Orang yang Dibesarkan oleh Orang Tua yang Terlalu Protektif Sering Kali Mengembangkan 7 Karakteristik Berikut
Ilustrasi orang yang dibesarkan oleh orang tua yang terlalu protektif./freepik/ Frolopiaton Palm
16:34
17 September 2024

Orang yang Dibesarkan oleh Orang Tua yang Terlalu Protektif Sering Kali Mengembangkan 7 Karakteristik Berikut

Orang yang dibesarkan oleh orang tua yang terlalu protektif sering kali mengalami perkembangan karakteristik tertentu sebagai dampak dari pengasuhan tersebut.

Ketika orang tua terlalu melindungi anak-anak mereka dari berbagai risiko dan tantangan, anak-anak ini cenderung tidak mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengembangkan kemandirian dan kepercayaan diri mereka.

Akibatnya, mereka bisa tumbuh menjadi individu dengan karakteristik tertentu yang mencerminkan pengalaman mereka selama masa kanak-kanak.

Dilansir dari laman The Expert Editor pada Selasa (17/9), berikut merupakan 7 karakteristik yang dimiliki oleh orang-orang yang dibesarkan oleh orang tua yang terlalu protektif.

1. Rasa Percaya Diri yang Rendah

Anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua yang sangat protektif sering kali mengalami rasa percaya diri yang rendah.

Ketika orang tua selalu mengawasi dan mengatur semua aspek kehidupan anak, anak tersebut jarang diberi kesempatan untuk mencoba hal-hal baru atau menghadapi tantangan secara mandiri.

Akibatnya, mereka tidak pernah benar-benar belajar untuk mengandalkan diri mereka sendiri.

Ketidakmampuan ini membuat anak merasa tidak cukup kompeten untuk menghadapi dunia, dan pada akhirnya dapat mengganggu perkembangan kepercayaan diri mereka ketika mereka tumbuh dewasa.

2. Keraguan dan Rasa Malu

Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang sangat protektif sering kali tumbuh dengan perasaan keraguan yang mendalam terhadap diri mereka sendiri.

Karena banyak keputusan dalam hidup mereka diambil oleh orang tua, mereka mulai percaya bahwa mereka tidak mampu membuat keputusan yang tepat.

Mereka merasa dunia adalah tempat yang menakutkan dan berbahaya, dan jika mereka berhadapan dengan tantangan, mereka sering merasa tidak berdaya.

Hal ini dapat menyebabkan rasa malu yang mendalam ketika mereka merasa tidak sebanding dengan harapan orang lain, sehingga mereka terus-menerus meragukan diri mereka dan sering kali mengalami kecemasan sosial.

3. Selalu Ingin Menyenangkan Semua Orang

Anak-anak yang dibesarkan dengan pengawasan ketat sering kali merasa bahwa kebahagiaan mereka tergantung pada persetujuan orang lain, terutama orang tua mereka.

Mereka belajar bahwa untuk mendapatkan cinta dan perhatian, mereka harus memenuhi harapan orang tua, dengan mengabaikan kebutuhan dan keinginan pribadi mereka.

Ini dapat mengarah pada perilaku orang yang selalu berusaha menyenangkan orang lain, yang sering kali mengorbankan kebahagiaan dan kesejahteraan mereka sendiri.

Ketergantungan pada pendapat orang lain dapat menciptakan ketegangan dalam hubungan saat mereka dewasa, karena mereka cenderung kesulitan untuk menetapkan batasan atau merasa aman dalam mengekspresikan diri mereka.

4. Perfeksionisme

Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang sangat protektif sering kali menjadi sosok yang perfeksionis. Mereka belajar bahwa cinta dan perhatian orang tua tergantung pada seberapa baik mereka melakukan sesuatu.

Akibatnya, mereka berusaha untuk selalu sempurna dalam semua yang mereka lakukan, baik di sekolah maupun dalam hubungan sosial.

Perfeksionisme ini dapat menjadi beban berat yang dapat mereka bawa ke dalam kehidupan dewasa mereka, di mana mereka cenderung akan merasa tidak pernah cukup baik.

Ini juga dapat menciptakan masalah kontrol, karena mereka berjuang untuk mengatasi situasi di mana mereka tidak memiliki kendali penuh, yang pada akhirnya dapat mengganggu kesejahteraan mental mereka.

5. Keterikatan atau Ketergantungan

Pengasuhan yang terlalu protektif dapat menciptakan keterikatan yang tidak aman pada anak. Anak-anak ini seringkali mengalami hubungan yang terlalu bergantung dengan orang tua mereka.

Ketika orang tua terlalu melindungi, mereka cenderung tidak pernah belajar untuk mandiri, sehingga menjadi sangat tergantung pada perhatian dan persetujuan orang lain, terutama dalam hubungan romantis ketika ia dewasa.

Saat mereka tumbuh dewasa, kecenderungan ini dapat berkembang menjadi ketergantungan emosional yang berlebihan dalam hubungan, di mana mereka merasa perlu mengejar cinta dan perhatian dari pasangan mereka.

Ketakutan akan penolakan sering kali menghantui mereka, dan mereka merasa tidak pernah cukup baik untuk pasangan mereka, yang dapat mengakibatkan ketidakstabilan dalam hubungan yang mereka jalani.

6. Kecenderungan Mengambil Risiko

Ketika anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua yang sangat protektif memasuki usia dewasa, mereka cenderung menunjukkan dua tipe perilaku, yakni sangat berhati-hati dan menghindari risiko, atau menjadi sosok yang sangat impulsif.

Setelah mereka bebas dari pengawasan ketat, beberapa anak akan mencoba mengejar semua pengalaman yang terlewatkan dengan terjun ke perilaku berisiko, seperti penyalahgunaan zat, perilaku seksual yang tidak bertanggung jawab, atau olahraga ekstrem.

Ini merupakan cara mereka untuk mencoba mendapatkan kembali kendali atas hidup mereka dan menyusul waktu yang hilang, meskipun terkadang itu dapat membawa konsekuensi negatif yang serius bagi kesehatan mental dan fisik mereka.

7. Kecemasan dan Depresi

Pengasuhan yang terlalu protektif sering kali menyebabkan anak-anak menjadi sangat sensitif terhadap stres dan kecemasan.

Ketika orang tua terlalu khawatir tentang keselamatan anak mereka, hal ini dapat menumbuhkan rasa cemas pada sang anak itu sendiri. Mereka belajar untuk melihat dunia sebagai tempat yang penuh dengan bahaya dan menghindari situasi baru.

Ketidakmampuan untuk menghadapi tantangan dan tekanan dari harapan orang tua sering kali berujung pada masalah kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi, yang dapat terus berlanjut hingga dewasa.

Sebagai orang dewasa, mereka akan merasa terjebak dalam pola pikir cemas dan merasa sulit untuk berfungsi secara efektif dalam kehidupan sehari-hari.

Editor: Hanny Suwindari

Tag:  #orang #yang #dibesarkan #oleh #orang #yang #terlalu #protektif #sering #kali #mengembangkan #karakteristik #berikut

KOMENTAR