Ketupat merupakan bentuk perayaan setelah umat Islam melaksanakan puasa sunah enam hari di bulan Syawal, sebagaimana dianjurkan oleh Rasulullah SAW.

Ilustrasi ketupat (freepik)Ilustrasi ketupat (freepik)

Filosofi Ketupat dalam Tradisi Jawa

Tak hanya sebagai sebuah makanan khas, dalam tradisi Jawa ketupat memiliki makna simbolik yang mendalam, mulai dari nama hingga bentuknya.

Kata "ketupat" berasal dari Bahasa Jawa "ngaku lepat", yang berarti mengakui kesalahan. Di mana diharapkan umat Islam saling mengakui, memaafkan, dan melupakan kesalahan yang telah lalu.

Di sisi lain, janur kuning sebagai pembungkus ketupat melambangkan tolak bala. Sedangkan anyamannya yang rumit adalah bentuk kesalahan manusia yang beragam.

Bentuk segi empat ketupat juga menyimpan makna filosofis, yang mana diartikan sebagai "kiblat papat lima pancer" yang artinya kemanapun manusia menuju, pasti akan kembali kepada Allah SWT.

Kemudian beras sebagai isi ketupat melambangkan kemakmuran, dan saat matang lalu dibelah, warna putihnya menunjukkan kebersihan jiwa setelah melewati puasa Ramadan dan puasa Syawal.

Editor: Yasinta Rahmawati

Tag:  #asal #usul #tradisi #lebaran #ketupat #punya #makna #mendalam #cuma #soal #sajian #kuliner

KOMENTAR