Assad Dikabarkan Kabur ke Rusia, Bagaimana Dampaknya pada Strategi Militer Kremlin di Suriah?
Presiden Rusia Vladimir Putin ketika berada di pangkalan udara Hmeimim di provinsi Latakia, Suriah. Setelah Bashar Al-Assad dikabarkan kabur ke Rusia, Kremlin saat ini sedang memastikan keamanan pangkalan militernya di Suriah. 
11:10
10 Desember 2024

Assad Dikabarkan Kabur ke Rusia, Bagaimana Dampaknya pada Strategi Militer Kremlin di Suriah?

Presiden Suriah, Bashar Al-Assad dikabarkan melarikan diri ke Rusia usai rezimnya runtuh.

Di tengah kabar tersebut, banyak pertanyaan muncul terkait fasilitas militer Rusia yang secara strategis penting di Suriah.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kemudian menjelaskan tentang langkah masa depan terkait pangkalan-pangkalan yang berada di Suriah.

Menurutnya, saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk membahas hal tersebut.

"Masih terlalu dini untuk membicarakannya," kata Peskov, dikutip dari Asharq Al-Aawsat.

Ia menjelaskan, Suriah saat ini mengalami ketidakstabilan ekstrem.

Meski begitu, Peskov mengatakan bahwa adanya kemungkinan pembicaraan lebih lanjut terkait pangkalan-pangkalan tersebut dengan pihak yang berkuasa di Suriah.

"Ini semua menjadi bahan diskusi dengan mereka yang akan berkuasa di Suriah," jelas Peskov.

Ia mengaku saat ini sedang berusaha menghubungi pihak yang berkuasa di Suriah untuk memastikan keamanan pangkalan militer Rusia di wilayah tersebut.

"Tentu saja, segala sesuatu yang diperlukan dan yang memungkinkan kini tengah dilakukan untuk menghubungi mereka yang dapat menangani masalah keamanan. Dan, tentu saja, militer kami juga mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan," jelasnya.

Seperti diketahui, Rusia memiliki 2 fasilitas militer penting di Suriah.

Di antaranya, pangkalan udara Hmeimim di provinsi Latakia, Suriah, dan fasilitas angkatan laut di Tartous di pesisir.

Selama ini, Rusia telah menggunakan Suriah sebagai pos persinggahan untuk menerbangkan kontraktor militernya masuk dan keluar dari Afrika.

Assad digulingkan oleh kelompok pemberontak dalam serangan besar-besaran yang berpuncak pada perebutan ibu kota Damaskus pada Minggu.

Setelah digulingkan, Assad dilaporkan kabur dari Suriah dan berada di Moskow setelah mendapat tawaran suaka dari Rusia.

Hal tersebut dilaporkan oleh kantor berita Rusia, Interfax pada hari Minggu (8/12/2024).

Tak sendiri, Assad dikabarkan kabur dari Suriah bersama keluarganya.

"Presiden al-Assad dari Suriah telah tiba di Moskow. Rusia telah memberi mereka (dia dan keluarganya) suaka atas dasar kemanusiaan," tulis Interfax, dikutip dari Al-Arabiya.

Kabar tersebut dikonfirmasi oleh Peskov.

Peskov mengatakan Assad telah diberi suaka di Rusia, dan mengatakan keputusan itu dibuat oleh Presiden Vladimir Putin.

Ia kemudian menjelaskan bahwa saat ini, Assad dan Putin belum bertemu dan tidak ada jadwal pertemuan resmi antara keduanya.

Sementara itu, kantor berita pemerintah Rusia, TASS melaporkan bahwa Rusia akan selalu mendukung penyelesaian atas krisis di Suriah.

"Rusia selalu mendukung penyelesaian politik atas krisis Suriah. Kami mendesak agar perundingan yang dimediasi PBB dilanjutkan," kata sumber Kremlin kepada kantor berita tersebut, dikutip dari Anadolu Ajansi.

Sebagai informasi, pasukan rezim Assad dan kelompok anti-rezim kembali bentrok pada 27 November 2024.

Bentrokan antara 2 kelompok ini terjadi di daerah pedesaan sebelah barat Aleppo, kota besar di Suriah utara.

Bentrokan ini terjadi selama 10 hari.

Di mana kelompok pemberontak melancarkan berbagai serangan hingga merebut kota-kota penting di Suriah.

Hingga puncaknya terjadi di hari Minggu di mana pemberontak yang didukung oleh unit-unit militer yang membelot, menyebabkan rezim Assad runtuh setelah perang saudara selama 13 tahun.

(Tribunnews.com/Farrah)

Artikel Lain Terkait  Konflik di Suriah

Editor: Bobby Wiratama

Tag:  #assad #dikabarkan #kabur #rusia #bagaimana #dampaknya #pada #strategi #militer #kremlin #suriah

KOMENTAR