Iran Bantah Tudingan AS terkait Rencana Pembunuhan Donald Trump oleh Warga Pakistan
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Pemerintah AS mengumumkan bahwa mereka telah mendakwa seorang pria berkewarganegaraan Pakistan bernama Asif Merchant yang diduga berencana untuk melakukan pembunuhan sejumlah tokoh politik di Amerika, termasuk mantan Presiden Donald Trump.
Kabar ini diungkap oleh Departemen Kehakiman AS pada hari Selasa (6/8/2024) ini sekaligus menguak rencana pembunuhan terbaru yang menargetkan sejumlah tokoh publik Amerika lainnya.
Direktur FBI Christopher Wray menyebut bahwa Asif diduga memiliki keterkaitan hubungan dengan Iran.
"Dia memiliki rencana pembunuhan berbayar yang berbahaya... langsung dari buku pedoman Iran" tudingnya.
Tudingan Wray ini juga didasari oleh rekam jejak perjalanan Asif Merchant yang sempat singgah di Iran dari bulan April sebelum terbang ke AS pada bulan Juni lalu.
Menanggapi tudingan tersebut, perwakilan Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membantah keras tudingan yang disampaikan oleh Departemen Kehakiman AS tersebut.
Dikutip Tribunnews dari kantor berita pusat Iran, IRNA, pihaknya menilai klaim yang disampaikan baik oleh FBI maupun Pemerintah AS kuat akan sentimen anti-Iran .
"Kami belum menerima laporan apa pun mengenai masalah ini dari pemerintah AS. Namun, jelas bahwa modus operandi yang dilakukan oleh pelaku sangat bertentangan dengan kebijakan pemerintah Iran" tegas pihaknya.
Sejumlah media Amerika juga mengaitkan rencana percobaan pembunuhan Donald Trump ini dengan wacana balas dendam atas meninggalnya Qassem Soleimani pada tahun 2020
Seperti yang diketahui sebelumnya, serangan yang menewaskan pemimpin Pasukan Quds dari Korps Garda Revolusi Islam Iran tersebut diperintahkan saat Trump masih menjadi presiden.
Terkait tudingan dari media-media di Amerika Serikat tersebut, pihak misi PBB Iran juga memberikan bantahan keras.
Mereka dengan tegas menolak tudingan keterlibatan dalam serangan bersenjata terhadap Trump atau tokoh politik AS lainnya yang terlibat dalam meninggalnya Qassem Soleimani.
"klaim dan tudingan bahwa Iran berniat untuk melakukan tindakan semacam itu (membunuh Donald Trump) merupakan tuduhan sarat muatan motif politik yang jahat dan tujuan yang tidak jelas." tulis Perwakilan Iran di PBB.
"Menurut perspektif Iran, Trump memang seorang kriminal yang harus diadili dan dihukum di pengadilan atas perintah pembunuhan Jenderal Soleimani," ungkap pernyataan tersebut.
Namun, Iran kembali menegaskan bahwa mereka akan mencari solusi dari masalah tersebut melalui cara yang legal dan sesuai jalur hukum.
"Iran selalu memilih jalur hukum untuk memertanggungjawabkan perbuatannya (Donald Trump) ke pengadilan." pungkas pernyataan tersebut.
Kronologi Penangkapan Asif Merchant.
Foto Asif Merchant yang disertakan dalam surat pernyataan penangkapannya (Departemen Kehakiman AS)Asif Merchant diketahui bepergian ke New York pada bulan Juni lalu dengan tujuan merekrut sejumlah orang untuk melaksanakan pembunuhan.
Ia bahkan telah menyiapkan uang muka sebesar $5.000 atau sekitar Rp 80 Juta kepada rekrutan yang bersedia melakukan tugasnya.
Aksi Asif ini terbongkar lantaran dua calon pembunuh bayaran yang ia rekrut sebenarnya adalah petugas penegak hukum FBI yang menyamar, kata pejabat federal.
Asif sendiri ditangkap pada bulan Juli lalu saat dia bersiap melarikan diri meninggalkan AS setelah memberikan uang bayaran untuk pembunuhan tersebut
Sebelum kabur, ia sempat memberitahu para agen FBI yang menyamar tersebut sejumlah nama-nama target tokoh politik lainnya, pada bulan Agustus atau September setelah dia kembali ke Pakistan.
Dokumen pengadilan tidak mengidentifikasi siapa potensi target lainnya yang dimaksud Asif.
Namun, pejabat AS dapat memastikan Penembakan pada 13 Juli 2024 yang dialami Donald Trump di Pennsylvania, tidak ada kaitannya dengan penangkapan Asif Merchant.
Di lain pihak, Direktur FBI Christopher Wray menyebut bahwa Asif diduga memiliki keterkaitan hubungan dengan Iran.
Tudingan Wray ini didasari oleh rekam jejak perjalanan Asif Merchant yang sempat singgah di Iran dari bulan April sebelum terbang ke AS di sekitar Juni.
Wray juga menyebut bahwa Asif Merchant diduga juga meminta para pembunuh bayaran yang ia rekrut untuk mencuri sejumlah dokumen dari rumah target.
Tudingan keterlibatan Iran dalam aksi Asif Merchant ini juga didasari oleh peringatan sejumlah pejabat AS selama ini.
Sejumlah pejabat di AS telah mewanti-wanti FBI terkait keinginan Iran untuk membalas dendam atas pembunuhan Qassem Soleimani pada tahun 2020
Serangan yang menewaskan pemimpin Pasukan Quds dari Korps Garda Revolusi Islam Iran tersebut diperintahkan oleh Trump saat ia masih menjadi presiden.
(Tribunnews.com/Bobby)
Tag: #iran #bantah #tudingan #terkait #rencana #pembunuhan #donald #trump #oleh #warga #pakistan