Terungkap Data Kotak Hitam Jeju Air Hilang 4 Menit sebelum Kecelakaan
Pihak berwenang menjelaskan, black box atau kotak hitam yang merekam data penerbangan dan suara kokpit pesawat Boeing 737-800 itu berhenti merekam sekitar empat menit sebelum tabrakan.
"Analisis menunjukkan bahwa data dari kotak hitam tidak terekam selama empat menit sebelum pesawat menabrak penghalang," kata Kementerian Perhubungan Korea Selatan pada Sabtu (11/1/2025), Al Jazeera melaporkan.
Kotak perekam suara awalnya diperiksa di Korea Selatan.
Akan tetapi ketika ditemukan bahwa data hilang, kotak itu dikirim ke laboratorium Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat.
Tampaknya kotak itu kehilangan data penting tentang kejadian terakhir dalam penerbangan.
Maka dari itu, pihak berwenang masih berusaha mencari tahu apa yang terjadi.
"Kami telah merencanakan penyelidikan untuk mencari tahu penyebab hilangnya data tersebut," kata kementerian.
Temuan Mengejutkan
Mantan penyelidik kecelakaan dari Kementerian Perhubungan, Sim Jai-dong mengatakan kepada Reuters bahwa penemuan data yang hilang sangat mengejutkan.
Dia mengatakan kalau hasilnya menunjukkan kemungkinan bahwa semua daya, termasuk cadangan, telah terputus di pesawat.
Sebuah situasi yang terbilang jarang terjadi.
Penyelidik mengatakan kotak hitam itu penting untuk penyelidikan.
Meski temuan ini begitu mengejutkan, mereka tidak akan menyerah untuk mencari tahu penyebab kecelakaan.
Awalnya, pesawat Jeju Air masalah yang terjadi diperkirakan karena tabrakan dengan burung, kerusakan pada roda pendaratan, dan penghalang di landasan.
Sebelum melakukan pendaratan pertama dan berbalik arah, pilot yang juga sempat memperingatkan adanya tabrakan dengan burung.
Alih-alih mendarat dengan kecepatan penuh, pesawat Boeing 737-800 tersebut berbelok tajam dan mendekati landasan pacu dari arah yang berlawanan.
Pesawat kemudian mendarat darurat tanpa roda pendaratan terpasang.
Bird Strikes
Minggu ini, penyelidik utama Lee Seung-yeol mengatakan bahwa "bulu burung ditemukan" di salah satu mesin pesawat.
Namun, tabrakan dengan burung atau Bird Strikes tidak langsung merusak mesin.
Pihak berwenang juga telah menggerebek beberapa kantor terkait di bandara Muan, kantor penerbangan di kota barat daya, dan kantor Jeju Air di Seoul.
Mereka juga melarang CEO Jeju Air untuk meninggalkan negara itu.
Penyelidikan masih terus berlangsung.
Menteri Perhubungan Park Sang-woo mengundurkan diri awal minggu ini karena merasa bertanggung jawab atas tragedi ini.
179 Orang Tewas dalam Kecelakaan Jeju Air di Muan
Pesawat Jeju Air 7C2216 terbang dari Thailand menuju Bandara Internasional Muan di Korea Selatan pada Minggu (29/12/2024) lalu.
Pesawat itu mendarat dengan posisi perut, menabrak penghalang beton lalu meledak.
Penghalang itu disebut lokaliser, yang membantu pesawat saat mendarat dan dianggap membuat kecelakaan semakin parah.
Pesawat itu mengangkut 181 penumpang.
Sebanyak 179 dari 181 penumpang dan awak pesawat tewas dalam insiden ini.
Ini adalah kecelakaan penerbangan paling mematikan yang pernah terjadi di Korea Selatan.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Tag: #terungkap #data #kotak #hitam #jeju #hilang #menit #sebelum #kecelakaan