Deretan Hewan Mitologi Asal Indonesia, Salah Satunya Ada Mitologi Naga dari Masa Modern di Jawa
Ilustrasi Hewan Mitologi asal Indonesia. (pexels.com/arthouse studio).
19:26
2 Oktober 2024

Deretan Hewan Mitologi Asal Indonesia, Salah Satunya Ada Mitologi Naga dari Masa Modern di Jawa

Hewan mitologis kerap kita temui dalam dongeng atau film dan sinetron yang berbasis pada cerita lokal, fabel dan dongeng.

Sebagai contoh, dalam film produksi Hollywood kita kerap melihat visualisasi kuda terbang (unicorn) atau naga bersayap ala Eropa.

Tidak hanya di Barat, di Asia pun, khususnya Tiongkok, dalam film atau drama serialnya kita kerap melihat hewan mitologis mereka seperti naga tiongkok yang panjang seperti ular.

Demikian juga dengan Indonesia, dengan beragamnya tradisi dan suku di negara ini, memungkinkan berserakannya hewan-hewan mitologis yang kerap divisualisasikan dalam sinetron maupun film.

Bahkan, lambang negara dan juga sejumlah lembaga negara kerap mengadaptasi hewan mitologis sebagai simbol dari lembaga tersebut.

Berikut deretan hewan mitologi asal Indonesia, dilansir dari Youtube Aurel Val, pada Rabu, (2/10):

Garuda

Garuda melekat dalam memori kita sebagai bangsa Indonesia, karena hewan mitologi ini menjadi lambang negara Republik Indonesia dengan julukan garuda pancasila. Interpretasi umum atas ciri-ciri fisik garuda adalah berbulu emas, berwajah putih, dan memiliki sayap merah. Garuda mempunya sayap dan paruh seperti elang, sementara badannya mirip manusia.

Konon ukurannya sangat besar sehingga matahari terhalangi olehnya. Kisah garuda ada dalam kepercayaan Hindu dan Buddha, yang tertuang dalam kitab Mahabharata dan Purana asal India. Garuda dikenal sebagai raja burung dan tunggangan dewa batara Wisnu. Garuda juga dikenal di Jepang dengan nama Karura. Selain jadi lambang negara di Indonesia, garuda juga jadi simbol negara di Thailand dengan sebutan Phra Khrut.

Kuda Sembrani

Hewan mitologi ini berasal dari Jawa. Kuda sembrani adalah kuda bersayap yang sangat berani dan dapat terbang. Serupa dengan Pegasus, hewan mitologi dari Yunani. Dalam narasi pewayangan, kuda sembrani merupakan hewan tunggangan Batara Wisnu selain garuda. Rakyat Jawa menyebut Kuda sembrani sebagai tunggangan raja, ratu dan senopati. Salah satu legenda mengatakan bahwa kuda sembrani milik Sultan Agung pernah kabur dari kerajaan Mataram Islam, kemudian singgah di Pantai Madasari, Pangandaran, Jawa Barat.

Ebu Gogo

Mahluk mitologi ini berasal dari cerita rakyat dari Flores, khususnya di Nagekeo. Wujudnya serupa dengan Leprechaun, sejenis peri atau kurcaci setinggi 1 meter. Ebu Gogo memiliki ciri-ciri fisik dengan hidung yang lebar dan pendek, wajahnya lebar, dan mulutnya besar, dan juga telinganya menjulur, serta badan dipenuhi bulu. Ebu dalam bahasa Flores berarti nenek, sedangkan gogo berarti pemakan segala. Ebu gogo disebut sebagai nenek karena memiliki payudara yang menjuntai panjang. Sosoknya sangat menyeramkan dan rakus dengan makanan apa saja. Bahkan, ia juga bisa makan daging manusia, maka dia digambarkan dengan perut yang besar.

Ia juga sangat gesit dan dapat berlari dengan cepat. Cara mereka berkomunikasi adalah dengan cara berbisik, dan kadang suka meniru suara manusia. Menurut legenda, ebu gogo terlihat sekitar 400 tahun yang lalu saat penjajah dari Portugis dan Belanda datang. Ada yang mengatakan bahwa mereka punah karena dibasmi oleh penjajah karena dianggap hama. Kini ebu gogo menjadi cerita rakyat

Ahool

Nama hewan mitologis ini berasal dari suaranya yang unik ahoolll. Ahool berwujud seperti kelelawar raksasa, sebesar anak berumur 1 tahun. Kepalanya mirip monyet, matanya hitam, cakarnya besar, dan bulunya berwarna abu-abu gelap. Bentangan sayapnya bisa mencapai 3,5 meter. Kemunculan ahool pertama kali dicatat pada 1925.

Orang pertama yang melihat ahool adalah Dr. Ernest Bartels, seorang Ornitologi (ahli burung). Ahool terbang di atas kepalanya saat di Gunung Salak. Oleh sebab itu hewan mitologi ini diyakini tinggal di hutan tropis Jawa. Sejumlah peneliti mempertimbangkan bahwa ahool adalah sejenis reptil terbang yang hidup pada masa dinosaurus dan masih hidup hingga sekarang. Kabarnya kepunahannya karena rusaknya hutan hujan tropis jawa.

Aul

Manusia serigala versi Indonesia, Aul. Konon Aul dulunya adalah manusia biasa, tapi sakti. Ia bisa menyatukan anggota tubuhnya yang lepas. Menurut legenda, ia menyuruh orang untuk menebas kepalanya untuk menguji kesaktiannya, tapi nahasnya, ia duduk terlalu dekat dengan jurang sehingga saat ditebas kepalanya gelinding jatuh ke jurang. Dalam keadaan panik, ia menebas serigala di dekat situ sebagai pengganti kepalanya yang hilang.

