Komentari soal Kelaparan di Gaza, Menteri Israel Dikecam hingga Diminta Beri Bantuan Kemanusiaan
Anak-anak berbaris untuk menerima makanan di sekolah UNRWA di kamp Jabalia untuk pengungsi Palestina di Jalur Gaza utara pada 17 Juni 2024. Uni Eropa, Prancis, dan Inggris memberi kecaman kepada menteri Israel yang mengomentari kelaparan di Gaza. 
16:50
8 Agustus 2024

Komentari soal Kelaparan di Gaza, Menteri Israel Dikecam hingga Diminta Beri Bantuan Kemanusiaan

- Uni Eropa, Prancis, dan Inggris mengecam menteri keuangan Israel, Bezalel Smotrich.

Pasalnya, menteri senior Israel itu mengatakan, membiarkan orang-orang di Gaza kelaparan adalah tindakan yang “dibenarkan dan bermoral”.

“Tidak ada seorang pun di dunia ini yang akan membiarkan kita membuat dua juta orang kelaparan, meskipun hal itu mungkin dibenarkan dan bermoral untuk membebaskan para sandera," katanya, Rabu (7/8/2024), dilansir The Guardian.

Dalam pidatonya minggu ini, ia mengatakan:

"Israel membawa bantuan kemanusiaan karena kami tidak punya pilihan lain."

"Kami berada dalam situasi yang membutuhkan legitimasi internasional untuk melancarkan perang ini."

Komentar dari Bezalel Smotrich soal kelaparan di Gaza itu langsung memicu kemarahan internasional.

Uni Eropa, Prancis, dan Inggris memberi kecaman kepada menteri Israel sebagai berikut:

1. Uni Eropa: Kejahatan Perang

Uni Eropa menyatakan, kelaparan yang disengaja terhadap warga sipil merupakan “kejahatan perang”.

Mereka juga mengharapkan pemerintah Israel untuk “menjauhkan diri dengan tegas” dari pernyataan menteri sayap kanan tersebut.

2. Prancis Sebut Pemberian Bantuan merupakan Kewajiban

Prancis juga mengkritik Bezalel Smotrich.

Prancis mengatakan, pemberian bantuan kemanusiaan kepada rakyat Gaza merupakan “kewajiban berdasarkan hukum humaniter internasional” bagi Israel.

Sebab, negara itu mengendalikan semua akses ke wilayah Gaza.

3. Inggris Kutuk Pernyataan Menteri Israel

Sementara, Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy, meminta pemerintah Israel secara keseluruhan untuk menarik kembali dan mengutuk pernyataan tersebut.

Pemerintahan Netanyahu Dikritik

Di sisi lain, Jaksa Agung Israel, Gali Baharav-Miara, mengkritik pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Jaksa Agung Israel mengatakan, keputusan-keputusan pemerintahan tersebut 'membingungkan' dan 'cacat' yang pada akhirnya dapat menyebabkan perang.

Gali Baharav-Miara menyampaikan komentarnya dalam surat bernada tajam kepada Netanyahu pada Selasa (6/8/2024).

“Selama ini, keputusan penting pemerintah dibuat dengan proses kerja yang cacat,” katanya, dikutip dari MEMO.

“Hal ini dilakukan tanpa didahului oleh kerja staf profesional; sementara keputusan tersebut diserahkan kepada badan terkait untuk dikomentari sebelum atau selama rapat pemerintah, dengan cara yang tidak memungkinkan badan profesional maupun menteri untuk memenuhi peran dan tugas mereka; dan juga berdasarkan pendapat hukum yang tidak sah, baik oleh unsur swasta maupun sekretaris pemerintah," terangnya.

Jaksa Agung menjelaskan, pemerintahan Netanyahu telah diperingatkan sebelumnya agar tidak mengganggu proses kerja pemerintah dan tidak mengurai aturan yang mengatur pekerjaan pemerintah.

Ia menambahkan, hal tersebut baru-baru ini telah mencapai titik yang ekstrem.

Dia mencontohkan keputusan pemerintah pada 30 April, yang memberikan hak kepada dirinya sendiri untuk menunjuk pengacara swasta guna mewakili semua kementerian pemerintah dalam sidang Pengadilan Tinggi tentang masalah wajib militer bagi orang-orang Yahudi ultra-Ortodoks, yang kemudian dibatalkan oleh pengadilan.

