Wajib Tahu! 4 Jenis Attachment Style dan Bagaimana Pengaruhnya Terhadap Hubungan, Kamu yang Mana?
Pastinya, kamu sudah tidak asing dengan kata attachment, bukan? Konsep gaya keterikatan ini ternyata sudah lama dipelajari dan mendapat perhatian loh!
Melansir dari website Health Clevel and Clinic, seorang Psikolog klinis Coda Derrig, PhD, mengatakan bahwa konsep keterikatan merupakan salah satu cara pandang yang bisa kita gunakan untuk lebih memahami siapa diri kita dan perilaku yang kita lakukan terhadap orang yang kita cintai.
Masih dari website yang sama, terdapat studi pada 1969 yang memunculkan 4 attachment style atau gaya keterikatan. Dalam penelitian tersebut, bayi dan orang tuanya bermain di sebuah ruangan, lalu orang tua pergi dan dalam beberapa menit kemudian kembali lagi.
Reaksi bayi-bayi tersebut dipantau dan menghasilkan identifikasi sebagai berikut:
-
Bayi menjadi kesal ketika orang tuanya pergi dan merasa terhibur dengan kembalinya mereka, disebut keterikatan yang aman.
-
Bayi menjadi sangat kesal ketika orang tuanya pergi dan sulit untuk dihibur ketika mereka kembali, keterikatan yang mengkhawatirkan.
-
Bayi hampir tidak bereaksi sama sekali – ketika orang tuanya pergi atau kembal, disebut keterikatan penghindaran.
-
Bayi memiliki reaksi tidak menentu terhadap kepergian atau kepulangan orang tuanya, disebut keterikatan yang tidak terorganisir.
Dilansir dari situs Mind Body Green, seorang konselor kesehatan mental asal New York berpendapat bahwa gaya keterikatan terbentuk pada tahun pertama kehidupan bayi. Namun bukan hanya orang tua saja yang membentuk gaya keterikatan ini.
Hubungan dengan pasangan dan persahabatan juga bisa menjadi faktor gaya keterikatan seseorang bisa terbentuk. Gaya keterikatan inilah yang mempengaruhi cara kita menjalin hubungan dengan orang lain.
Jenis-jenis attachment style
Dari beragam penelitian, akhirnya mengungkap bahwa attachment style dari tiap orang berdampak pada karakteristik dan perilakunya pada kemudian hari. Berikut ini 4 jenis attachment style dilansir dari website Hello Sehat dan Health Clevel and Clinic, antara lain:
1. Secure attachment
Gaya keterikatan ini hasil dari perasaan aman yang diberikan oleh orang tua atau pengasuh semasa kecil. Hal tersebut karena kebutuhan fisik dan emosional mereka dipenuhi secara konsisten.
Secure attachment mengacu pada kemampuan seseorang untuk menjalin hubungan yang sehat dengan orang lain. Orang dengan gaya keterikatan ini lebih mudah membentuk hubungan jangka panjang karena mereka cenderung memercayai pasangannya serta siap memberi dan menerima dukungan secara emosional.
2. Anxious attachment
Anxious attachment seringkali ditandai dengan rasa takut diabaikan dan cenderung merasa cemas akan kehilangan seseorang. Hal tersebut terbentuk ketika hubungan bayi dengan orang tua atau pengasuhnya tidak konsisten.
Pola asuh tersebut membuat bayi tidak bisa memastikan apakah orang tua atau pengasuhnya akan ada secara fisik maupun emosional untuk mereka.
Saat dewasa, gaya keterikatan ini ditandai dengan sulitnya mempercayai orang lain terutama orang terdekat seperti pasangan. Karena mereka diliputi kekhawatiran bahwa orang yang mereka cintai akan meninggalkan mereka.
3. Avoidant attachment
Gaya keterikatan ini seringkali terlihat seperti “serigala penyendiri” yang cenderung menghindari kedekatan fisik dan emosional dengan orang lain. Selain itu, mereka juga sulit untuk membuka diri dalam suatu hubungan.
Avoidant attachment seringkali dikarenakan kurangnya kehadiran orang tua atau pengasuh untuk memberi dukungan emosional. Sehingga bayi tumbuh menjadi seorang yang tidak menggantungkan kebutuhan emosionalnya kepada orang lain.
Saat dewasa, kemungkinan besar mereka lebih banyak menghabiskan waktu sendiri dan bersikap mandiri hingga sulit mempercayai dan menerima kehadiran orang lain.
4. Disorganized attachment
Gaya keterikatan ini adalah kombinasi dari anxious dan avoidant attachment. Seseorang dengan disorganized attachment seringkali merasa tidak aman dalam hubungan mereka, tetapi juga kesulitan untuk menjauh dari hubungan tersebut.
Hal ini umumnya terbentuk karena hubungan yang tidak menentu dengan orang tua atau pengasuhnya. Masa kanak-kanak yang ditandai dengan rasa takut atau trauma serta pengalaman masalalu yang buruk, bisa menjadi alasan seseorang memiliki gaya keterikatan ini.
Seseorang dengan disorganized attachment seringkali tidak mampu mengendalikan emosi dan suasana hatinya. Bahkan cenderung hidup dengan gangguan kesehatan mental yang mempersulit mereka untuk membangun hubungan sehat dengan orang lain.
Pengaruh attachment style dalam suatu hubungan
Gaya keterikatan memiliki dampak besar pada kemampuan kamu untuk mengembangkan hubungan yang sehat dengan orang lain. Dalam hubungan romantis, gaya keterikatan pasanganmu juga penting untuk diketahui.
Mengutip dari health.clevelandclinic.org, penelitian menunjukkan bahwa gaya keterikatan dapat memengaruhi komunikasi, risiko kekerasan dalam hubungan, kualitas pernikahan secara keseluruhan, bahkan keterikatan yang akan terbentuk dengan anak di kemudian hari.
Mengenal gaya keterikatan bisa membantu kamu paham darimana asalnya perasaan dan emosi yang kamu miliki. Dengan begitu kamu bisa belajar memahami masalah yang timbul dalam suatu hubungan dan berusaha membangun hubungan yang sehat dengan orang lain.
***
Tag: #wajib #tahu #jenis #attachment #style #bagaimana #pengaruhnya #terhadap #hubungan #kamu #yang #mana