Namun, saat kepalanya dipasang, malah terbalik. Akhirnya, aul dikenal sebagai manusia serigala kepala terbalik. Warga di lereng gunung Slamet resah dengan kehadiran hewan ini, karena kerap memakan hewan ternak mereka dalam keadaan isi perut terurai. Kabarnya, aul hanya makan jeroan kambing.

Cindaku

Adalah manusia yang bisa berubah wujud jadi setengah harimau. Pendeknya, manusia harimau. Ia bisa berdiri tegak seperti manusia normal. Menurut legenda lokal, cindaku adalah ilmu batin yang diwariskan turun-temurun dari nenek moyang masyarakat kerinci. Konon yang dapat berubah jadi cindaku adalah masyarakat kerinci murni dan memiliki kemampuan spiritual. Mereka hanya bisa berubah di tanah kelahirannya sendiri ketika dadanya kena dengan tanah.

Konon dulu hidup seorang pendekar di salah satu gua Payakumbuh, lembah Harau. Pendekar tersebut menguasai silat harimau dan melakukan pertapaan panjang sehingga ia mampu mengubah dirinya jadi siluman harimau. Menurut legenda lokal, cindaku menguasai gunung merapi dan gunung singgalang. Bagi warga sekitar, ini bukan ilmu hitam, melainkan ilmu untuk menjaga keseimbangan hidup antara manusia dan harimau.

Orang Bati

Ini adalah kembaran ahool dari pulau Seram, Maluku. Sosoknya mirip manusia sekaligus mirip kera, dan sayapnya mirip kelelawar. Orang Bati tinggal di gunung Kairatu dan dikenal suka menculik anak-anak untuk dijadikan santapan.

Orang Bati berkeliaran di malam hari dan pendudukan setempat bisa mendengar suara teriakannya hingga menciptakan suasana mencekam. Konon seorang misionaris asal Inggris, bernama Tyson Hughes dan rekannya pernah datang ke Maluku pada 1987, tak sengaja mereka melihat orang bati. Orang bati juga populer di belahan dunia lainnya seperti di Zambia, Papua Nugini dan Kongo.

Leak

Dalam mitologi Bali, Leak adalah penyihir jahat. Leak hanya bisa dilihat malam hari oleh para dukun pemburu leak. Pada siang hari ia seperti manusia biasa, tapi malam hari dia ke kuburan mencari organ tubuh manusia untuk ramuan sihir. Bahkan, dia kadang mengambil organ tubuh dari manusia hidup. Sihir itu untuk mengubah bentuk leak jadi harimau, kera, babi atau rangda.

Rangda adalah ratu dari para leak dalam mitologi Bali. Mahluk ini diceritakan sering menculik dan memakan anak kecil, serta memimpin pasukan nenek sihir jahat melawan Barong, sebagai representasi kekuatan baik. Dalam kepercayaan Bali, leak juga bisa mengubah dirinya menjadi api atau bola api. Penggambaran leak beragam, karena ada 35 jenis leak di Bali.

Naga Besukih

Adalah salah satu mahluk yang ada dalam mitos penciptaan selat Bali. Dalam mitos, naga besukih tingga di gunung Agung, ia sangat sakti dan sisiknya bisa jadi emas dan berlian bila rontok. Suatu kali seorang brahmana sakti bernama Sidi Mantra bertapa di gunung Agung. Dia meminta bantuan dari naga besukih untuk menyelesaikan persoalan utang-piutang, karena anaknya, Manik Angkeran, suka judi. Pendeknya, naga besukih setuju dengan syarat anaknya harus berhenti berjudi. Namun, sayangnya Manik Angkeran tidak berubah. Cerita berakhir dengan terciptanya selat Bali dengan tongkat Sidi Mantra yang memisahkan pulau Jawa dan Bali.

Warak Ngendog

Ini adalah naga kecil dari Semarang, Jawa. Warak ngendog adalah simbol persatuan antara masyarakat dengan berbagai latar belakang yang mendiami Semarang. Dianggap sebagai simbol persatuan dari 3 etnis dominan di Semarang yaitu kepala naga dari Tiongkok, badan unta dari Arab, dan empat kaki kambing dari Jawa. Biasanya warak ngendog diarak dalam festival Dugderan yang digelar untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan.

Lembuswana

Adalah hewan mitologi yang dikenal sejak zaman kerajaan Kutai. Lembuswana juga menjadi lambang kerajaan Kutai sampai menjadi kesultanan Kutai Kartanegara. Hewan dianggap suci karena jadi kendaraan batara guru. Konon lembuswana adalah mahluk penjaga sungai Mahakam di Kalimantan. Tubuhnya terdiri dari gabungan 10 macam hewan. Kepala singa, berbadan lembu, sayapnya garuda, bersisik seperti naga, bertaji seperti ayam, punya belalai gajah, berjenggot seperti kambing, bertanduk seperti sapi, punya ekor mirip singa. Semboyannya Tapak lenman Ganggayaksa.

Kepala singa dengan mahkotanya melambangkan keperkasaan raja sebagai penguasa dan dewa, belalai gajah melambangkan dewa ganesha. Lembuswana adalah kendaraan raja Mulawarman, raja Kutai. Mahluk ini sangat legendaris sampai menjadi lambang kota Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Editor: Setyo Adi Nugroho

Tag:  #deretan #hewan #mitologi #asal #indonesia #salah #satunya #mitologi #naga #dari #masa #modern #jawa

KOMENTAR