Ia juga menanggapi kekhawatiran akan langkah-langkah yang dapat menyebabkan perang dan keputusan yang dibuat tanpa adanya pertemuan kabinet politik-keamanan.

“Hasilnya adalah pelanggaran hukum dan kerugian bagi masyarakat."

"Aturan dilanggar, dan segala sesuatunya harus ditertibkan kembali," papar Gali Baharav-Miara.

Anak-anak menunggu makanan dibagikan di sebuah kamp untuk para pengungsi internal tempat mereka tinggal akibat pemboman Israel di Jalur Gaza, di Khan Yunis, di Jalur Gaza selatan pada 11 Juni 2024. Anak-anak menunggu makanan dibagikan di sebuah kamp untuk para pengungsi internal tempat mereka tinggal akibat pemboman Israel di Jalur Gaza, di Khan Yunis, di Jalur Gaza selatan pada 11 Juni 2024. (AFP/EYAD BABA)

Update Perang Israel-Hamas

Diberitakan Al Jazeera, setidaknya 27 orang dilaporkan tewas dalam serangan Israel di Jalur Gaza bagian tengah dan selatan dalam "hari yang sangat berdarah".

Ini termasuk setidaknya warga Palestina, seorang ibu dan anak-anaknya, yang "terbakar" ketika tenda mereka dibom di Khan Younis.

Penduduk dan warga Palestina yang mengungsi telah diperintahkan oleh militer Israel untuk segera mengungsi dari wilayah Beit Hanoon dan Beit Lahiya di Gaza utara, menjelang operasi militer “skala besar” yang diperkirakan akan terjadi.

Masyarakat Tahanan Palestina telah meminta PBB untuk meluncurkan penyelidikan internasional terhadap “penyiksaan sistematis terhadap tahanan Palestina” di tengah laporan pelanggaran serius di penjara-penjara Israel, termasuk pemerkosaan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan serangan berkelanjutan Israel terhadap Gaza menghadirkan banyak rintangan bagi kampanyenya untuk mencegah wabah polio yang mematikan di wilayah Palestina.

Pasukan Israel telah mengebom kamp pengungsi Jabalia dan Kota Gaza di utara Jalur Gaza serta Abasan al-Kabira di selatan, menewaskan dan melukai beberapa warga Palestina.

Jumlah pasti korban tewas belum diketahui.

Di Tepi Barat yang diduduki, pasukan Israel melukai tujuh warga Palestina, termasuk dua anak-anak, dalam serangan di Qalqilya dan kamp pengungsi Askar dekat Nablus, sementara pemukim Israel melukai seorang wanita Palestina setelah memukul kepalanya dengan batu di dekat Ramallah.

WHO telah menegaskan kembali seruan untuk gencatan senjata di Jalur Gaza untuk memberikan vaksin polio kepada 600.000 anak di bawah usia delapan tahun.

Misi Iran untuk PBB di New York menanggapi laporan bahwa mereka mungkin menunda serangan balasan jika Israel menyetujui gencatan senjata di Gaza, dengan mengatakan bahwa prioritas mereka adalah untuk membangun "gencatan senjata yang berkelanjutan" di wilayah kantong Palestina tersebut dan menghukum Israel atas pembunuhan kepala Hamas Ismail Haniyeh di Teheran.

Militer Israel mengatakan pihaknya mengebom Sejoud di Lebanon selatan dan menghancurkan peluncur Hizbullah yang digunakan untuk menyebarkan pesawat tak berawak menuju Dataran Tinggi Golan yang diduduki.

Operator kapal kontainer yang diklaim diserang oleh pejuang Houthi mengatakan kapal tersebut tidak terkena serangan dan awaknya selamat, sementara militer AS mengatakan pasukannya berhasil menghancurkan dua pesawat tak berawak Houthi, satu stasiun kontrol darat, dan tiga rudal jelajah antikapal di wilayah yang dikuasai pemberontak di Yaman.

Setidaknya 39.677 orang tewas dan 91.645 orang terluka dalam perang Israel di Gaza.

Diperkirakan 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas pada tanggal 7 Oktober dan lebih dari 200 orang ditawan.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Editor: Nanda Lusiana Saputri

Tag:  #komentari #soal #kelaparan #gaza #menteri #israel #dikecam #hingga #diminta #beri #bantuan #kemanusiaan

KOMENTAR